Jocelyne saat ini tengah menikmati makan siangnya bersama dengan rekan dokter lainnya. Mereka tengah asik-asik mengobrol terhenti seketika karena keributan yang terjadi di rumah sakit tersebut membuat Jocelyne dan yang lainnya sempat menoleh. Perawat yang berada di kantin rumah sakit tiba-tiba berlarian keluar entah apa yang sedang terjadi.
“Apa ada yang gawat?” tanya Jocelyne kepada rekan dokternya.
“Entah lah, aku juga tidak tahu”
Kemudian salah satu rekan Jocelyne menahan tangan perawat yang hendak berlari keluar.
“Ada apa, kenapa kalian sedari tadi berlarian keluar?”
“Oh... itu dokter, katanya rumah sakit kedatangan tamu”
“Tamu.... apakah dia tamu penting?” sahut Jocelyne
“Aku tidak tahu Dok... tetapi katanya dia sangat tampan” jawab perawat itu dengan mata yang berbinar.
Lalu rekan Jocelyne itu melepaskan tangan perawat tersebut membuat perawat itu kembali berlari keluar dari kantin itu.
“Kau penasaran, ayok kita lihat” sahut salah satu rekan Jocelyne.
Kemudian Jocelyne dan juga rekan dokter yang lain mengikuti arah langkah perawat yang tengah berlarian tersebut. Mereka semua berlarian seakan sedang terjadi gempa bumi.
Dari luar pintu kantin terdengar suara perawat-perawat wanita yang tengah mengagumi seorang tamu yang datang ke rumah sakit ini. Jocelyne yang penasaran, berjalan mendekat untuk melihat siapa sebenarnya orang yang sudah membuat keriwehan seperti ini.
“Astaga.... haha konyol mereka semua meneriaki bahkan berlarian untuk melihat bocah itu wah....” ucap salah satu rekan Jocelyne.
“Jocelyne....” panggil pamannya Jocelyne membuat Jocelyne mendekat.
Dari sinilah Jocelyne bisa jelas melihat siapa pria ini, tidak terkejut bagi Jocelyne karena memang dia mengenali pria yang sedang ada di hadapannya ini. Pria ini adalah adik tingkatnya selama kuliah di Sydney waktu itu.
“Hai Cel, kau masih ingat dengan ku?” sapa pria itu
“Hai... tentu saja aku ingat, siapa yang tidak tahu dengan mu El” jawab Jocelyne dengan senyuman ramahnya.
“kalian ternyata saling mengenal, baiklah Jocelyne ajak dia melihat-lihat rumah sakit ini”
“Baik paman”
Kemudian Jocelyne mengajak pria yang di panggilnya El tersebut untuk menjauh dari sekitaran kantin karena sudah ramai membuat Jocelyne malas melihatnya.
“Kenapa bisa kau di sini?” tanya Jocelyne membuka omongan
“Aku sudah menyelesaikan study ku di Sydney”
Tidak heran memang mendengarnya karena memang Jocelyne tahu jika adik tingkatnya ini terkenal sangat pintar bahkan di usianya yang 16 tahun dia sudah bisa berkuliah di salah satu universitas ternama di Sydney dan mengambil jurusan kedokteran.
Pria ini memang sangat terkenal di kalangan kampusnya karena kemampuannya yang bisa berkuliah di usia seperti itu bahkan tamat dengan cepat di usianya 19 tahun pikir Jocelyne.
“Heheh memang benar rumor itu kau ternyata sepintar itu El”
“Apa kau akan bekerja di rumah sakit ku?” tanya Jocelyne
“Hem... entahlah tetapi katanya aku harus memulainya dari sini” jawab El
“Baiklah.... selamat menikmati hari-hari mu di sini El”
“Haruskah kita melakukan kerjasama yang baik?”
“Sounds good” jawab Jocelyne dengan senyuman khasnya.
Tidak berubah pikir El, kakak tingkatnya ini tetap saja seramah dulu bahkan tidak pernah dia melihat kesombongan dari Jocelyne walaupun dia tahu kemampuan kakak tingkatnya ini dalam hal mengetahui penyakit.
El Martin Biru ⇨ (Dokter Muda)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story About Senja| The End ✔ |
Romance~ Aku sang Senja dan dia lah sang Luka ~ Hal yang paling berat dalam mencintai adalah mengikhlaskan. . . . Penasaran??? Kepoin cerita nya langsung!