Kedua pilihan itu sama sama buruknya.Ansell mengusap wajahnya dengan kasar Ia bingung harus melakukan apa.
"Ansell kamu nggak punya waktu banyak."
"Oke kalau itu yang bikin keluarga aku selamat."Ansell lalu mengambil pisau di dapur villa dan mulai munuju ruang bawah tanah.Ansell menelan salivanya dengan susah payah.Haruskah?Ansell mengacak rambutnya kesal.Ia lalu perlahan membuaka pintu ruang menyeramkan itu dan Ia memekik kaget dengan apa yang Ia lihat saat ini.
Ansell lalu berlari masuk ke dalam Ia mengabaikan tengkorak tengkorak yang berserakan di sekitarnya.Sulit dicerna oleh nalar namun apa yang terjadi memang nyata.Ansell tidak menemukan siapa siapa lalu ada sebuah pintu yang bertuliskan life or die dengan darah.Tanpa pikir panjang Ansell membuka pintu itu dan menemukan mereka semua sedang terikat di lantai.Sangat mengenaskan.Saat Ansell menghampiri mereka dan mencoba menyadarkan mereka satu per satu Ansell justru mendengar suara tawa yang menyebalkan di telinganya.
Ia menoleh ke belakang dan menampilkan pemilik villa bernama Johnny itu yang menatap tajam ke arahnya bibirnya terangkat membentuk senyum miring.
"Akhirnya kamu datang juga,selamat bergabung."
"Lepasin mereka semua,apa mau Anda?"
"Mau Saya kalian semua mati seperti tulang tulang yang berserakan disana.Cuma itu mau saya.Saya suka mengoleksi tulang tulang manusia."
"Dasar gila,"desis Ansell namun terdengar di telinga pemilik villa.
"Kamu sebenarnya sudah sadar sejak lama."Pemilik villa itu menghampiri Ansell."tapi kamu terlalu bodoh untuk memahami ini semua."
"Maksud anda apa?!"
"Jelas ini bukan villa,ini tempat pembantaian.Kamu sudah merasakan hal yang tidak beres disini bukan selama menginap di villa ini?kamu juga sering melihat saya berbicara sendiri bukan?"
Ansell mengangguk.
"Satu fakta yang saya ketahui.Anda gila."
"Ya saya memang gila."Pemilik villa itu tersenyum mengerikan."dan kamu semua akan menjadi santapan saya."Ansell melotot Ia gemetar.Ia mundur perlahan bersiap mengeluarkan pisau dari sakunya.Namun pemilik villa itu menendang perutnya membuat pisau di tangannya terlepas."jangan coba coba lari dari Saya kamu."
"Kak Ansell!"seru Aldrich.Ansell lalu menoleh ke belakang.Hanya Aldrich yang sudah sadar.Cowok itu lalu berdiri menghampiri Aldrich.
"Kamu nggak papa?"tanya Ansell.
"Nggak pa--kak nunduk!!"
Ansell menunduk saat pemilik villa itu hendak melayangkan tongkat ke kepalanya.Ansell menatap ngeri pemilik villa lalu Ia menarik nafas dan membuangnya.IA TIDAK MEMILIKI SENJATA SAMA SEKALI,INI NAMANYA KALAH SEBELUM BERTARUNG.
"Kak pisau."Aldrich menunjuk pisau yang tergeletak tidak jauh dari Ansell dengan dagu.Ansell langsung mengambilnya.
Sekarang waktunya untuk mempertaruhkan hidup dan mati.Ansell mengangkat pisaunya setinggi langit dan menatap tajam pemilik villa.
"Astagfirullah."Ansell terkejut,membuat nyalinya menjadi ciut saat pemilik villa itu menendang salah satu barang membuatnya terpental kemana mana.Ansell tidak boleh lemah harus kuat.Ia lalu mendongak mencoba tidak takut saat pemilik villa itu mengirim tatapan menusuknya.
Ansell lalu melayangkan pisaunya ke pemilik villa dan pemilik villa itu berhasil menghindar membuat Ansell geram.
Pemilik villa itu melemparkan semacam suriken namun Ansell berhasil menghindarinya.Ansell menghela napas untung saja.Ia lalu maju dua langkah,pemilik vila itu menghunuskan pisau yang tajamnya berkali kali lipat dari pisau biasa ke perut Ansell namun Ansell segeran melindungi perutnya dengan balok kayu.Lagi lagi Ansell selamat Ia langsung melayangkan balok kayu yang dipegangnya kepada pemilik villa membuat orang itu terjatuh.
Ia hendak menghunuskan pisau namun berkali kali gagal dan sekarang pemilik villa itu yang duduk di perutnya,Ia mengangkat pisaunya tinggi tinggi Ansell memejamkan matanya namun belum sempat pisau itu menghunusnya pemilik villa itu sudah tergeletak tidak berdaya
Jangan lupakan Adrian dan Adit yang sekarang berdiri dengan mata merah menyala.
****
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Around Us
Mistério / SuspenseMereka yang tak terlihat akan selalu ada menghantui mereka. [My annoying boyfriend but make it horror]