CHAPTER 20

276 21 0
                                    


Malam ini Senja sedang meringkuk di kasurnya, tubuhnya yang bergetar sedari tadi bahkan wajahnya pun terlihat sangat pucat. Bik Airin yang melihatnya sudah menangis dari tadi, dia tidak tega melihat Senja yang sedang menahan semuanya saat ini.

"Non... bibik panggilkan tuan Luka ya" ucap Bik Airin

Sedangkan Senja dia hanya menggeleng menjawab ucapan Bik Airin tadi.

Sedari tadi Bik Airin sudah menyarankan untuk memanggil Luka agar dia di bawa ke rumah sakit, namun Senja selalu menolaknya. Mereka saat ini hanya berdua saja di rumah, Pak Ahn...? Entah lah dia di mana saat ini membuat Bik Airin bingung harus melakukan apa.

'Ambilkan botol di dalam laci ku Bik' ucap Senja susah payah.

Dengan segera Bik Airin mengambilnya, dia memberikan botol itu kepada Senja dan juga memberikan air putih yang sudah di bawanya sedari tadi.

'Aku ingin tidur'

Senja membaringkan kembali tubuhnya di atas tempat tidur, Bik Airin dia mulai menarik selimut untuk menutupi tubuh Senja.

"Tidur yang nyenyak Nona, jangan buat bibik khawatir" ucap Bik Airin mengelus pucuk kepalanya Senja.

Gadis itu sudah memejamkan matanya, dia terlihat damai bahkan masih terlihat cantik dengan wajah pucat itu.

Pagi ini entah ada angin apa Luka ingin sarapan di rumahnya Sekretaris Ahn, Sekretaris Ahn yang tidak pernah sarapan di rumah terpaksa sarapan mengingat atasannya ada di rumahnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini entah ada angin apa Luka ingin sarapan di rumahnya Sekretaris Ahn, Sekretaris Ahn yang tidak pernah sarapan di rumah terpaksa sarapan mengingat atasannya ada di rumahnya saat ini.

Sedangkan Bik Airin dia senang menyambut kehadiran Luka, dia yakin jika Senja juga akan senang melihatnya.

"Bik Senja di mana?" tanya Luka.

Sedari tadi dia sampai dia belum bertemu dengan Senja, karena memang tujuannya untuk sarapan di sini hanya untuk melihat Senja. Entah kenapa gadis itu seperti nikotin membuat Luka selalu ketagihan untuk melihatnya.

Tidak lama kemudian pintu kamar yang tidak jauh dari dapur pun terbuka memperlihatkan seorang gadis dengan baju tidurnya yang sudah menjadi ciri khas gadis itu sejak Luka melihatnya pertama kali.

Namun ada yang aneh, wajah gadis itu terlihat pucat di tambah juga jalannya yang lesu tidak seperti biasanya.

"Senja... kau tidak apa-apa kan?" tanya-nya menghampiri Senja.

Mendengar itu membuat Senja terkejut, kenapa Luka ada di rumahnya di tambah lagi Ayahnya yang sudah duduk di meja makan tidak biasanya.

'Kenapa kau di sini?' tanya Senja.

"Hem... apa kau tidak suka aku di sini?" tanya Luka balik.

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang