Alya mengkerutkan dahinya saat mobil yang ia tumpangi tadi berlalu begitu saja setelah ia turun.
Ponselnya telah disita oleh sang supir dan ia tidak memegang apapun selain tas kecilnya yang hanya berisi dompet.
Ia memperhatikan sekitar.
Di ujung blok dinding ini Alya melihat ukiran gambar sayap hitam besar dengan tulisan Devils seperti tato yang waktu itu pernah dilihatnya.Alya pikir pasti tempat ini adalah markas pria itu.
Tidak!
Jika ia terlalu lama disini, ia tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Pria itu bisa saja melukai dirinya.Saat Alya akan melangkahkan kakinya keluar dari area itu, segerombolan pria berpakaian serba hitam ketat berjalan kearahnya dengan santai.
Oh tidak!
Refleks, kaki Alya melangkah mundur hingga punggungnya menyentuh tembok berukir itu.
"Siapa kalian?"
Salah satu dari mereka terkekeh. "Salam kenal, Alya."
Alya mengkerutkan dahinya saat pria itu menyebutkan namanya. Siapa dia?
Alya tidak mengenalinya.Lalu, wajah pria itu berubah menjadi serius dan mengangkat jemarinya memberi tanda pada beberapa anak buahnya yang berada di belakangnya.
"Bawa dia." Perintahnya.Alya yang mendengar itu pun segera berlari menjauh dari mereka. Tapi sepertinya tidak akan semudah itu karena mereka otomatis mengejarnya.
Alya berlari sekuat tenaga menelusuri jalanan layaknya gudang yang hanya dihalangi tembok tinggi di kedua sisinya.
Berbagai macam kardus dan kayu menghalangi jalannya yang terlihat begitu berantakan. Bahkan Alya tidak tahu kemana jalanan ini membawanya. Yang ia tahu, ia harus lari dari mereka.
Alya mulai merasakan lelah berlari.
Jalanan itu pun ternyata buntu!
Alya melihat balok kayu sepanjang satu meter yang tebal tergeletak di atas portal berduri yang menjadi penghalangnya keluar dari tempat ini.Ia mengambilnya, lalu dengan cepat ia menunduk. Tangan pria yang hendak memukul bagian kepalanya pun melesat.
Alya mundur beberapa langkah dan mulai memasang kuda-kudanya. Meski napasnya terengah-engah dan dadanya terasa sesak, Alya mencoba kuat. Ia teringat dengan kandungannya.
Alya tahu bayi di perutnya pasti akan kuat. Mungkin, ia memang harus mendoktrin dirinya sendiri agar kekuatan dalam dirinya muncul.
Saat salah satu dari mereka mendekat, Alya mulai mengayunkan kayu balok itu dan memberikan mereka beberapa pukulan dan tendangan.
Alya bertahan dengan mengeluarkan segala macam teknik bela dirinya demi kesempatan kabur saat ini.
Sepertinya, mereka tidaklah sejago tampang mereka. Alya sudah melumpuhkan setengah dari mereka. Namun, kali ini Alya mulai sempoyongan.
Salah satu pria mendekat dan menangkis serangannya lalu menampar wajahnya dengan beringas hingga Alya terjatuh ke aspal.
Pandangan Alya sempat memutih karena kerasnya tamparan itu.
Alya menyentuh sudut bibirnya yang sudah mengeluarkan darah. Rasa pipinya pun sangat perih dan kebas. Asin air ludahnya menambah kesadarannya bahwa ia sudah tidak kuat. Tenaganya sudah terkuras cukup banyak.Mata Alya menangkap sepasang kaki berjalan kearahnya yang masih terjatuh menyamping. Lalu, sebelah kaki itu terangkat hendak menendangnya.
Dengan cekatan, Alya meringkuk untuk melindungi perutnya. Alhasil, lututnya lah yang menjadi korban antukan sepatu kasar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL
RomanceFollow Author dan kasih Voment ya, kalau berkenan. Hehhee - - - Natalya Robberts, gadis imut yang biasa dipanggil Alya ini selalu dimanja seluruh keluarga sejak kecil. Tak memiliki saudara kandung alias semata wayang, mungkin itulah yang membuatnya...