30. Takut

2.3K 141 24
                                    

Alya menepikan mobilnya saat ia dipertengahan jalan akan ke RSJ.
Menjatuhkan kepalanya ke stir kemudi untuk menyudahi tangisnya selama perjalanan tadi.

Ia merasa jika ia akan sia-sia menemui Mamanya yang bahkan tidak akan bisa diajak bicara.
Alya membenci situasinya kini.
Alya ingin mengetahui semua dan membereskan ini secepatnya.

Jawaban antara benar atau tidaknya jika Mamanya adalah pelaku, harus ia cari. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa ada yang menjebak keluarganya?

Sejenak ia berpikir jika ini ulah Tante Donita. Tapi, wanita itu sedang mendekam di penjara. Atau Tania?
Mungkin Tania memang sudah mengibarkan bendera permusuhan padanya sejak perbincangan terakhir mereka. Tapi, Alya berpikir jika Tania adalah orang yang cerdas. Ia tidak akan mau mengotori tangannya dengan hal seperti ini.
Lagipula, Tania adalah dokter yang selalu stand by di RS. Alya sering melihat keberadaan wanita itu di area RS.

Dengan putus asa, ia menyambar ponselnya dan mencoba menelpon satu-satunya nomor tak dikenal yang pernah menghubunginya.

"Hello, beautiful!"

Suara itu...
Seakan Alya merasa familiar dengan suara itu.

Lalu, terdengar suara gemerisik. Dan, kembali terdengar helaan napas.

"Siapa kau sebenarnya? Apa yang kau lakukan? Kau pikir kau tahu segalanya tentang keluargaku? Kau mau hancurkan keluargaku?"

Terdengar gelak tawa di sebrang sana.

"Terlalu terlambat untuk bertanya. Kau harus tahu, kalau aku bukanlah orang yang sabar. Harusnya, kau mencariku. Bukan malah menikah dengan pria kaya demi mencari perlindungan."

Mata Alya melotot kaget.
Bagaimana dia bisa tahu?

"Kau memata-mataiku?"

"Aku selalu tahu semuanya. Permainan ini, mulai terasa seru. Kau suka kado pernikahan dariku?"

"Jerk! Apa yang kau lakukan? Bisa-bisanya kau melibatkan ibuku!"

"Melibatkan? Kau pikir aku menyeret ibumu tanpa alasan? Harusnya kau tanyai dia. Ah, tapi dia kan sudah gila. Bagaimana bisa dia menjawab pertanyaanmu saat mendengar saja tidak bisa."

Rahang Alya mengeras. Bisa-bisanya, orang itu mengata-ngatai Mamanya.

"Kau pikir aku percaya pada permainanmu, hah? Lihat saja! Aku tidak akan tinggal diam." Ancam Alya.

Namun, hanya tawa yang terdengar dari sana.

"Baiklah. Aku tunggu reaksimu saat melihat ini."

Klik.

Alya mengkerutkan keningnya saat sambungan itu terputus.
Lalu, sebuah pesan muncul di layar ponselnya.

From : 0811237***

Disaat seperti ini, bahkan suamimu malah menemui saudara tirimu. Bukankah seharusnya ia mencarimu? Kira-kira, apa yang sedang mereka bicarakan?
Hanya ingin memberi tahu, mereka itu sempat begitu dekat saat kuliah. Suamimu bahkan begitu menghormati saudara tirimu hingga tidak bisa menolak keberadaannya.

Alya melihat sebuah foto yang dikirimkan.
Dimana ia melihat Sean duduk di sofa disebuah ruangan bersama Tania! Mereka seperti disebuah lobby entah dimana.
Mereka terlihat hanya berdua. Dan foto itu seperti diambil diam-diam.

Mendadak, Alya kesal akan apa yang diperbuat Sean saat ini.
Bagaimana bisa? Apa Sean tidak mempedulikan masalah ini?
Ah, atau pria tidak dikenal ini mencoba menipunya dan menghancurkan pernikahannya?

STILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang