"Alino? Jadi lo Lino?" Iqbal berjalan kearah mereka berdua.Bukan hanya Felix dan Sinta saja yang kaget,tapi seluruh teman-temannya yang sedang melakukan aktivitasnya masing-masing pun ikut kaget.Tumben sekali Iqbal ikut campur?
"Iya,gue Lino! Emang kenapa?! Mending lo gak usah ikut campur dulu,Bal,"sela Felix dengan cepat.Tapi Iqbal tak menggubris,cowok berkacamata bulat itu tetap berjalan kearahnya.
"Bun.....da?"
***
Zefa berjalan mengekori bundanya dari belakang.Kata bundanya ia akan dipertemukan dengan keluarganya yang asli.Jujur,Zefa sangat gemetara sedari tadi,dan juga sedikit penasaran siapa mereka? Bagaimana wajah orang tua aslinya? Dan apakah ia akan mempunyai saudara di keluarga barunya?
"Zef,itu mama sama papa kamu.Mereka udah nungguin kamu dari tadi kayaknya.Samperin gih." Fira tersenyum,lalu air matanya menetes tanpa disadari.Zefa semakin tidak rela melihat bundanya seperti itu dan ia juga sedih.
"Bun...bunda gak usah nangis gitu dong? Kayak mau perpisahan kemana aja...," Zefa mengelus pipi bundanya dengan halus,seraya mengusap air matanya.
"Nanti,kamu udah gak ada dirumah.Kamu bakalan tinggal sama mereka semua.Dan bunda merasa bersalah udah jahat sama kamu.Bunda nyesel banget! Bunda itu orang jahat!"maki Fira kepada diri sendiri.Zefa memegang kedua pundaknya.
"Bunda gak boleh ngomong gitu! Zefa udah maafin bunda kok! Lagipula Zefa bisa ketemu bunda lagi,bisa nginep dirumah lagi.Inget bunda,Zefa gak akan ngelupain bunda,"tukas Zefa seraya tersenyum hangat,lalu tak lama kakinya melangkah menghampiri sepasang suami istri tersebut dengan perlahan.Sontak wanita dan lelaki yang sudah setengah paruh baya itu menatapnya dengan kaget,lalu tak lama istri dari lelaki paruh baya tersebut tersenyum manis.Persis sekali seperti senyuman Zefa,bahkan wajahnya pun hampir sama.
"Zefa..." lirih wanita tersebut.Zefa semakin mengeluarkan tangisannya.Tak butuh waktu lama sanga ibunda pun memeluknya dengan hangat.Sedangkan suaminya mencium pucuk kepala Zefa.Mereka benar-benar merindukan anaknya.Anaknya yang telah lama hilang entah kemana.
Waktu itu saat Zefa masih berumur tiga tahun,ayah Zefa sempat mengajak Zefa dan salah satu anaknya pergi ke sebuah toko Es Krim,hanya untuk sekedar membuat senang anak-anaknya.Tapi pada saat itu,tak sengaja Arly-selaku ayah kandung Zefa lupa membawa uang untuk membeli Es Krim,jadi Arly mau tak mau harus meninggalkan kedua anaknya di toko Es Krim.Saat Arly kembali ke toko Es Krim tersebut,tidak ada satu pun tanda-tanda salah satu anaknya,disana hanya terdapat anak laki-lakinya.Tapi sayang saat Arly menanyakan dimana anak perempuannya itu,anak laki-lakinya malah menggeleng,tidak tahu.Pada tahun itu,Arly dan istrinya sudah mencari-cari anak perempuannya semampunya.Tapi kenyataannya lain,anaknya belum ketemu.Sampai saat itu keluarga mereka tidak pernah bertemu lagi dengan anak perempuannya,yang tak lain adalah Zefa.
Tapi tidak ada yang tahu kemudian hari kan? Hanya yang diatas lah yang pasti tahu semuanya.Seperti sekarang ini,Zefa malah dipertemukan oleh kedua orang tua kandungnya.
"Mama sama papa kangen banget sama kamu...abang kamu juga kangen sama kamu,"ungkap Nita,selaku mama kandung Zefa.
Zefa terdiam sejenak.Abang? Apakah ia juga mempunyai abang?-Seperti Leo?
"Abang?" Zefa melepaskan pelukannya dan bertanya dengan tatapan bingung.Sungguh,ia sangat lupa dengan abang kandungnya.Bagaimana tidak lupa? Mereka berpisah sudah lama sekali,wajar saja jika Zefa lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is... || COMPLETE✔
Roman pour Adolescents1 in Zefa ( Selasa, 7 April 2020). [Jangan lupa follow dulu sebelum baca] . . . "Kapan ya,gue bisa punya sahabat yang selalu ada buat gue,kayak orang-orang lain?"-Zefa . . . . Zefanya Rahel Rahmania.Cewek periang,konyol,dan tak tahu malu.Zefa terma...