36. Menginap

49 5 0
                                    

Cowok dengan rambut yang di blonde terlihat sedang memasuki rumahnya dengan santai.Dia juga meneguk gelas yang berada di meja ruang tamu,lalu tak lama dia kembali keluar rumahnya.Dia tercengang melihat temannya itu sudah tertidur lelap di bangku yang berada di teras rumahnya,padahal lima menit yang lalu temannya itu masih tertawa bersamanya di dalam mobil sunroof putih miliknya,tapi sekarang cewek itu sudah terlelap ke dalam mimpinya.

Daniel menghela nafas pasrah,Zefa-temannya itu seperti mempunyai beban hidup yang amat berat,sampai kabur dari rumahnya.Tapi melihat Zefa tertidur lelap seraya memejamkan matanya memberi kesan teduh dan nyaman di dalam diri Daniel.

"Daniel? Dia siapa?"Daniel tersentak kaget ketika mendapati bundanya yang sudah berada di sampingnya.

"Oh,dia sahabat aku bun,namanya Zefa.Oh iya bun,dia boleh gak nginep di rumah kita sebentar?" tanya Daniel to the point.Bundanya sangat tahu tipe Daniel,cowok itu sangat berbeda dengan yang lain,dia tak suka basa-basi seperti yang lain.Bundanya mengelus rambut Daniel,agak sedikit berjinjit supaya nyampai ke kepalanya.

"Iya gak papa.Emangnya kenapa dia sampai mau nginep di rumah kita?" Daniel terdiam,bingung harus menjelaskan bagaimana.Dia ingin menjelaskan tentang sahabatnya itu ke bundanya,tapi sejarang sepertinya bukan waktu yang tepat.

"Apa perlu aku bangunin dia dulu bun? Biar dia sendiri yang jelasin ke bunda?"Sinta-selaku bunda Daniel sontak menggeleng cepat.

"Gak usah kayaknya dia capek banget.Kalo gitu kamu pindahin dia ke kamar tamu aja." Daniel memilih mengangguk,lalu menggendong tubuh Zefa ala bridle style.

Sesampainya di kamar tamu,Daniel langsung memindahkan tubuh Zefa di kasur dengan perlahan agar Zefa tidak terbangun dari tidurnya.

"Zef,kayaknya hidup lo berat banget ya," oceh Daniel,telapak tangannya dengan ragu menyentuh pucuk kepala Zefa,lalu mengusapnya dengan gusar.

"Beruntung banget gue punya sahabat kayak lo."ujar Daniel bersungguh-sungguh seraya tersenyum tipis,lalu keluar dari kamar tamu,tenpat Zefa tertidur.

Sayup-sayup Zefa bisa mendengar ucapan Daniel tadi.Ia tertegun,lalu tersenyum tulus.Sebenarnya ia tidak sepenuhnya tertidur,bahkan ia juga menguping percakapan Daniel dengan bundanya tadi.

Enggak Niel.Seumur hidup gue,gue gak pernah ketemu orang sebaik lo,bahkan keluarga gue aja gak sampe kayak lo.Harusnya gue yang beruntung punya sahabat kayak lo Niel.

Even though it's just a friend, but it's okay, I won't ask for more, that's why I'm really lucky.

***

Zefa terbangun dari tidurnya.Ia melihat jam yang berada di kamar yang ia tempati itu,ternyata sekarang pukul 6 pagi.Pagi sekali ia bangun? Tumben.Zefa berjalan ke arah toilet yang berada di kamarnya.Zefa perhatikan,toiletnya lumayan besar,tidak terlalu kecil seperti di rumahnya,dan toiletnya juga bernuanasa tradisional ala Jepang-maklum,orang kaya bebas.Rumah mewah Daniel mengingatkan Zefa kepada rumahnya dahulu-dimana kondisi keluarganya yang masih "Baik-baik saja." atau bisa dibilang "harmonis",tapi tidak untuk sekarang.

Selepas mencuci muka dan buang air kecil disana,Zefa membuka pintu kamar.Bisa dilihat kolam berenang yang luas membentang langsung di depan kamarnya ini.Hanya satu kata yang cocok untuk pemandangan di rumah Daniel sekarang ini "indah".Disamping kolam berenang juga terdapat rerumputan.Zefa berkeliling-keliling sebentar,ternyata kamar tamu di rumah Daniel tepatnya berada di bagian belakang rumah dekat dengan kolam berenang dan taman.Oh iya,Zefa perhatikan rumah Daniel memang mempunyai gaya " tradisional Jepang",rumahnya juga di desain menjadi persis seperti rumah "Nobita" tokoh dari salah satu kartun Jepang di film kartun "Doraemon".Mungkin kedua orang tua Daniel sangat terispiransi dengan rumah Nobita.

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang