Alya menghempaskan tubuhnya lelah ke atas kasur setelah sampai di kamar Sean.
Sudah seminggu ia tinggal di mansion Gordano ini bersama Sean sejak menginjakkan kaki di Indonesia.Mereka berdua sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bahkan, untuk berduaan saja hanya terjadi saat ditempat tidur saat malam hari.
Sean dan Alya selalu pulang diatas jam 9.
Mereka hanya bisa makan bersama saat sarapan pagi hari.
Saking sibuknya, Alya belum sempat memindahkan barang-barangnya di apartment ke rumah Sean. Ia belum punya waktu untuk mengatur semua itu.Malam ini, sepertinya Sean lebih dulu sampai rumah. Alya baru saja sampai rumah karena jam operasi malam hari. Sekarang sudah jam 10 lebih.
Dan menyetir sendiri setiap hari, membuat Alya yang kelelahan selalu tidur tanpa berganti pakaian.
"Sayang..."
Alya bisa merasakan kasur ranjangnya tergerak karena Sean yang naik dan mendekat kearah dimana ia sedang tengkurap.
Ada bau sabun tercium. Sepertinya, pria itu baru saja mandi.
Alya tidak menjawab. Ia merasakan tangan Sean menyentuh bokongnya yang berbalut jeans tebal. Namun, sentuhan itu sanggup membuatnya merinding.Lalu, tangan Sean berjalan naik ke pinggangnya, lalu memeluknya dari belakang. Tanpa mengubah posisinya.
Sean malah mencerukkan wajahnya ke leher belakang Alya.
"Kakak! Alya belum mandi." Rengek Alya kesal.
Sejak tiba di Indonesia, setiap malam Sean selalu seperti ini saat ia hendak terlelap tidur.Alya tahu jika Sean sedang menginginkan haknya. Tapi sekarang tubuhnya begitu remuk, dan ia sangat lelah.
Sean hanya menggeram dilehernya membuat Alya merasa geli karena getaran yang ditimbulkan dari geraman suara Sean.
"Kakak, Alya capek banget hari ini. 2 operasi. Alya ngantuk banget."
Ucap Alya.Tiba-tiba, Sean menjauhkan dirinya dari Alya.
"Yaudah, kamu tidur aja."Sean berbalik dan membelakangi tubuh Alya sambil menaikkan selimutnya hingga menutupi kepalanya.
Alya berbalik sambil merasa kasihan pada Sean.
Bukannya ia tidak mau.
Pertama, ia sangat kelelahan.
Ia tidak mau malah ketiduran saat sedang bergumul.
Kedua, Alya baru melakukannya sekali. Dan bayangan rasa sakit saat itu sejujurnya masih membuatnya sedikit takut. Jika sedang bergairah, Sean akan lupa segalanya.
Waktu itu bahkan, Sean tidak mendengar dirinya yang sudah kesakitan dan kelelahan. Sean baru menyadarinya saat ia sudah mendapatkan pelepasannya.Maka dari itu, Alya harus menyiapkan diri dan mentalnya kembali. Alya hanya butuh sedikit waktu lagi.
Alya berbalik dan menggeser badannya mendekat ke arah Sean sambil masuk ke dalam selimut pria itu.
Tangan kanannya memeluk perut Sean dan bibirnya mengecup punggung telanjang Sean.
Well, kebiasaan baru yang ia tahu jika Sean lebih suka tidur tanpa mengenakan baju. Terutama, jika sedang bergairah, sih."Maaf." Ucap Alya, sambil memejamkan matanya.
Kali ini, matanya tidak bisa diajak kompromi lagi. Tanpa bisa menunggu lagi, Alya mulai terlelap dalam tidurnya.
--------
Alya menguncir rambutnya naik ke atas.
Ia berjalan menuju dapur dan melihat Sila menghampirinya."Nyonya, selamat pagi."
"Sudah dibilang panggil nama atau nona!" Kesal Alya membuat Sila mengangguk minta maaf. Kenapa? Karena, Alya juga sekarang memanggil Sila dengan nama. Katanya, biar akrab. Itu permintaan Sila juga sih. Biar sama dengan Sean katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL
RomanceFollow Author dan kasih Voment ya, kalau berkenan. Hehhee - - - Natalya Robberts, gadis imut yang biasa dipanggil Alya ini selalu dimanja seluruh keluarga sejak kecil. Tak memiliki saudara kandung alias semata wayang, mungkin itulah yang membuatnya...