Chapter 4

364 21 3
                                    

Sudah beberapa hari ini Luka membolos dari kuliahnya karena memang pada dasarnya dia sangat tidak suka dengan jurusannya itu. Hari ini juga di perusahaan dia tidak memiliki pekerjaan apapun, membuat Luka malas untuk bepergian.

Sebenarnya hari ini Jocelyne mengajaknya untuk pergi tetapi Luka sangat malas untuk bertemu dengan Jocelyne setelah mendengar pernyataan orangtuanya.

Pagi ini dia pergi ke rumahnya pak Ahn, untuk mengatakan jika dia tidak akan peri ke kantor. Sebetulnya Luka bisa saja menghubunginya tetapi ponsel pak Ahn mati yang mengharuskan diri-nya untuk ke sana, lagian juga dia ingin berlari-lari pagi hari ini.

Dia mulai masuk kedalam rumah pak Ahn, dia melihat rumah itu sepi mungkin pak Ahn sedang bersiap-siap. Jadi Luka memutuskan untuk pergi ke halaman belakang yang banyak bunganya.

Dia sebenarnya tidak begitu menyukai tanaman, namun entah kenapa langkah kakinya ingin sekali ke sana dan melihat-melihat keadaan halaman belakang ini.

Luka yang sedang asik-asik melihat tanaman tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya dari belakang membuat Luka menoleh dan terkejut karena melihat sepatunya yang berwarna putih untuk  berolahraga kotor terkena tumpahan cat warna membuat Luka kesal karena ini merupakan sepatu kesayangannya.

“HEII!!!!” teriak Luka.

“APA KAU TIDAK PUNYA MATA!!!”

Sedangkan orang yang menabrak Luka hanya menunduk takut, dia kenal siapa laki-laki yang meneriakinya saat ini.

Mendengar keributan di belakang rumah membuat Bik Airin yang tengah mencuci pakaian meninggalkan cuciannya untuk menuju ke halaman belakang, sedangkan pak Ahn yang baru saja bersiap-siap segera berlari menuju halaman belakang.

Betapa terkejutnya mereka dengan apa yang mereka lihat, pak Ahn yang terkejut melihat atasan nya yang tiba-tiba ada di sana dengan raut marah karena sepatu kesayangannya kotor. Sedangkan Bik Airin dia terkejut melihat pria yang pernah meneriaki mereka juga malam itu dan tiba-tiba ada di sini.

“Senja…” ucap Bik Airin dan pak Ahn bersamaan dengan nada yang berbeda.

Mendengar namanya di panggil membuat Senja menoleh, Luka juga ikutan menoleh kearah sumber suara.

‘Senja… jadi nama gadis ini Senja’ ucap Luka dalam hati.

“Apa yang kau lakukan terhadap tuan Luka!!!” ucap pak Ahn memarahi Senja.

“Tolong maafkan dia Tuan… maafkan anak saya” sambung pak Ahn meminta maaf kepada Luka.

Sedangkan Senja hanya menunduk sambil menggenggam tangan Bik Airin kuat. Dia takut saat ini apalagi melihat Ayahnya marah, takut jika nanti dia di pukuli lagi.

“Anak…?Jadi dia anak mu?” tanya Luka.

“Iya Tuan… dia sudah 1 minggu di sini, saya membawanya dari rumah lama kami” jawab pak Ahn.

Luka memandangi gadis di depannya itu, dia terlihat ketakutan saat ini melihat dari genggamannya yang kuat. Entah kenapa, dia merasa kasihan dengan gadis ini, namun gadis itu tidak pernah mengeluarkan sepatah kalimat pun dari mulutnya.

“Tuan, sepatu anda saya akan menggantikan nya potong saja uang gaji saya” ucap pak Ahn.

“Huh… tidak perlu, pak Ahn saya ke sini hanya ingin mengatakan jika saya tidak akan masuk ke kantor jadi anda yang mengurus tugas kantor hari ini” ucap Luka dan pergi dari sana.

Pak Ahn bingung tidak biasanya atasannya itu bersikap seperti itu, dia sangat hapal atasannya. Pria itu tidak pernah memaafkan apapun yang membuat dia sangat marah apalagi merusak barang kesayangannya tapi saat ini dia bersikap jauh dari itu.

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang