CHAPTER 15

293 21 0
                                    

Luka malam ini mengantarkan Senja pulang kerumahnya. Selama dia di kantor Luka, Ayahnya mengetahui hal itu. Senja mendapatkan tatapan marah dari Ayahnya dia tahu jika dia sudah melanggar janji yang di buat Ayahnya.

Terimakasih dan hati-hati lah

Tulis Senja saat dia sudah turun dari dalam mobil pria itu, Luka memang menurunkan kaca mobilnya Sedikit membuat Senja bisa menunjukkan tulisannya tersebut.

“Emm, Selamat malam” ucapnya lalu dia menjalankan mobilnya menjauh dari rumah Senja.

Senja bingung padahal ini sudah malam, rumahnya bahkan berada di sebelah rumah Senja namun pria itu tidak pulang kerumahnya melainkan menjalankan mobilnya kearah lain.

***

Sedangkan di dalam rumah, Pak Ahn dia sudah melihat semuanya dari balik jendela rumahnya. Rahangnya mengeras menahan amarah saat ini, Bik Airin yang melihatnya dari jauh berharap jika Senja tidak akan mendapatkan siksaan lagi malam ini.

CKLEKK….

Senja membuka pintu rumahnya, lampu ruang tamu sudah di matikan. Di luar tadi dia juga sudah melihat mobil yang biasa digunakan oleh Ayahnya, berarti Ayahnya sudah pulang dan berada di rumah saat ini. Jantung Senja sedari tadi sudah berdegub kencang, tangannya sudah gemetar pertanda dia takut saat ini.

Dia melangkahkan kakinya pelan masuk, namun tiba-tiba tangannya di Tarik sangat keras bahkan Senja merasakan sakitnya itu.

PLAKK!!!!

Tamparan sangat kuat melayang ke pipinya Senja, membuat Senja memegangi pipinya itu. Lalu lampu ruang tamu hidup dan memperlihatkan sosok Ayahnya yang berdiri di hadapannya dengan tatapan yang sangat marah.

“ANAK KURANG AJAR!!! BERANINYA KAU TIDAK MENDENGAR PERKATAAN KU!!!”

PLAKK!!!!

‘Maafkan Aku Ayah’ ucap Senja yang sudah menangis.

“Aku sudah katakan jangan pernah menginjakkan kaki mu ke kantor, kenapa kau malah kesana” teriak Ayahnya lagi.

Sedangkan Senja dia hanya diam saja, dia tidak mungkin menjawab jika Luka yang menyuruhnya ke sana karena Ayahnya itu tidak akan percaya.

Kemudian rambutnya di Tarik dan di geret oleh Ayahnya, Senja sudah memegangi rambut yang di tarik itu dan sedikit memukul tangan Ayahnya berharap jika Ayahnya melepaskan tarikan tersebut karena itu sangat sakit.

“Tuan Tolong hentikan” ucap Bik Airin yang berusaha melepaskan Senja dari amukan Ayahnya.

“DIAM KAMU, JANGAN IKUT CAMPUR!” teriak Pak Ahn.

Pak Ahn membawa Senja masuk kedalam kamar mandi, dia mengunci pintu kamar mandi tersebut. Membuat Bik Airin yang sudah menangis sedari tadi merasa khawatir. Dia berharap jika Senja tidak apa-apa di asana, Bik Airin terus-terusan mengetok pintu itu dari luar.

“Tuan… ku mohon lepaskan Senja, dia tidak bersalah” ucap Bik Airin sambil menangis.

Sedangkan di dalam sana sudah terdengar suara Air, suara tamparan bahkan pukulan. Bik Airin yakin Senja saat ini tengah di siksa oleh Ayahnya seperti hari-hari biasanya.

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang