Prolog

1.9K 61 2
                                    

Hai nama aku Freya Mauryin Senja kalian bisa panggil aku 'Senja' . Umur ku 20 tahun, aku tinggal bersama Bik Airin. Bik Airin sudah ku anggap seperti ibuku sendiri karena dia sudah mengurus ku sejak usia ku umur 1 bulan karena memang dulu orang tua ku sibuk bekerja.

Aku saat ini tinggal berdua bersama Bik Airin karena memang saat umur ku 15 tahun Bunda sudah meninggal karena sakit. Dulu selagi Bunda masih ada keluarga ku bisa di bilang keluarga yang harmonis dan juga berkecukupan, aku juga dulu Home Schooling karena ada alasan yang nanti bakal aku sebutin.

Semenjak Bunda meninggal entah kenapa Ayah jadi berubah, dia sering tidak pulang ke rumah bahkan sering mabuk-mabukan dan juga terkadang dia suka membawa wanita bayaran ke rumah. Aku sedih melihat keluarga ku yang hancur seperti ini setelah kepergian Bunda bahkan sampai usaha yang di rintis oleh Ayah dan Bunda menjadi bangkrut karena ulah Ayah sendiri.

Ayah benar-benar terlihat kacau setelah kepergian Bunda, sempat terbesit di benakku ingin mengakhiri semuanya ini. Namun, Bik Airin selalu berhasil mencegah dan memberikan nasihat kepada ku.

Bik Airin memang wanita yang baik setelah Bunda ku, dia bahkan masih ingin menjaga dan merawat ku walaupun dia tidak di gaji. Alasannya, hanya satu karena dia sudah menganggap ku seperti anaknya sendiri.

Bik Airin memang tinggal sendiri, suaminya yang menikah lagi entah kemana dan juga anak nya yang usianya sama seperti ku meninggal saat usianya 5 tahun. Ayah juga sekarang ninggalin aku dan Bik Airin, dia pergi entah kemana semenjak bisnis keluarga kami bangkrut. Aku hanya mendapatkan kabarnya melalui uang kirimannya tiap bulan tanpa pernah berbicara dengannya sudah hampir 4 tahun lamanya.

Kalian penasaran kan kenapa dulu aku Home Schooling itu karena aku adalah seorang Tuna wicara, iya aku tuna wicara sejak lahir, aku memiliki kelainan di pita suara ku yang membuat ku tidak bisa berbicara seperti anak normal lainnya hingga saat ini.

Dulu sewaktu Bunda masih ada aku suka di bawa ke dokter-dokter spesialis yang terkenal untuk di periksa, tetapi kebanyakan mereka menyarankan aku untuk melakukan operasi. Bahkan, ada salah satu dokter yang mengatakan apabila aku melakukan operasi maka kemungkinannya kecil untuk aku bisa hidup. Itulah kenapa Bunda tidak ingin melakukan operasi untukku dan membiarkan ku seperti ini sehingga dia hanya menyuruhku untuk melakukan Home Schooling dia tidak ingin jika nanti aku bersekolah di luar aku akan mendapatkan Bullyan dari orang-orang.

Kalian tau gak jika aku memiliki arti nama yang sangat indah, kata Bunda Freya itu berarti nama Dewi kecantikan, sedangkan 'Senja' di ambil dari keindahan alam semesta ciptaan Tuhan. 'Senja' bagi ku mempunyai warna yang sangat indah saat di lihat langsung dan juga memiliki makna yang dalam bagiku.

'Senja' itu merupakan bentuk suatu keindah Tuhan yang di ciptakan untuk di pandang, 'Senja' merupakan matahari terbenam yang di mana malam akan tiba dengan keindahan cahaya bintangnya. 'Senja' juga memberikan makna bagi seseorang yang akan selalu merindukan kehadirannya walaupun menunggu dengan waktu yang lama, dia juga dapat memberi kehangatan bagi orang-orang yang tengah merindukan seseorang yang di sayangi dan mampu memberikan kenangan yang indah untuk di kenang.

Setiap sore aku selalu pergi ke taman dekat rumah ku untuk melihat 'Senja' dan mengabadikannya sendiri menggunakan mata ku. Entah lah bagiku saat aku melihat 'Senja' seakan rinduku kepada Bunda bisa terbalaskan. Hanya sekedar melihat selesai dari itu aku akan pulang ke rumah, kata Bunda namaku di ambil karena Bunda juga sangat menyukai 'Senja'.

Dengan memberi namaku seperti itu Bunda berharap diri ku bisa menjadi 'Senja' yang memiliki ke-indahan, kecantikan layaknya seperti 'Dewi Freya' dan selalu bersinar dengan pesona yang tidak dimiliki oleh orang lain, mampu memberikan kebahagiaan dan keindahan bagi setiap orang yang dekat dengan ku.

Semalam Ayah menghubungi Bik Airin menggunakan nomor yang berbeda dari yang biasa ia pakai, sepertinya asing. Dia menyuruh kami untuk pindah dari sana karena dia sudah menjual rumah yang selama ini menyimpan banyak kenangan bersama Bunda, berat memang namun apa boleh buat aku tidak bisa egois karena memang uang nya untuk membayar hutang Ayah ku.

Jadi malam ini aku dan Bik Airin mengemaskan semua barang-barang yang akan kami bawa. Aku juga membawa foto-foto ku bersama Bunda karena hanya itulah yang aku punya jika aku merindukannya aku bisa melihat foto-foto itu.

Malam ini ku pandangi seisi rumah ini, aku juga pergi ke dalam kamar Bunda dan melihatnya. Bahkan aku juga pergi ke ruang piano di mana dulu Bunda sering sekali memainkannya untuk kami namun sekarang aku harus meninggalkan piano itu, mungkin orang lain di posisi ku akan menangis saat ini. Tetapi.... entah lah aku tak bisa menangis, walaupun aku ingin mungkin karena air mata ku lelah untuk keluar membuat dia tidak ingin keluar.

Setelah puas melihat-lihat untuk mengenang semuanya, aku kembali lagi ke kamar dan melihat Bik Airin sudah terlelap tidur lalu aku menyusul untuk ikut tidur karena memang penerbangan besok pagi jadi aku harus tidur jangan sampai kesiangan.

' Maafin Senja ya Bun, maaf gak bisa menjaga semuanya dan maaf meninggalkan Bunda'

Hallo semuanya, aku kembali lagi dengan karya kedua ku 👏👏👏

Gimana prolog nya? Suka gak? Kalo suka nanti jangan lupa beri vote nya ya biar aku bisa lanjut update nya.
Aku berharap cerita kali ini banyak yang suka dan ngedukung.
Terimakasih sebelumnya 🙏🙏
Happy reading guys, Annyeong 👋

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang