15. I can do Anything with You

2.4K 144 13
                                    

Alya meregangkan tubuhnya dan menarik kedua tangannya keatas kepala. Ia menguap terbangun dari tidurnya yang terasa pulas.

Baru kali ini ia tertidur dengan begitu nyenyak dan merasa aman.

Ia menyipitkan kedua matanya saat melihat gordyn-nya sudah terbuka membuat sinar matahari pagi yang cerah masuk ke dalam kamarnya.

"Jam 9?"

Well, benar-benar tidur yang berkualitas.

Dengan cepat, Alya menyibakkan selimutnya dan menuju kamar mandi untuk membasuh diri.

Setelah mandi dan berpakaian, Alya keluar kamar mandi dengan rambut yang masih setengah basah. Karena ini hari weekend, Alya akan berdiam diri dirumah. Ia bisa bersantai berselonjoran kaki ke atas meja sambil menonton tv atau film kesukaannya.

Saat ia membuka pintu kamarnya, matanya terbelalak kaget mendapati aroma masakan yang memiliki khas ini. Nasi goreng?

Satu nama yang ada dipikirannya. Sean?
Apa Sean disini semalaman?
Alya pikir pria itu pulang tadi malam.

Dengan langkah tergesa-gesa, ia menuju dapur dan terhenti dimeja bar kala melihat pria itu sedang duduk di kursi mini bar dengan secangkir kopi digelasnya sambil mencoba sibuk dengan tabletnya.

Bahkan, pakaian pria itu masih sama seperti kemarin. Kemeja putih tergulung hingga siku dengan celana bahan hitamnya.

Alya melihat sepiring nasi goreng bersama segelas air putih terletak di samping kopinya.

"K-Kak Sean?"

Sean menoleh lalu senyum merekah diwajah tampan itu. Sialan! Alya malah terpana dengan senyum itu.

"Udah bangun? Sini, sarapan." Ajak Sean sambil menepuk kursi disampingnya.

Dengan langkah pelan, Alya mendekat dan duduk di kursi itu.
"Kakak gak pulang semalem?"

Sean menaruh tabletnya ke atas meja dan menyesap kopinya sebelum menjawab pertanyaan Alya.

"Mobil Kakak kan ditinggal ditempat kemarin kita ketemu."

Alya mengangguk. "Maaf, semalam langsung tidur."

"Gapapa. Yang penting kamu bertingkah manis seperti itu didepan Kakak aja ya." Ucap Sean sambil mengelus pipi Alya dengan pelan.

Sean memegang kening Alya dan tersenyum. "Udah gak anget lagi. Kakak kira kamu bakalan sakit."

"Enggak kok, Alya kayanya cuma kecapean aja kemarin."
Jawab Alya.

"Yaudah, kamu sarapan dulu, Kakak mau pinjem kamar mandi ya." Tambah Sean.

Alya mengangguk dan membiarkan Sean berjalan kearah kamarnya untuk membersihkan diri.

Well, Alya sangat senang diperlakukan manis seperti itu oleh Sean lagi. Rasanya, seperti mimpi saja.

Alya merasa Sean-nya telah kembali dan Alya bersyukur.
Dan ingat, Alya bukanlah tipikal wanita yang mudah mengalah. Alya cenderung mempertahankan apa yang ia telah miliki atau apa yang ia inginkan. Usahanya untuk tetap berharap pada Sean, kini terbayar.

Dan ia mengingat perkataan Sean, jika ia tidak perlu mengkhawatirkan pertunangan itu.

Alya mengangguk.
Ya! Ia akan membiarkan Sean mengurusnya.
Yang harus ia pikirkan sekarang adalah karirnya dan rumah sakit ROB yang harus ia pertahankan sejak Papanya meninggal. Juga saat ini ia harus mulai mencari keberadaan Mamanya.

Ah ya, Alya berjalan keruang tamu dimana tasnya tergeletak diatas meja begitu saja. Ia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Mamanya sambil menghabiskan nasi gorengnya.

STILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang