Chapter 43

231 15 0
                                    

"Kenapa kau membentak Senja" ucap Dares saat dia memasuki ruangan milik Jocelyne.

Sedangkan gadis tersebut hanya diam saja dalam duduknya dan fokus pada sebuah kertas di tangannya.

"Cel....aku berbicara dengan mu. Kenapa kau membentak Senja"

"Kenapa... apa kau akan memarihi ku juga?"

"Huh... aku tidak akan memarahi mu karena memang aku tidak bisa marah. Tapi seharusnya kau bisa menahan emosi mu mengingat keadaan Senja yang seperti itu"

Jocelyne masih saja diam tidak menghiraukan ucapan Dares.

"Cel aku tahu kau sangat kesal saat ini, tapi setidaknya penuhi semua permintaan Senja kau harus melakukan semua ini"

"SAMPAI KAPAN!!!" teriaknya menggema dalam ruangannya.

Dia berdiri dari kursinya berjalan menghampiri Dares yang tengah berdiri di dalam ruangannya.

"Sampai kapan Res.... sampai kapan aku harus berakting seperti ini. Sudah terlalu banyak kebohongan yang aku mainkan dalam kisah hidup ku, kenapa kalian datang hanya untuk membuat kebohongan dalam cerita hidup seseorang. Kenapa... kenapa...."

Seketika airmata Jocelyne keluar dan membasahi pipi gadis itu, membuat Dares tidak tega dan menghampiri gadis itu lalu memeluknya.

"Jelaskan kepada ku.... jelaskan, sampai kapan aku harus berbohong. Aku bahkan harus menjauhi orang yang ku cintai. Bagaimana jika Luka tahu pada akhirnya, siapa yang akan di salahkan dalam kisah ini... siapa....jelas itu aku dan hanya aku" lanjutnya dengan isak tangis dalam pelukan Dares.

Luka yang sudah bersusah payah mengikuti Bik Airin dan Sekretaris Ahn yang berjalannya cukup cepat tersebut akhirnya berhasil dia ikuti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luka yang sudah bersusah payah mengikuti Bik Airin dan Sekretaris Ahn yang berjalannya cukup cepat tersebut akhirnya berhasil dia ikuti.

Dengan napas yang ngos-ngosan dia berhenti di depan ruang VIP. Dia melihat ruangan tersebut, ini adalah ruang inap untuk seseorang yang sakit lalu kenapa Bik Airin dan Sekretaris Ahn masuk kedalam ruangan ini. Siapa sebenarnya yang sakit pikirnya.

Entah kenapa perasaannya tidak enak saat ini, dia sangat ragu untuk membuka pintu yang ada di hadapannya ini takut jika nanti hanya kabar buruk yang dia dapatkan.

Dengan perasaan yang ragu Luka mengulurkan tangannya ke depan untuk memegang knop pintu tersebut. Dia mulai menarik napasnya dalam-dalam dia meyakinkan hatinya jika tidak akan ada apa-apa yang dia lihat nanti, dengan berat hati dia memutar knoppintu tersebut.

Ckelek....

Ckelek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang