14. Heaven's Word

2.3K 164 21
                                    

"I just wanna marry You"
Sean

"Memang itu siapa, Al? Alya? Alya???"
Sean menatap ponselnya dengan kesal karena gadis itu tiba-tiba menutup telponnya.

Setelah bertemu dengan ayahnya dan merasa lelah dengan segalanya, saat ini ia ingin melihat wajah Alya.
Hari ini, sejak ia menginjakkan kakinya di Jakarta, ia belum juga bertemu dengan Alya sesuai dengan janjinya tempo hari.

Rahangnya bergemeletuk saat ia menyadari jika sekarang sudah terlalu malam untuk seorang gadis jalan keluar bersama seorang pria.

Dengan wajah kesalnya, ia memutuskan untuk menelpon Willy.
"Wil?"

"What the hell?! Baru saja tubuhku menyentuh kasur dan kau sudah mengganggu?"

"So sorry about that, but i need your help."
Ucap Sean, ia sedikit merasa bersalah karena mengganggu jam malam seseorang.

"Bantuan? Malam-malam begini? Are you drunk?"

"Noo! Aku hanya ingin tahu posisi Alya sekarang. Mungkin anak buahmu masih ada yang mengikutinya."

"Aku akan mengirimkan link gps anak buahku yang pasti masih bersamanya. Mereka berjaga dengan shift berganti."

"Oke, thanks. Aku butuh sekarang."

Klik.
Tak lama, sebuah pesan masuk dan ia mulai memacu mobil merci hitamnya membelah kota Jakarta.

--------

Sean menepikan mobilnya kala melihat mobil jazz putih yang ia kenal terparkir dipinggir jalan. Karena parkir yang penuh, hal itu membuat Sean harus memarkirkan mobilnya sedikit lebih jauh dari blok ruko yang dimana terdapat mobil Alya.

Setelah ia sampai, ia bingung apakah Alya ada di ruko sanggar tari itu atau hanya sekedar memarkir mobil disana. Sean belum juga menyebrang karena jalanan yang masih ramai.

Saat ia sedang sibuk berpikir, Sean melihat sebuah taksi berhenti dan ia melihat segala interaksi Alya dengan seorang pria yang tidak ia kenal.

Mereka terlihat akrab dan apa itu?
Wajah mereka terlalu dekat!
Sean tidak bisa melihatnya dengan jelas karena posisi Alya yang membelakangi. Namun dilihat dari posisi itu, kemungkinan pria itu mencium pipi Alya?

Lalu, Alya memeluk pria yang merentangkan tangan padanya itu!
Sialan!
Sejak kapan Alya dekat dengan pria?

Seingatnya, hanya dirinyalah pria yang disukai dan dipuja Alya. Alya sangat bermanja padanya. Tidak pernah ada pria yang bisa mendekati Alya yang sifatnya super duper menyebalkan manjanya jika mereka tidak mengenal Alya dengan dekat.

Pria itu masuk kedalam dan saat Sean menyebrang.
Amarah dan emosi Sean tercampur aduk dengan rasa cemburu yang membara. Entah kenapa, Sean tidak menyukai interaksi itu.

Ia bahkan masih bisa melihat senyum menghiasi wajah Alya saat gadis itu berjalan kearah mobilnya dan hendak membuka pintu kemudi.

Alya tidak pernah tersenyum seperti itu lagi padanya.
Sean mendorong pintu itu kembali dan menarik pinggang gadis itu lalu mencium bibir cantik milik Alya.

Bukan!
Dia tidak mau membuang kesempatannya kali ini!
Sean menarik tengkuk leher Alya dan memperdalam ciumannya menjadi lumatan yang menuntut. Sean ingin menyalurkan perasaan cemburunya pada Alya dan memberitahunya lewat ciuman ini.

Sean tidak bisa mengungkapkan semuanya dengan kata-kata. Hanya dengan ini! Dan ia berharap Alya-nya mengerti.

"What the fuck!!!"
Alya merutuk setelah mendorong tubuh Sean dengan kasar.

STILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang