"I need you,please don't leave me."
.
.
.
.
Warning!(Recomend parah lagu I Need You Girl dari BTS! Yang punya lagunya wajib banget baca sambil denger musiknya.Kalo yang gak punya,yaudah santuy aja,nikmatin aja alurnya,oke?)
Cewek berambut panjang yang sengaja di cepol itu hanya bisa menunduk saat Elana,Cindy,dan Rahel melabraknya sekaligus mengejeknya di depan orang-orang yang beralu-lalang di SMA Angkasa.Entah kenapa mulutnya tak bisa menjawab atau pun membantah,kini mulutnya hanya tertutup rapat.Ini bukan seperti Zefa yang dulu saat SD maupun SMP,yang "banyak omong" atau ratunya "membantah" tidak,Zefa yang sekarang cenderung diam.Zefa melirik ke arah depan,lebih tepatnya ke arah pintu kelas,disana ia bisa melihat ada Nala yang sepertinya ingin menghampirinya,dan ia bisa menebak,pasti Nala akan memarahi Elana,Cindy,dan Rahel habis-habisan,tapi ternyata dugaannya salah,Nala justru berbalik ke kelas seperti semula.Zefa mengernyit heran.Kenapa Nala tidak membantunya?
"Woy Zefa!! Lo denger gak apa yang tadi Elana ngomong??!!" Zefa tersentak,lalu sontak menengok ke wajah Cindy hendak menjawab,tapi tiba-tiba seorang cowok berambut kecoklatan menaruh tangannya di pundaknya yang sontak membuat Zefa menengok melihat wajah sangat pelaku.Ternyata dia Daniel.
"Da-Daniel?" alih-alih bukan Zefa yang gugup,ini justru Cindy,dan Rahel,kalau Elana? Jangan tanya,cewek itu sudah diam seribu bahasa dengan mulut yang terbuka lebar,persis seperti orang "cengo".
"E-eh Zefa! Makasih ya buku MTK nya."Cindy mengalihkan pembicaraan,buru-buru mencari topik lain agar tidak ketahuan Daniel,kalau mereka bertiga sedang melabrak Zefa atau bahkan mengejeknya.
"Eh Zefa,Elana,Cindy,Rahel! Lagi pada ngapain?" ucap Daniel dengan sangat naif.
"Eh...-hai Daniel! Gue,Elana,sama Rahel cuman lagi ngobrol kok sama Zefa.Bener deh! Lo sendiri lagi apa?"Cindy mencoba berbohong kepada Daniel.Tapi ayolah-sesungguhnya Daniel hanya pura-pura naif saja! Tidak bermaksud benar-benar menanyakan pertanyaan seperti itu kepada Elana,Cindy,maupun Rahel.
"Oh...kalo gue tadi lagi di kelas,terus denger suara cempreng kayaknya asalnya dari sini.Sumpah ya,tuh suara bikin kuping gue sakit,udah cempreng! Berisik! Kata-katanya pedes lagi! Sampe gue ragu,tuh cewek apa tante-tante? Menganggu ketenangan gue aja! Ya gak Zef?"sindir Daniel bertubi-tubi.Zefa sontak berfikir sejenak harus megangguk atau tidak.Pokoknya ia harus segera membuang jauh-jauh fikiran takutnya.Dan akhirnya Zefa mengangguk mantap.
"Iya nih Niel,kayaknya tante-tante deh."tanpa diduga-duga Zefa menjawab perkataan Daniel dengan sangat santai.Sampai siswa-siswi SMA Angkasa yang menontonnya bersorak-sorai ikut menjatuhkan Elana,Cindy,dan Rahel.Untung saja Daniel datang,dan membuat suasana yang tadinya mengarah kepada Zefa jadi bertubi-tubi menghantam Elana,Cindy,dan Rahel sendiri.
"Urusan kita belom selesai!" Cindy menyahut,lalu ketiga cewek tersebut pergi berjalan entah mau kemana,yang jelas mereka bertiga sudah pasti malu menampakkan wajah mereka lagi disana.
Zefa mendengus lega,tak ia duga,Daniel menyelamatkannya dari serangan ketiga cewek paling heboh di sekolahnya itu.Ya...walaupun tak bisa Zefa pungkiri,hatinya merasa sakit dan kecewa.Ternyata benar kata Nala.Harusnya Zefa tidak terlalu dekat dengan Elana,Cindy,dan Rahel sejak pertama masuk SMA.
Apa sebegini resikonya ya?-Berteman dengan cowok populer di sekolah? Zefa sungguh tak habis fikir dengan semua ini.Hidup di SMA yang sangat ia damba-dambakan sejak dulu,bahkan ia sempat berfikir hidup di SMA pasti akan biasa-biasa saja seperti yang sebelumnya,tapi nyatanya? Di SMA justru lebih rumit dari segalanya.
Penampilan Zefa? Sudah sangat "oke" daripada yang sebelumnya,lantas apa lagi yang membuat orang-orang berniat jahat ingin membullynya? Sifat? Maaf,kalau itu sih,sifat Zefa memang sudah terkenal "blak-blakan" dari dulu-oke,kalau soal sifat Zefa akan mencoba merubahnya.Tapi-apa karena ia berteman dengan Daniel dan Nala? Cowok tampan yang sangat populer? Maka dari itu Elana,Cindy,dan Rahel membullynya? Entahlah.
Hidup itu emang rumit ya.
"Niel,makasih ya,lo udah bantuin gue.Sumpah,kalo gak ada lo,pasti tadi gue udah diem terus pas dilabrak sama El,Cindy,dan Rahel."Zefa kembali menunduk menatap lantai koridor berwarna putih bersih di sekolahnya dengan hikmat.Daniel sontak tertawa melihat tingkah lucu Zefa,ingin rasanya dia mencubit pipi Zefa,memainkannya.Tapi dia masih waras,tidak mungkin dia melakukan hal gila itu di depan umum? Nanti kalau ketahuan guru bagaimana? Maka dari itu,sebisa mungkin Daniel menahan rasa gemasnya.
"Iya sama-sama Zefaaa.Kan udah gue bilang,lo ada gue.Lo sahabat gue.Lo milik gue,dalam artian yang berbeda.Jadi bukan itu tugas sahabat?"
Akhirnya gue berhasil nemu orang sebaik dia ya Allah.
Wajah Zefa beralih menatap wajah Daniel dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Daniel,i need you,please don't leave me."Zefa tersenyum simpul,ia sudah tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya seperti apa.Yang ia butuhkan hanya cowok di hadapannya ini,cowok yang bisa selalu ada untuknya,yang bisa menerima apa adanya,bukan ada apanya.
"I won't Zef,i won't."
SMA Angkasa di depan kelas IPA X.4 jadi bukti dua insan yang saling pandang seraya mengucapkan kata perjanjian itu.Bukan hanya sekedar janji omong kosong yang mereka berdua lontarkan,tapi ini janji yang benar-benar tulus dari hati.Dan pasti akan selalu ditepati.Tak akan pernah mereka lupai.Atau mungkin sampai mereka mati.
Double up~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is... || COMPLETE✔
Roman pour Adolescents1 in Zefa ( Selasa, 7 April 2020). [Jangan lupa follow dulu sebelum baca] . . . "Kapan ya,gue bisa punya sahabat yang selalu ada buat gue,kayak orang-orang lain?"-Zefa . . . . Zefanya Rahel Rahmania.Cewek periang,konyol,dan tak tahu malu.Zefa terma...