9. Ancaman

2.2K 150 13
                                    

Lagunya 😭😭😭😭😭
Britney Spears - From The Bottom of My broken Heart

"Sekali lagi, Selamat ya Dokter Natalya. Semoga kedepannya kita bisa bekerja sama satu ruangan."
Ucap Dokter Welmy sambil menjabat tangan Alya.

Alya dengan sepenuh hati menerima setiap jabatan tangan para dokter yang menyelamatinya karena untuk pertama kalinya ia sukses melakukan operasi sebagai dokter pendamping utama.
Operasi transplantasi hati pertama yang sukses Alya lakukan sebagai dokter magang akhir di RS.

Jadi malam ini, para dokter mengadakan rapat dan acara apresiasi untuk para magang akhir. Terutama Alya yang perkembangannya cukup pesat.

"Gak salah ya kamu anaknya Bapak CEO. Calon penerus yang menjanjikan." Seorang dokter senior yang sering dipanggil sebagai Profesor D alias Doughlas itu menepuk bahu Alya.

Alya mengangguk dan tersenyum berterima kasih karena baru kali ini dokter senior yang sangat disegani para dokter di RS ini, menemuinya langsung.

Setelah ruangan rapat ini kosong, Alya menatap seisi ruangan. Ia melihat meja mimbar dimana biasanya dipakai oleh para dokter senior untuk berbicara. Ia membayangkan dirinya yang berdiri disana dan berbicara layaknya sebagai dokter senior bagi para juniornya.

Alya tertawa. Hari ini, ia sangat bahagia.

-------

Alya berjalan disepanjang lorong. Biasanya sehabis jam prakteknya, ia akan mengunjungi ruangan papanya. Tapi, ia belum siap bertemu mamanya dan membicarakan hal berat saat ini.

Akhirnya, ia membalikkan badan untuk mengambil jalur lain. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Sean berjalan kearahnya.

"Kak Sean?"

Sean tersenyum. "Selamat buat operasinya."

Alya tersenyum senang diperhatikan seperti ini. "Thanks. Tau darimana?"

"Dokter Welmy."

Alya mengangguk. Ia kira, Sean tahu dari Tania seperti biasa.

"Kamu mau pulang?"
Tanya Sean melihat Alya yang membawa tas tanpa jas dokternya.

"Emm, ya."

"Kok gak keruangan papa kamu?"

"Mengenai itu, Kakak ada waktu sebentar? Aku mau bicara."

Sean melihat jam tangannya dan mengangguk. "Bisa. Dikantorku aja?"

Alya mengangguk dan mereka berjalan bersama menuju lift.

Sesampainya diruang kantor Sean, Alya duduk di sofa yang panjang sedangkan Sean duduk di sofa pendek disebelah kiri Alya. Setelah seorang sekretaris membawa air minum, Sean memulai pembicaraan.

"Kamu sudah bicara sama tante Ericka mengenai hal yang kau dengar?"

Alya menggeleng. "Sepertinya, Mama belum tahu. Kalo dia tahu aku ada didepan pintu waktu itu, pasti Mama ngejar kan?"

Sean mengangguk.

"Kak, apa itu berarti Tania juga korban seperti aku?"

Sean mengangguk. "Itulah kesulitan Kakak selama ini. Aku gak bisa ngelawan perintah Papa sebelum perusahaan diwariskan."

"Kesulitan?"

Sean menatap Alya. "Tania tidak tahu kalo Papanya punya istri kedua."

Alya menunduk. Tepatnya simpanan, apa aku anak diluar nikah? , batin Alya sedih.

STILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang