38. After 'The Day'

1.5K 131 33
                                    

"Dokter Alya!"

Langkahnya terhenti ketika suara teriakan Dokter Ryan memanggil namanya memenuhi isi ruangan.

Banyak pasang mata yang terkejut menyadari kehadiran Alya. Dan mereka memasang wajah yang tidak bisa Alya tebak.

Alya pun membalas lambaian tangan dokter Ryan lalu berjalan mendekat ke meja kontrol rawat inap seperti kegiatan rutinnya. Disana ada dokter Ryan dan para suster yang sering ia temui.

"H-hai, semua. Selamat pagi." Sapa Alya kikuk.

Sang kepala suster memberi jadwal absen kunjung pasien pada Alya seperti biasa. Alya menerimanya.

Saat hendak mengisinya, Alya merasakan ada keanehan dari tingkah mereka.
Alya tahu pasti penyebabnya adalah hari besar kemarin. Dirinya memang tidak datang jadi ia tidak tahu bagaimana respon mereka.

Alya menaikkan pandangannya menatap mereka dengan dahi berkerut. "Ada apa?"

Semua mata yang memandang dirinya pun membuang arah.

"Hhmmm.. Dokter Alya, k-kami baru tahu kalau dokter Alya adalah istri Pak Sean Gordano." Sang kepala suster itu menunduk.

Inilah yang tidak ia suka.
Satu sudut pandang dimana mereka menjadi sungkan padanya. Tapi, ini lebih baik dari pada hujatan yang mungkin akan ia terima kedepannya.

Alya menghembuskan napasnya kasar. "Maaf, pasti kalian semua kaget mendengar berita itu."

"Bukan kaget lagi! Semua karyawan sangat shock apalagi saat Pak Direktur bilang kalau Dokter Alya sedang mengandung!" Histeris Ryan membuat semua ikut mengangguk dan semua tatapan beralih pada perut Alya.

Alya merapatkan jas putihnya tidak enak. Ia sedang mengenakan dress selutut yang bagian pinggangnya berumbai, sehingga tidak menonjolkan bagian perutnya yang sudah berbentuk.

"Kami ikut senang, Dokter." Ucap salah satu suster dengan senyuman.

Alya terkejut melihat wajah mereka terlihat senang dan menerima dirinya.
"Terima kasih. Dan maaf karena menyembunyikan ini semua dari kalian. Bukan tanpa alasan aku menyembunyikan ini, tapi karena permintaan keluarga Gordano karena sempat merebaknya kabar pertunangannya bersama Tania."

Alya enggan menyebut nama Sean didepan mereka. Karena, ia tidak mau merasa diatas angin karena kedudukan suaminya.

Wajah mereka pun berubah. Namun, tak ada yang berbicara lagi.

"Sebenarnya, kami sempat berpikir begitu. Bukankah dokter Tania yang bertunangan dengan Pak Sean? Tapi, banyak dari kami yang percaya semua yang terjadi adalah yang terbaik." Ucap sang Kepala suster dengan bijak.

"Terima kasih untuk dukungannya. Tadinya, aku sempat takut jika dari kalian semua tak ada yang menerima kabar ini. Tentang dokter Tania, mereka putus hubungan baik-baik."
Ucap Alya, ia tidak ingin membahas tentang Tania sama sekali.

"Jadi, itu alasan dokter Alya tidak hadir kemarin?" Tanya dokter Ryan mencairkan suasana.

"Hhmmmm, sepertinya begitu." Jawab Alya pelan.

Mereka pun tertawa ringan.

"Tidak perlu sungkan. Kami memang tidak tahu apa yang terjadi, tapi selama semuanya berjalan dengan baik tak ada yang perlu di khawatirkan." Ucap Ryan yang disetujui para tim medis lainnya.

Alya bersyukur. Para rekan kerja terdekatnya yang bekerja hampir tiap hari dengannya itu menerima statusnya apa adanya. Semoga ini menjadi langkah baik untuk ke depannya.

---------

Alya mengetuk pintu kamar itu, lalu membuka knopnya. Ia tersenyum melihat gadis itu sedang memakan apelnya sambil menonton tv.

STILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang