63. Akhir

56 4 0
                                    

"Zlatan ya ampun!" Seorang wanita paruh baya menghampiri salah satu anak laki-lakinya yang saat itu nampak menundukkan kepalanya, disana juga terdapat seorang anak laki-laki lainnya, dan jangan lupakan Polisi yang sedang memarahinya habis-habisan.

Zlatan menoleh sejenak ke asal suara tersebut, lalu kembali menundukkan kepalanya. Rasanya dia sangat malu menatap wanita paruh baya itu (yang tak lain adalah mamanya sendiri). Bukan malu seperti anak-anak pada umumnya; yang ketika kedua orang tuanya mengantar anaknya ke sekolah, lalu anak tersebut malu. Bukan. Dia justru malu kepada dirinya sendiri. Sedangkan Lionil, seorang cowok berambut speaky itu justru melihat wanita paruh baya tersebut dengan senyuman yang merekah di wajahnya. Betapa beruntungnya Zlatan yang masih memiliki kedua orang tua lengkap? Serta teman-teman yang sangat setia kepadanya? Sedangkan dia? Dipenjara sekali pun tidak ada yang menengokinya. Catat. Hanya sekedar menengoki saja tidak mau sama sekali. Mungkin keluarganya malu?

"Saran gue lo jangan cuekin nyokap lo nanti. Kasihan nyokap lo,"bisik Lionil. Padahal Polisi yang dihadapan mereka sedang memarahinya. Namun tak lama Polisi itu berhenti ketika melihat seorang wanita yang sedang menghampirinya, kemudia sujut dihadapannya.

"Pak saya mohon jangan masukan anak saya ke penjara.. Anak saya tidak berniat bertengkar dengan temannya, saya yakin! Tapi tujuan anak saya hanya untuk menolong adiknya. Saya yakin itu pak!–Walau pun anak saya juga salah, tapi sekali lagi, saya sangat yakin dia tidak bermaksud begitu!"ucap wanita itu yang masih sujut dihadapan seorang Polisi yang sepertinya masih nampak berkepala dua.

Polisi tersebut menggaruk tengkuknya, bingung harus berbuat apa. Pasalnya, memang tadinya dia juga tidak akan menangkap Zlatan, hanya temannya saja, karena sebanarnya dia pun sudah di perintahkan oleh seseorang agar tidak menangkap Zlatan.

Zlatan mengusap surainya kasar. Perasaan marah dan terharu bercampur aduk difikirannya. Cowok itu bangkit, lalu menarik sebelah lengan mamanya, bermaksud agar berdiri seperti semula. Tapi mamanya tetap tidak mau. Sungguh, dia tidak sanggup melihat mamanya seperti itu.

"Pak saya mohon..! Saya janji akan berikan apa pun yang bapak inginkan!"pinta wanita tersebut, mulai nekat menawarkan segala hal.

"Bukan begitu bu, tapi.."ucapan Polisi itu terjeda ketika seorang pria paruh baya, dengan berpakaian kemeja biru hitam menghampirinya.

"Pak saya mohon bebaskan anak saya.."mohon pria tersebut, seraya mengelus pundak istrinya. Tak asing lagi bagi Zlatan, kalau itu pasti papanya. Papanya yang selama ini dia anggap selalu sibuk dengan pekerjaan, tapi melihat papanya yang ikut menolongnya..tak tahu kenapa Zlatan merasa bersalah telah menganggap papanya yang tidak-tidak.

"Sebenarnya saya.."

Seorang cowok berambut cepak, memasuki ruangan yang nampak menyedihkan itu. "Pak Harto, apa bapak tidak mengerti maksud saya?! Kenapa anda juga membawa dia  kemari?!"seru cowok tersebut dengan nada tegas, sembari menunjuk Zlatan.

Mereka semua kompak menoleh. Mama Zlatan, mau pun papa Zlatan jelas dibuat bingung. Pasalnya cowok itu jelas tak asing lagi bagi mereka, bahwa cowok itu adalah abang Zefa dahulu, yang kalau tidak salah bernama Leo. Sedangkan Polisi tersebut membungkukkan tubuhnya. "Maaf, pak. Saya sudah memberitahunya, tapi dia tetap keukeuh ingin di penjara seperti temannya,"balas Polisi tersebut.

Mama Zlatan tiba-tiba saja bangkit, kemudian menghampiri Leo. "kamu..?"ucapnya bertanya-tanya.

"Hehehe, iya tante, aku Leo, abang Zefa juga. Sebenarnya saya yang memanggil Polisi ke tengah-tengah antar tawuran anak SMA itu. Saya juga tau kalau Lionil menyekap Zefa di rumah tua bersama teman-tema segenknya," Cowok itu menundukkan tubuhnya.

Zlatan yang mendengar sontak menoleh. "Kalau begitu, kenapa lo gak kasih tau gue dari awal?!"tanyanya sakras.

"Karena saya sudah merencakan waktu yang tepat. Dan saya tidak gegabah. Lagipula bagaimana saya mau memberitahumu? Saya bahkan tidak punya nomormu,"balas Leo ada benarnya juga, kemudian tersenyum penuh arti.

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang