44.

38 5 0
                                    

Zlatan memberhentikan motornya ketika sampai didepan rumah bergaya Tradisional Jepang-lebih tepatnya seperti rumah Nobita dikartun Doraemon.Siapa lagi kalau bukan rumah Daniel?

Zefa segera turun dari motor,begitu juga Zlatan,secara bergantian.Zefa mengetuk pagar rumah yang menjulang tinggi itu.Tak lama,pagar tersebut terbuka,dan memperlihatkan seorang satpam muda yang bekerja dirumah Daniel.Tak butuh waktu lama,satpam tersebut memberikan jalan untuk Zefa dan Zlatan yang mengokorinya dari belakang.Zlatan takjub,baru kali ini ia seperti melihat rumah Nobita versi dunia asli.

Tepat saat Zefa mendekati pintu berwarna putih polos tersebut,Daniel yang berada dari dalam rumahnya,membuka pintu tersebut.Rambut yang basah,handuk yang tergantung dilehernya,ekspresi wajah yang kaget,merupakan ciri khas Daniel.

"Yo wassap broo!!" seru Daniel dengan ekspresi kaget,begitu juga Zlatan.Dua cowok itu pun bertos riya,sedangkan Zefa menatap mereka berdua,aneh.

"Loh,Zefa? Lo kok bisa bareng sama Zlatan? Bukannya tadi sama Aldo?" tanya Daniel terheran-heran.Zefa ingin menjawab.Tapi Zlatan sudah lebih dulu menjawabnya,"Iya,biasa ada kendala."

Daniel mengangguk mantap,lalu dia kembali bertanya,"Kendala apaan?"

"Biasa,anak Avrenaga,si Lionel c's." Daniel kembali mengangguk mantap.

Zefa bingung.Sejak kapan Zlatan dan Daniel akrab? Apa sebelumnya mereka berdua memang sudah berteman? Atau...bisa jadi bersahabat?

Ponsel Zefa bergetar dari dalam kantung celana,yang menandakan ada seseorang yang menelfonnya.Ya,begitulah,Zefa mengganti nada dering telefonnya,karena difikir-fikir lagi memakai ringstone sangatlah menganggu.Zefa mengambil ponselnya itu dan ternyata benar,ada seseorang yang menelfonnya,dan itu abangnya,Leo.Dengan malas seperti biasanya,Zefa terpaksa harus mengangkat.

"Halo?"Zefa sedikit berjalan menjauhkan dirinya dari Zlatan dan Daniel yang sedang asik mengobrol,ia takut kalau suara abangnya tidak terdengar jelas olehnya,karena ocehan Daniel dan Zlatan-ah! Lebih tepatnya ocehan heboh Daniel.

"De,bisa ketemuan sebentar? Dimana aja gue siap." Zefa berfikir sejenak.Ada apa "abangnya" itu memintanya untuk bertemuan? Sepenting apa urusan yang akan mereka bicarai disana? Pikirnya.

"De,please! Kali ini aja,gue mohon..." lirih Leo.

"Oke! Alamatnya gue kirim di WA dan gue akan tunggu di tempat itu.Kalo lo datengnya lama,gak usah hubungin gue lagi atau bahkan ngajak ketemuan lagi,"kata Zefa,lalu mematikan telfonnya secara sepihak, dan segera mengirim alamat tempat mereka bertemuan.

Setelah selesai,Zefa berbalik ke arah Daniel dan Zlatan yang masih asik mengobrol.

"Hmm...gue pergi sebentar dulu ya," ungkap Zefa seraya tersenyum kik-kuk.

"Mau kemana?"tanya Daniel dan Zlatan secara bersamaan yang membuat Zefa terkejut.

"Hehehe,barengan kita..."sahut Daniel manja,yang membuat Zlatan maupun Zefa bergidik geli.

"My brother said i will meet,just wait.Just calm down..." jawab Zefa,lalu pergi berlalu begitu saja.

Daniel dan Zlatan sama-sama menatap kepergian Zefa.Bedanya,Daniel menatapnya dengan ekspresi "cengo",sedangkan Zlatan menatapnya datar.Tak lama Daniel menengok ke Zlatan yang berada disampingnya.

"Gue sedih Zlat," sahut Daniel,yang membuat Zlatan mengeryit heran.

"Sedih ngapa lo?"

"Sedih,gak tau dia ngomong apa.."

"...."

***

Motor Vario warna coklat tiba di lingkungan taman.Seorang cowok yang menyetir motor tersebut lekas turun dari motornya dan menghampiri Zefa yang sedang duduk di bangku taman.

"Udah lama ya nunggunya? Sorry.." Cowok tersebut ikut duduk di samping Zefa.Zefa mendengus kesal,lalu menjaga jarak duduknya.

"Gak usah basa-basi,to the point aja lo mau ngomong apa?"tanyanya dengan eskpresi datar.

"De,lebih baik lo pulang..."lirih cowok tersebut,yang tak lain adalah Leo,"Abang" Zefa.

"Setelah lo semua khianatin gue.Gue disuruh balik ke rumah itu?-Ups,maksudnya 'neraka'?" Leo terdiam sejenak.Dia sangat rindu adiknya,perkataannya yang kemarin hanyalah khilaf semata.Jujur Leo juga menginginkan keluarga harmonisnya seperti dulu.

"Sorry,gue tau gue salah,gue tau bunda sama ayah juga salah,gue tau semuanya udah khianatin lo.Tapi please lo pulang ke rumah Zef,ayah sedih banget kalo lo kayak gini." Zefa terdiam cukup lama,terlihat menimbang-nimbang.Sebenarnya mau tak mau,ia harus tetap pulang ke rumah,karena menginap di rumah Daniel terus-menerus ia merasa kehadirannya sangat merepotkan keluarga Daniel,walau bunda Daniel selalu memperlakukannya dengan baik.Tapi tetap saja Zefa tidak enak!

"Zef,gue mohon..."

"Gue akan pertimbangin,"jawab Zefa,lalu pergi berlalu begitu saja meninggalkan abangnya sendirian di taman komplek dekat rumah Daniel.

"Inget Zef,rumah selalu terbuka buat lo 24 jam!!"teriak Leo,walau pun Zefa sudah berjalan pergi menjauh darinya.Ada rasa nyeri di hati Leo ketika adiknya berbuat seperti itu kepadanya.Abang mana yang tidak sedih jika diacuhkan seperti itu oleh adiknya? Ayolah,bagaimana pun juga Leo tetap menganggap Zefa adalah adiknya,mau dari segi apa pun.

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang