CHAPTER 11

331 25 0
                                    

Pagi ini sengaja Luka bangun pagi hari dan segera membuka tirai kamarnya, matanya melihat kearah halaman belakang rumah Pak Ahn namun sayang apa yang di carinya pagi ini tidak ada, mungkin Senja belum bangun pikirnya.

Iya Senja, belakangan ini Luka akan bangun pagi hanya untuk melihat gadis itu duduk di halaman belakang menggunakan pakaian tidurnya dan melukis, sejak kejadian tabrakan itu membuat Luka terbiasa melihat gadis itu dari jendela kamarnya yang tepat menghadap kearah halaman belakang rumah tersebut.

Tetapi pagi ini dia tidak melihat Senja di sana melainkan pak Ahn yang tengah menyirami bunga-bunga di sana.

“Luka… Where are you?”

Teriakan seorang wanita di bawah sana membuat Luka menghela napas malas dia tahu suara teriakan siapa itu. Siapa lagi kalo bukan Jocelyne gadis itu, entah lah... seperti tidak memiliki pekerjaan lain saja pagi-pagi sudah datang ke rumahnya.

“Wahhh… ternyata kau sudah bangun” tanya Jocelyne membuka kamar Luka.

Dia mulai masuk kedalam kamar Luka melihat itu yang sedang berdiri di dekat jendela kamarnya.

“Apa kau tak memiliki kerjaan?” tanya Luka dingin.

“Heyy c’mon dude kenapa kau memasang wajah asam mu itu pagi-pagi, aku bukan karyawan mu” ucap Jocelyne tak kala sinis juga.

“Sebaiknya kau mandi, aku sudah membawakan sarapan untuk mu”

Setelah mengatakan hal itu gadis itu pergi menjauh dari sana

“Huh” Luka menghela napasnya.

Entahlah terbuat dari apa temannya itu sehingga masih saja bertahan dengan sikap dingin bahkan keras kepalanya Luka.

Inilah alasan kenapa Luka belum bisa memutuskan pernikahannya dia tidak ingin menyakiti Jocelyne, bagaimanapun mereka sudah lama berteman walaupun gadis itu sudah terbiasa namun ada saat nya dia juga akan bosan dengan tingkah Luka, tentu saja dia juga memiliki alasan lain kenapa hingga saat ini dia belum menerima perjodohan yang di buat oleh kedua orangtua mereka.

Luka membasuh wajahnya dan segera turun ke bawah menyusul Seulgi.

Senja hanya terbaring lemah di tempat tidurnya, wajahnya pucat dan juga badannya yang panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja hanya terbaring lemah di tempat tidurnya, wajahnya pucat dan juga badannya yang panas. Iya dia demam saat ini sehingga Bik Airin menyuruhnya untuk beristirahat saja didalam kamar.

“Non…sarapan yok, bibik udah masakin bubur buat nona Senja” ucap Bik Airin masuk kedalam kamar Senja.

Senja berusaha membangunkan tubuhnya agar menyandar dan duduk di kasurnya.

‘Apa Ayah sudah sarapan?’ tanya Senja

Lihat lah gadis ini, seberapa sakit pun dia di perlakukan oleh Ayahnya namun Senja masih bersikap biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa dan masih menanyakan apakah Ayahnya itu sudah makan, membuat Bik Airin ingin sekali memarahinya namun apalah daya tubuh gadis itu saat ini tengah lemah.

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang