CHAPTER 12

312 26 0
                                    

Sudah 2 hari ini Luka tidak melihat Senja duduk di halaman belakang rumahnya entah kemana gadis itu bahkan dia hanya melihat Bik Airin saja yang mondar mandir menyirami tanaman itu. Biasanya pak Ahn yang akan menyirami bunga-bunga itu tapi sekarang tidak karena Luka mengirim pak Ahn ke London untuk mewakilinya dalam meeting keluarga.

Biasalah Luka malas untuk berkumpul dengan keluarganya karena akan banyak sekali tuntutan yang akan di lontarkan kepadanya.

Dia melihat Bik Airin yang sedang keluar mungkin berbelanja ke Market di sebrang sana pikir Luka, jadi dia memutuskan untuk pergi ke rumah itu dan menemui gadis itu. Luka merasa gelisah apabila dia tidak melihat gadis itu sehari saja.

Luka mengetok pintu rumah ini, tidak ada jawaban jadi Luka memegang knop pintu, ternyata pintunya tidak di kunci oleh Bik Airin.

“Huhh… pintu saja tidak di kunci bagaimana jika ada orang lain masuk” rutuk nya.

Lalu dia mulai masuk kedalam, sepi tidak ada siapa-siapa di ruang tamu, Luka mulai masuk lagi dan melihat seorang gadis dengan pakaian tidurnya tengah berdiri di dapur dengan rambut yang terkuncir satu.
Melihat itu membuat senyumnya mengembang seketika, rasa rindunya terbalas dan seketika hatinya menghangat.

Dia mulai berjalan menghampiri gadis itu, ingin mengagetkannya.

“DUAR !!” Luka mengejutkan Senja dengan menepuk pundak gadis itu.

PRANKKK

Gelas yang ada di tangan Senja jatuh, dan pecahan kaca tersebut mengenai kaki Luka yang mengakibatkan kaki pria itu berdarah. Melihat hal itu Senja panik dan ingin segera mengambil obat namun tangannya di tahan oleh Luka.

“Gak perlu aku gakpapa” ucap Luka.

Senja hanya diam saja tidak mengerti apa yang Luka katakan, sadar akan tatapan bingung Senja membuat Luka melihat kearah telinga gadis itu dan benar saja dia tidak memakai alat bantu pendengarannya. Lalu Luka menunjuk telinga Senja ingin mengasih tahu jika gadis itu tidak memakai alat pendengar.

Senja memegang telinganya dia sadar apa yang maksud oleh Luka lalu dia mulai berjalan kearah kamarnya.

Didalam kamar Senja memakai alat pendengarnya itu, tak lupa juga dia meminum sirup yang ada di kamarnya merasa mendingan Senja keluar dengan membawa kotak obat.

Dia menarik tangan Luka menuju ke bangku ruang tamunya, darah banyak sekali keluar dari jempol pria itu.

“Ini gakpapa kok Senja” ucapnya.

Ini pertama kalinya bagi Senja, dia mendengar pria itu menyebut namanya.

Darahnya banyak, bagaimana kamu bisa bilang ini tidak apa-apa

Tulis Senja.

Lalu dia kembali membersihkan luka pria itu menggunakan alkohol dan memberikan obat merah dan membaluti luka itu dengan perban kecil.

Luka melihat ada perban berbentuk kotak yang menempel di keningnya Senja, membuat tangan Luka terulur ke depan dan mengangkat wajah gadis itu untuk menghadapnya.

“Ini kenapa?” tanya Luka.

Sadar akan tatapan Luka yang melihat kearah luka yang di perban oleh Bik Airin, dengan cepat Senja menjauhkan wajahnya dari tangan pria itu.

‘Bukan apa-apa’ reflek Senja menjawab menggunakan bahasa isyarat.

“Kalo tidak apa-apa, kenapa di perban?” tanya Luka

‘Kau mengerti bahasa isyarat?’ tanya Senja terkejut.

Dia bingung kenapa pria ini bisa menjawab ucapannya yang menggunakan bahasa isyarat padahal setau Senja pria ini tidak mengerti bahasa isyarat.

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang