40. Menonton Film

45 5 0
                                    

Zefa berlarian menuju kamar Daniel.Ia ingin menghampiri cowok itu dan melihat ekspresinya apakah Daniel marah dengan dia atau tidak.

Memasuki kamar Daniel,Zefa langsung membuka pintu lemari yang berada diatas.Benar saja,Daniel sedang terbaring disana seraya memainkan ponselnya tapi dengan tubuh yang membelakanginya.

"Niel lo kenapa sih??"

1 detik...
2 detik...
3 detik...

"Gak papa." ucap Daniel datar,cowok itu sama sekali tidak menatap wajah Zefa dan malah asik bermain ponselnya.

"Yah Niel! Masa lo gitu doang ngambek sih??"Zefa menepuk-nepuk lengan Daniel yang membuat Daniel menengok ke arahnya,risih.

"Jangan ngambek laahh!!" Daniel tak menggubris,lalu kembali memainkan ponselnya.

"Ah elah! Lebay lo!"karena lelah membujuk Daniel,Zefa memilih mengambil salah satu buku Novel yang tertera rapih di rak buku.Ia mengambil buku yang bergenre horror.Daniel,cowok itu memang benar-benar aneh dan berbeda dari yang lain.Biasanya cowok-cowok lain tidak suka dengan masalah membaca buku,entah itu buku apa saja.Tapi Daniel? Dia malah mempunyai buku yang sangat banyak diraknya.Walau kebanyakan berisi buku Novel bergenre Aksi dan Horror.

"Kayaknya seru." gumam Zefa,lalu kembali menghampiri Daniel seraya membawa buku bergenre horror tersebut.

"Niel,gue pinjem ini ya!" Daniel sontak menengok ke arahnya,lalu merampas buku yang ada di tangan Zefa dengan cepat dari atas.

"Jangan,ini belum gue baca."

"Ih kan gue mau baca! Penasaran tau!"Zefa berdecak kesal,enggan menatap Daniel.Daniel menghela nafas,lalu turun dari lemarinya itu.

"Lo penasaran?"

"Iya!"

"Ikut gue." Daniel menarik tangan Zefa,membawanya ke luar kamar.Saat berada di ambang pintu Daniel berhenti dan Zefa juga sontak memberhentikan langkahnya.

"Ambil bantal gue."perintah Daniel.Bodohnya Zefa menurut,lalu mengambil satu bantal guling dan satu bantal kepala.

Oh iya,ngapain gue nurut ya? Karena nasi sudah menjadi bubur.Zefa menghembuskan nafasnya pasrah.Tak lama dari itu,Daniel kembali melangkah,dan menarik tangan Zefa menuju ke lantai bawah.

...

Disinilah mereka berdua,di ruang tamu Daniel yang sekaligus bisa dijadikan sebagai ruang tv maupun ruang keluarga.Disana Daniel mengambil sebuah kaset dari lemari kecil,ternyata itu adalah kaset film yang berjudul sama dengan yang Zefa baca di novel Daniel.

"Lo kalo punya kasetnya kenapa beli novelnya juga?"tanya Zefa penasaran.

"Iseng aja."jawab Daniel seraya menyetel kaset tersebut dan tak lama layar tv Daniel menampakkan film bergenre horror itu.Zefa bergidik ngeri.

"Emangnya lo suka horror Niel? Jujur,kalo gue sih takut."

"Gue juga takut.Makanya gue suruh lo bawa bantal." Zefa meneguk salivanya.Kalau begitu lantas buat apa Daniel mengajaknya menonton film bergenre horror itu? Kalau Daniel sendiri saja takut!

Diawal permulaan film,Zefa malah sudah bersiap-siap mencengkaram bantal gulig milik Daniel dan mendekapnya kuat-kuat.Kalau Daniel? Seperti lagaknya yang sok,mentang-mentang baru diawal permulaan film,cowok itu masih terlihat santai-santai saja dan menikmati alurnya.

"Lagak lo segede gaban Niel." cibir Zefa seraya mendorong tubuh Daniel hingga Daniel mencium lantai.

"Anjir lo Jul."

...

Di akhir-akhir film,yang mau menuju ending sebuah film,benar saja,Daniel sedari tadi menutupi seluruh wajahnya dengan bantal,karena saking tidak beraninya menonton film horror itu.Sedangkan Zefa? Cewek itu,ternyata justru kebalikannya,ia malahtidak takut,dan merasa tertantang dengan film tersebut.

"Niel,seru Niel! Lo harus liat!"ucap Zefa sembari menepuk-nepuk pundak Daniel,tapi pandangannya masih menuju layar tv.

"Gak mau jul...gue takut!" tolak Daniel dengan cepat seraya menepis tangan Zefa yang menepuk-nepuk pundaknya pelan.

"Ah lebay lo! Tadi ngajakin! Malah takut!"Daniel tak menggubris,dengan cepat dia mematikan tv nya karena saking takutnya.

"Yah Danieeel!! Lo gak seru banget sih! Udah ah gue males sama lo!!!"Zefa hendak pergi,mungkin ke kamarnya.Tapi secepat mungkin Daniel sudah menahan lengannya.

"Jangan Zef....disini aja ya,hehehe...temenin gue...Cerita-cerita deh!!" Zefa menghela nafas,lalu kbali duduk disamping Daniel semula.

"Bilang aja takut."

"Hehehe...cerita-cerita aja...curhat apa kek gitu.." benar juga! Ada satu kejadian yang ingin Zefa ceritakan ke Daniel!

"Oh iya Niel!"

"Apa-apa?"Daniel segera merubah posisinya menjadi face to face dengan Zefa,begitu juga Zefa.Tapi,entahlah,Zefa justru dibuat gugup olehnya,sebisa mungkin Zefa mengusir fikiran 'aneh'nya itu.

"Tadi nih ya,pas lo ngambek-"

"Gue gak ngambek Zef."

"Iya-iya bawel!-Tadi pas lo lagi di kamar,kan Iqbal numpang buang air kecil di toilet lo-nah terus gue ngeliat sebelum dia ke toilet,dia kayak nemuin foto gitu.Kayaknya itu foto lo yang tadi gue liat deh," Daniel terbelalak.Cowok itu baru teringat,alau tadi Daniel memang mengeluarkan foto bersama kedua abangnya itu dari bingkai foto,lalu dia berniat ingin menyimoannya di kamar,tapi kayaknya tanpa dia ketahui,foto itu jatuh saat menuju tangga.Apa mungkin Iqbal melihatnya?

"Yah! Terus sekarang foto gue dimana Zef??" Daniel kalang kabut,dia mengecek seluruh kantung di bajunya maupun di celananya.Tapi nihil,foto tersebut tidak ada sama sekali di kantungnya.

"Gue taruh di meja kamar lo tadi." Daniel mengusap wajahnya,lega.Untung saja Zefa langsung menaruh fotonya di mejanya.

"Terus nih ya Niel,dia kayak....keliatan bingung gitu deh!" Zefa terdiam cukup lama,sebelum akhirnya cewek dengan rambut terkepang dua itu melanjutkan ucapannya.

"Gue curiga,dia tau dimana abang lo itu.Maksud gue,mungkin dia gak asing sama foto lo itu.Dan gue curiganya.....dia abang lo Niel."ucap Zefa dengan bisikan di akhir kalimat.Iqbal terdiam cukup lama.

"Ah,itu mah asumsi lo aja kali Zef! Mana mungkin Iqbal abang gue! Kemungkinanannya cuman dua persen!" Zefa berdecih,memilih tak menggubris ucapan Daniel.

Diam-diam Daniel terlihat berfikir.Ucapan Zefa tadi membuat otak lambat Daniel berfikir keras.Apa mungkin Iqbal salah satu dari abangnya?

Acel,lo dimana?

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang