"Huhhh.. Haahh.."
Alya menarik dan menghembuskan napasnya mencoba menetralkan perasaannya dan rasa keram di perutnya yang semakin menjadi.Tidak!
Ia harus jadi lebih kuat.
Mungkin, ia memang harus menerima kejahatan Sean di masa lalunya.
Meski Alya masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi Alya sudah tahu garis besarnya dari Adriel.Adriel pergi tanpa mengatakan apapun. Dengan tatapan itu, Alya mengerti semuanya.
Alya hanya kecewa pada Sean karena tidak pernah memberitahu hal besar seperti ini.
Apalagi, Adriel sampai merasa tersakiti sampai saat ini. Itu bukan hal yang mudah.Dan disaat ini, Sean harusnya sudah mengerti.
Terlebih, Alya pernah mengalami hal buruk dan Sean-lah orang yang membantunya dan selalu ada untuknya.Kenapa Sean menutupi semua ini?
Kenapa Sean tidak mencoba menyelesaikan hal ini?"Alya??!! Kamu kenapa?"
Alya mendongak mendapati Mommy Sean yang berteriak memanggilnya dari lantai bawah. Ia sendiri sedang membungkuk kelelahan dilantai atas dengan tangan kirinya menyangga besi tangga.
Mommy Sean sedikit berlari menaiki anak tangga panik menghampiri Alya.
Disaat yang bersamaan, Sean yang baru bangun dari istirahatnya keluar dari kamarnya dan mendengar teriakan Mommy-nya.Matanya menoleh kearah Alya yang sedang membungkuk sambil memejamkan kedua matanya.
"AL?!"
Sean berlari dan langsung memapah bahu Alya agar berjalan ke kamarnya."Alya? Sean, Alya kenapa?" Tanya Mommy panik sambil ikut menyentuh peluh di dahi Alya.
"Aku gak tahu, Mom. Aku baru keluar dari kamar."
Sean mengeraskan rahangnya emosi. Ia melihat wajah Alya memucat terlihat juga dari kedua bibir itu yang kering.
"Are you okay?" Tanya Sean pada Alya lagi.
Alya hanya mengkerutkan dahinya membasahi bibirnya. Lalu, satu tarikan napas sesak terdengar. Sean tahu, keram Alya mulai kambuh. Apa yang membuatnya seperti ini?
Sean menyentuh perut Alya berharap sakitnya Alya berkurang. Tetapi, sekarang berbeda. Alya masih meringis dan itu tidak berhasil."Kita bawa ke kamar aja, Sean." Perintah Nyonya Gordano.
Sean mengangguk.
Ia bingung karena Alya hanya menunduk sejak tadi tanpa mau melihat kearahnya.Dan belum sempat sampai pintu kamar, Alya sudah runtuh ke lantai.
Sean yang tidak siap itu pun terkejut setengah mati.
Ia menjadikan kakinya penyangga tubuh Alya sebelum menyentuh lantai lalu ia terjatuh dengan Alya diatas tubuhnya.Teriakan spontan Mommy Sean membuat para penghuni rumah keluar dan melihat apa yang terjadi.
Sean melihat sudut mata Alya yang terpejam itu.
Itu...
Apa Alya menangis?----------
Alya terbangun dengan sakit di perutnya dan kali ini bertambah di kepalanya yang pusing.
Membayangkan kembali mimpi buruknya bahwa Sean dan Adriel memiliki masa lalu yang tidak ia inginkan.Alya menangis sambil tetap melihat langit-langit kamarnya. Ia tidak bergerak sedikitpun dari posisi tidurnya.
Ia takut jika ia akan terlalu kecewa dengan Sean.
Ia takut jika ia tidak bisa menerima apa yang telah Sean perbuat.
Bukan karena ia tidak mencintai Sean.
Justru karena ia terlalu mencintai seorang Sean, makanya ia takut jika kenyataan Sean ternyata seorang pria brengsek yang selama ini ia puja.
Jika di pikir-pikir, ia memang tidak tahu apapun tentang Sean.Yang ia tahu adalah Sean yang dulu pernah meninggalkannya dan sekarang kembali padanya atas dasar cinta yang timbul dari kebencian.
Masihkah bisa ia mempercayai Sean-nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL
RomanceFollow Author dan kasih Voment ya, kalau berkenan. Hehhee - - - Natalya Robberts, gadis imut yang biasa dipanggil Alya ini selalu dimanja seluruh keluarga sejak kecil. Tak memiliki saudara kandung alias semata wayang, mungkin itulah yang membuatnya...