Chapter 2

51 5 0
                                        

"Rumah kamu besar ya,"ucap Aira sambil menatap bangunan rumah yang idah bak istana."nggak kayak rumahku yang kecil."

"Kamu bisa main ke rumahku kapan pun kamu mau,"jawab Arthur."oh iya Aira,kamu bisa pulang sendirian?"

Aira tersenyum miring.

"Bisa.Buruan masuk.Orang tua kamu pasti nyariin kamu."

"Makasih Aira,besok aku akan datang ke rumah sakit lagi.Buat nemuin kamu."

Arthur melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam rumah.Rumahnya ramai semua anggota keluarga berkumpul di ruang keluarga.Adit yang sedang bertengkar dengan Salsa menatap Arthur begitu pula yang lain.

Salsa menghampiri Arthur ia berjongkok di depannya.Salsa meraba wajah Arthur memastikan bahwa Arthur baik baik saja.Arthur tersenyum menatap ibundanya.Ia mengatakan bahwa ia baik baik saja dan meminta maaf karena membuat semua orang panik.

"Kamu kemana aja Ar?"

Arthur diam.Bingung harus menjawab apa.

"Main pa,"sangkal Arthur.

"Tapi kan bisa habis pulang sekolah.Kamu tau nggak mama kamu itu hampir aja hubungin polisi."Adit menatap Salsa.

"Maaf semuanya."

"Arthur lain kali jangan gitu lagi."Ansell mengajak Adiknya itu masuk ke dalam kamarnya.Ansell benar benar panik.Sebagai kakak tertua ia harus memastikan bahwa adiknya harus baik baik saja.Saat ia baru pulang sekolah ia terkejut saat mendengar bahwa Arthur hilang dan ia tidak masuk sekolah hari ini.

Arthur duduk di tepi ranjang sedangkan Ansell duduk di sofa kecil di kamar Arthur.Arthur mandi terlebih dahulu.Seperti biasa Ansell harus memastikan bahwa Arthur tidak memiliki masalah atau Arthur memiliki rahasia yang disembunyikan darinya.

Arthur berganti pakaian rambutnya basah.Badannya wangi,ia langsung duduk di depan kakaknya bersila di karpet.Siap menerima omelan kakaknya.

"Kamu dari mana aja?"

"Main kak."

"Iya tau tapi main dimana."

Arthur kembali diam.Kamar Arthur lenggang sejenak.Ansell menatap Arthur siapa tau Arthur mau berbohong kepadanya.

"Di taman kak."

"Sama siapa?"

"Sama temen."

"Temen siapa?"

"Aira,"jawab Arthur yakin.Ansell menyuruh Arthur duduk di pangkuannya.Ia menghela napas.

"Kamu harus inget,lain kali jangan sampai bikin kawatir semua saudara kamu apalagi mama.Kamu kan tau mama kalau kawatir gimana.Besok kalau mau main bilang sama kak Ansell.Kak Ansell bakalan nganter kamu.Dan jagain kamu.Kamu ngerti?"

Arthur mengangguk.Barulah setelah itu Ansell pergi.Arthur mengunci pintu kamarnya.Ia lalu duduk di tepi ranjang.Arthur mengambil ponselnya lalu mulai mendengarkan lagu kesukaannya.

Bosan Arthur membaringkan tubuhnya ke kasur.Ia senang hari ini.Ia bermain dengan Aira.Aira satu satunya teman yang paling menyenangkan di dunia.Bahkan melebihi saudara saudaranya.Arthur menyalakan televisi.Ia lalu mendengar suara ketukan di pintu balkonnya.Ia menatap pintu balkon.Mungkin hanya perasaannya.Siapa yang berani mengetuk pintu balkonnya?tidak ada seorang pun yang bisa memnajat balkon kamar Arthur.

Arthur mengalihkan pandangannya kembali ke televisi.Ia tertawa lalu ia mendengar suara ketukan itu lagi dan Arthur memutuskan untuk mengeceknya.Arthur lupa bahwa ia mengunci pintu balkonnya.Ia mencari di laci lemari dan menemukannya.Ia segera membukanya namun saat ia membuka pintu balkon tidak ada siapa siapa disana.Arthur merinding.Ia lalu memutuskan untuk mengunci kembali pintu balkonnya.

Arthur berjalan ke ranjangnya dan duduk di tepi.Hanya suara televisi yang terdengar.Arthur menatap pintu balkonnya lamat lamat lalu ia mendengar suara ketukan pintu kali ini lebih keras membuat Arthur terlonjak kaget.

Arthur memberanikan diri untuk menghampiri pintu balkon dan membukanya.Terdengar suara klik.Pintu balkon terbuka menampilkan sosok gadis kecil yang berdiri dengan senyuman yang mengembang sempurna.

"Hai,"sapanya ramah mampu membuat jantung Arthur berdegup kencang,

****

Tbc.

Jangan lupa voment.

Ghost Around UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang