1. Alya yang merindukan Sean

9.5K 222 6
                                    

"Alya!!!"
Mama Alya berteriak memanggil sang putri semata wayangnya untuk makan siang.

"Ga mau!!!"
Yang dipanggilpun malah masuk ke dalam selimut, menggulung diri di kasurnya.

"Alya, kalau gak makan kamu nanti sakit. Mau gak jadi liburan sabtu?"
Sang ibu masuk kedalam kamar sambil membawa nampan.

"Aku gak mau, ma. Terserah kalau gak mau liburan sama aku lagi. Aku dikamar aja.". Suara sang putri terdengar serak dari dalam selimut.

"Kamu menangis?"

"Mama gak peka!"

Sang ibu tersenyum. Anaknya ini memang sangat manja. Ia tahu anaknya kecewa karena tidak jadi dibelikan tas sekolah incarannya. Alhasil, tas itu ludes habis terjual tanpa tersisa.

"Jangan nangis dong. Nanti mama ajak beli tas mode yang lain deh."

Sang anak membuka selimutnya kasar, namun wajahnya sudah terlihat sembab.
"Aku udah incar tas sekolah itu karena modelnya sangat girly. Harusnya, mama kasih aja uangnya ke aku biar aku beli sama kak Sean!"

"Iya, iya. Mama kan udah minta maaf dari tadi. Mama lupa dan gak kepikiran, karena dari kemarin ada rapat penting."

"Selalu begitu! Entah mama, entah papa, pasti alasannya rapat. Alya bosan!"

"Alya gak boleh begitu. Perusahaan sama Alya itu sama-sama penting. Tapi, Alya tetep nomor satu bagi mama papa. Hanya saja, keadaan perusahaan lagi sedikit ada masalah. Maafin mama ya.."
Sang ibu mengelus pundak anaknya meminta pengertian.

Alya malah menangis.
"Tapi aku jadi gak punya tas itu, maaaaa..."

"Eeiiii, kan bisa beli yang lain. Mungkin bulan depan ada keluaran terbaru lagi."

"Okeh. Aku makan bulan depan aja kalau gitu." Ucap Alya sambil kembali tidur dan menaikkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Mama Alya hanya bisa memijat pelipisnya lelah.
Ia bingung jika menghadapi anaknya yang sangat keras kepala terhadap kemauannya.

Akhirnya, ia mengalah.
Daripada ia ikut emosi, mending ia menenangkan diri dulu. Mungkin, jika lapar, Alya akan memakan makanannya sendiri.

Akhirnya, Mama Alya meninggalkan makanannya diatas nakas dan keluar dari kamar buah hatinya itu.

Setelah turun dari tangga, ia memutuskan menelpon seseorang yang selama ini selalu dituruti oleh Alya.

Siapa lagi kalau bukan anak sahabat suaminya? Sean.

"Halo tante."

"Halo Sean, kamu pulang sekolah jam berapa?"

"Jam 5 kayanya. Soalnya sore ada praktek. Kenapa tante?"

"Maaf tante ganggu. Tapi, biasalah, kesayanganmu itu.."

"Alya? Kenapa tante?"

"Dia marah sama tante karena tante lupa belikan dia tas incarannya. Alhasil, dia nolak untuk makan."

Terdengar tawaan geli dari sebrang sana membuat Mama Alya menghembuskan napas lega. Setidaknya, ia tahu ada satu orang yang benar-benar menyayangi Alya dan mampu mengendalikan anaknya itu.

"Baiklah, Tante. Tante tenang aja, aku pulang praktek langsung ke rumah."

"Maaf ya, repotin kamu. Habisnya, tante bingung harus gimana lagi. Dia cuman nurut sama kamu."

STILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang