11. Malaikat

91 9 0
                                    

Zefa menatap Nala dihadapannya dengan sangat menjengkelkan.

Lelaki itu,datang dengan tiba-tiba dan panik dengan tiba-tiba.Dan yang lebih mengagetkannya lagi,Nala malah membawa temannya yang sok keren itu?

"Iya Nal,gue baik-baik aja.Selow aja kali! Emangnya lo kenapa sih?khawatir ya sama gue???" ledek Zefa sambil berusaha menyenggol-nyenggol lengan Nala yang berada di sampingnya,tak lupa dengan cengiran jailnya.Sedangkan wajah Nala justru memerah semerah tomat,tapi sepertinya Zefa tidak mengetahuinya,dan sepertinya Felix yang justru mengetahuinya.

"Ekhemm!!...ada gue loh disini..." hampir saja Zefa melupai kalau di dalam UKS ini juga terdapat lelaki yang baginya sangat menyebalkan walau tidak semenyebalkan Aksa,lalu tatapan Zefa beralih kepada Felix yang berada di belakang Nala.Tapi Zefa malah menatap Felix dengan intens.

Zefa perhatikan...hmm....penampilan Felix,oke juga.Rambut yang acak-acakan,baju yang dikeluarkan dari celana dan...sedikit lecak,ditambah wajah khas Korea campur Indo nya itu justru membuat Felix terlihat sangat tampan dari yang biasanya.Dan harus Zefa akui...cukup cool sih...tapi tidak dengan sifatnya.

"Dan lo! Kenapa lo juga ngikut ada di sini?!"ucap Zefa dengan sedikit penekan.

Terlihat Felix yang mendengus pelan,lalu menelan salivanya dengan susah payah.Persis seperti orang yang sedang terciduk.

"Emangnya kenapa? Jangan bilang lo mau ngeledek gue dengan kata-kata 'khawatir' persis seperti yang lo bilang ke Nala."

"Dan sorry,sorry,aja! Tapi gue gak khawatir sama lo.Gue cuman temenin Nala aja tadi."Felix mengantungkan salah satu telapak tangannya di kantung celananya dan satu telapak tangannya lagi mengeluarkan ponsel di saku seragamnya,lalu mulai memainkan posel tersebut dengan sebelah tangannya.Sangat sok keren.

"Eh? Siapa yang bilang gue mau ngeledekin lo kayak gitu? Maaf,sepertinya masnya saja yang terlalu percaya diri."cibir Zefa sambil berusaha membakukan bahasanya.

Terdengar Nala yang berdecak mencibir,tetapi Felix tidak menggubrisnya.Entah karena sudah terlanjur malu atau pura-pura tidak mendengarnya.

Tak lama salah satu gadis yang tak lain adalah petugas PMR pun masuk ke dalam ruangan,lalu berusaha mengecek kondisi Zefa.Zefa mengenalinya,kalau itu adalah Kak Clara,kakak kelas 11.

"Apa kamu masih ngerasa pusing?" tanya Clara sambil memegangi kening Zefa yang sedang mencoba mengecek apakah keningnya panas atau tidak.

"Udah gak terlalu pusing sih Kak.."ucap Zefa seraya tersenyum simpul.

"Bagus deh,berarti istirahat kamu udah boleh beraktivitas lagi,tapi kamu saat ini tetap istirahat disini dulu ya..."

"...apa...guru yang mengisi jam pelajaran di kelas kalian udah di kasih tau kalo kamu lagi ada di UKS?"Zefa melirik sekilas Nala yang mengisyaratkan agar Nala segera memberi jawabannya.Tak lama Nala pun mengangguk singkat sebagai jawabannya.

"O-oh itu! Udah kok kak,temen-temen aku udah pada kasih tau guru-guru di kelas kalo aku lagi di UKS sekarang."Clara menghela nafas lega,lalu tersentum singkat.

"Bagus deh kalo gitu.Semoga kamu cepet sembuh ya! Oh iya!---aku harus pergi lagi sekarang,karena guru di kelas aku nyuruh aku ngambil buku di perpustakaan,jadi aku pergi dulu ya?"

"Iya gak papa kok Kak,sans aja...lagipula kondisi aku udah mendingan kok." seru Zefa sambil mengangguk-anggukan kepalanya,tak lupa dengan senyuman manisnya.

"Oke deh,aku pergi dulu ya.."

"Iya kak!" teriak Zefa saat melihat kepergian kakak kelasnya itu,lalu tak lama ia menghembuskan nafasnya perlahan seraya tersenyum.

"Kak Clara itu baik,cantik,berbakat dan perhatian.Pasti dia banyak yang suka."Nala yang berada di sampingnya justru terhenyak dengan perkataan Zefa.Bisa-bisanya Zefa langsung menyinpulkan sifat seseorang dengan hanya bertemu sekali?

"Dari mana lo tau? Belom tentu yang ada difikiran lo semua tentang dia itu benar."

"Iya sih,tebakan gue gak selamanya benar.Tapi emang bener kan?Kak Clara itu cantik dan baik.Walau gue tau,dibalik kelebihan seseorang pasti selalu ada kekurangannya..."

"....makanya gue sangat bersyukur sama diri gue sendiri.Iya-iya,gue tau diri gue gak secantik dan sebaik Kak Clara,tapi gue sangat beryukur karena gue yakin masih ada orang yang melebihi kekurangannya dari pada gue.Jadi...bukannya kita hidup untuk saling mensyukuri atas segala kelebihan dan kekurangan yang tuhan kasih ke kita kan?"ujar Zefa yang masih stay dengan sentumannya.Sedangkan Nala,tanpa Zefa ketahui,Nala tersenyum ke arahnya walau tipis.

Tapi sekarang Nala tahu,bahwa di dunia ini masih ada orang yang berhati tulus seperti Malaikat.Seseorang yang selalu bersyukur atas segala cobaan yang diberikan oleh tuhan,seseorang yang selalu tersenyum dan tidak mengeluh dengan pekerjaannya,seseorang yang selalu ceria setiap saatnya---padahal hidupnya sangat sulit lebih sulit dari dirinya,seseorang yang selalu menganggap orang lain sama,seseorang yang selalu baik kepada siapa pun,seseorang yang tidak pernah membenci siapa-pun,seseorang yang selalu percaya dengan semua orang.

Dan yang lebih penting,baru kali ini Nala tersenyum melihat ketulusan seseorang.






"Lo bener-bener malaikat Zef."

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang