19. Kembali menjadi Seperti Dulu

2K 150 25
                                    

"AL!!! Buka pintunya, Al!!! Kakak tahu kamu denger Kakak."

Bukan lagi bell yang Sean pencet, tapi suara gedoran pintu yang Sean buatlah yang terdengar.

Alya memang langsung pulang ke Apartment, dan ia langsung mengganti password Apartmentnya sehingga Sean tidak bisa masuk.

Alya memang mendengar gedoran itu karena kini Alya sedang duduk di sofa sambil memeluk bantal dan menangisi penderitaannya.

Apa yang Sean lakukan hari ini, sangat memalukan dirinya dan juga menyakiti perasaannya.
Alya hanya butuh dukungan, tetapi Sean malah mengecewakannya seperti tadi.

Biarlah Sean membencinya.
Toh, memang sifatnya yang seperti ini dari dulu. Seharusnya, Sean ingat itu. Sean lebih mengenal dirinya dari siapapun. Kenapa Sean malah mengungkitnya didepan Tania?

Alya memang mencintai Sean. Sangat.
Hingga membuat Alya begitu sedih seperti hari ini dan memilih menghindari Sean.
Karena, Ia tidak mau Sean meninggalkannya. Tapi, di sisi lain ia kecewa juga pada Sean. Sedih akan pandangan Sean pada dirinya.

Alya mengacak-acak rambutnya lalu merebahkan dirinya dikasur merasa kesal dan frustasi.
Kenapa perasaannya serumit ini?

"Alya?!! Kakak bakal tunggu kamu buka pintu ini. Gak seharusnya kamu hindarin Kakak kaya gini, Al. Kakak juga butuh penjelasan dari kamu."

Suara Sean terdengar, tapi Alya belum mau menemui Sean. Jujur, ada rasa malu juga karena Alya tahu pasti Sean sudah menilainya sebagai cewek manja yang kekanakkan dan belum dewasa.

"Al, kamu kan udah janji gak bakal hindarin Kakak lagi."

Alya mendengus kesal. Kini Sean malah mengancamnya dengan kalimat itu.
Alya mengambil ponselnya dan mulai mengetik sesuatu untuk ia kirim pada pria itu.

"Al!!!"
Sean membuka ponselnya yang berdering tanda pesan masuk.

From : My Alya

Alya gak hindarin Kakak.
Alya mau tidur, capek. Kakak kan tahu Alya lagi butuh istirahat.
Kakak pulang aja. Besok Alya juga kerja.

Bye. Good night, Kak Sean.

Sean mengeraskan rahangnya saat membaca pesan dari Alya. Ia kembali menggedor pintu itu.

"AL!! Kalo kamu emang mau istirahat, buka dulu pintunya sebentar. Kakak mau liat kamu."
Teriak Sean, namun tak ada sahutan lagi.

Saat Sean hendak pergi meninggalkan tempat itu, suara bip dari pintu terdengar dan pintupun terbuka.

Sean melihat Alya yang muncul dari pintu dengan wajah lesu dan menunduk menatap kearah sepatunya.

"Thank God." Sean pun memeluk Alya dan mengecup kening gadis itu.

"Kakak gak suka kamu pergi gitu aja. Kan Kakak udah bilang, jangan hindarin Kakak." Ucap Sean dengan kesal.

Alya hanya diam saja dan membiarkan Sean mengecup keningnya. Terasa hangat. Dan Alya memang selalu menyukai ini. Dari dulu. Sejak kecil, Sean selalu mengecup keningnya ketika akan pergi.

Well, terdengar manja ya?
Itulah Alya.

"Kamu marah sama Kakak? Hmmm?" Tanya Sean sambil menatap Alya setelah melepas pelukannya.

"Enggak."

"Terus kok cuekin Kakak? Pasti marah karna hal tadi."

Alya diam.
Sean pun mengusap kepala Alya dengan sayang.

STILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang