Ansel buru buru mencari tempat untuk bersembunyi.Ia lalu menarik tangan Alice dan Al untuk bersembunyi di bawah meja.Pintu terbuka dan munculah seorang Pria berwajah sangar,iya pemilik villa.Pemilik villa itu membawa tongkat kayu yang sangat besar.
Pemilik villa menyapu seluruh ruangan.Lemari usang yang sangat menyeramkan itu terbuka.Membuat si pemilik villa memicingkan matanya.Siapa yang berani masuk ke rumahnya?Ia mendengar jeritan itu namun Ia tak menemukan siapa siapa.Apakah penyusup itu sudah pergi?
Pemilik villa itu menutup kembali lemari menyeramkan itu.Ia mencari kunci gembok.Ia menemukan kunci itu di lantai yang jadi masalahnya sekarang jika pemilik villa itu memungut kunci itu pasti Ansel,Al,dan Alice akan ketahuan karena posisi mereka sangat dekat dengan kunci yang tidak sengaja terjatuh.Ansel mengusap wajahnya dengan kasar.
Tepat saat pemilik villa itu hendak memungut kunci suara benda terjatuh membuat pemilik villa itu menoleh ke arah belakang dan langsung menuju ke sumber suara.Ansel,Al dan Alice menghela napas.
"Itu tadi apa kak?"tanya Al.
"Nggak tau semoga aja Adrian dan yang lain nggak ketahuan,"jawab Alice.
"Kita harus pergi."
Ansel berdiri Ia lalu mengecek keadaan luar,sepi.
"Tapi gimana Kak Adrian sama yang lain?"
"Kalau kita tetep disini justru malah bikin masalah baru kita harus keluar.Adrian pasti bisa keluar dari sini."
"Tapi Kak kita nggak boleh ninggalin mereka.Kita masuk bareng keluar juga bareng,"celetuk Al.
Ansel menghela napas.Ia lalu mengangguk dan memilih untuk mencari Adrian.Mereka bertiga mengendap ngendap.Rumah pemilik villa sangat gelap mereka jadi sulit untuk menemukan jalan apalagi rumahnya yang sangat besar.Ansel juga tidak mungkin memakai senter.Sama saja cari mati namanya.
***
*Adrian POV*
Gue,Adriana,Aldric sama Ara naik ke lantai atas.Kita udah bagi tugas.Kak Ansel di lantai satu gue di lantai dua.Agak serem emang.Nyali gue mendadak ciut.tapi gue gak boleh kelihatan penakut bisa diledekin abis abisan gue.
Gue langsung sembunyi pas denger suara suara.Padahal gak ada apa apa,Adriana langsung jitak kepala gue.
"Lo takut ya?kalo takut pulang aja sana,"ejek Adriana.
"Si-siapa yang takut?"
"Badan doang yang gede tapi penakut,"celetuk Aldrich.Dia langsung tos high five sama kembaran toa masjid, Adriana.
"Diem lu."Gue ngedengus kesel.
Adriana lalu narik gue ke belakang sekarang Dia yang mimpin.Bisa gak jalan jalan kalo gue yang di depan,gue mendadak bingung pas lihat banyak ruangan di lantai dua.
"Wah yang mana dulu nih yang kita masukin?"tanya Adriana.
"Gak tau gue juga bingung,"jawab gue polos.
"Ah lo gak ada guna banget sih."Adriana ngedengus.
"Gimana kalau kita mulai dari yang pojok aja Kak?"saran Ara.
"Oke kita mulai dari pojok sana."Adrian nunjuk ruangan yang menurut gue serem banget kaya di pilem pilem.Oke jangan takut jangan nangis jangan ngompol.Gue harus kuat.Adriana mulai buka pintu tapi pintunya ke kunci."nggak bisa ruangannya ke kunci."
"Kita coba yang lain,"ujar gue.
Gue lalu buka ruangan yang lain tapi kekunci juga.Akhirnya kita berempat coba buat buka pintu satu satu.Dan cuma satu ruangan yang nggak kekunci.Kita masuk ke ruangan itu.Pertama yang gue lihat cuma kamar tidur dan bunga disekelilingnya.Gue mendadak takut.Image cool gue ilang dalam sekejap.
"Kita mencar cari sesuatu yang sekirannya penting banget."
Adrian,Aldrich dan Ara ngangguk lalu dengan cepet geledah ruangan ini.Udah gue cari tapi gak nemuin apa apa.Gue ngehela napas capek akhirnya gue milih buat duduk dan lihatin tiga adik gue yang sibuk nyari sesuatu yang penting.Biarin lah mereka kan gak tau kalau gue lagi capek.
"Ketemu!"Adriana berseru.Aldrich Ara ngedeket ke Adriana gue juga.Sebuah map,pas Adriana buka itu kaya kartu keluarga gitu.Karena mision imposible udah tuntas akhirnya kita keluar dari ruangan dan bertepatan dengan itu gue denger suara teriakan.
"AAAAAAA..........!"
"Itu bukannya suara...?"
"Apa jangan jangan Kak Ansel ketahuan?"
"Kita harus ngalihin perhatian pemilik villa sekarang,"ucap gue.
"Ngalihin gimana?"tanya Adriana.
"Kita pecahin barang biar pemilik villa kesini.Ara takut kalau Kak Ansel ketahuan,"saran Ara yang lagi lagi bikin gue ngacungin jempol.
"Oke gue yang jatuhin vas bunga ini dari atas.Kalian bisa pergi,"ucap gue final.
"Tapi lo gimana kak?"tanya Aldrich.
"Gue mah gampang tinggal lari aja."
"Oke hati hati."Adriana nepuk bahu gue terus turun ke bawah.Sekarang gue sendirian disini.1..2...3
PYARRRRR
****
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Around Us
Misteri / ThrillerMereka yang tak terlihat akan selalu ada menghantui mereka. [My annoying boyfriend but make it horror]