Siang ini sesudah Luka pulang dari kuliahnya dia segera pergi ke Villa milik keluarganya. Apa lagi jika bukan permintaan ibunya itu yang sedari tadi menanyainya kapan jam kuliahnya berakhir.
Tibalah dia saat ini sudah berada di sebuah Villa besar milik keluarga Bhaskara. Dia mulai masuk menuju keruangan yang sudah ibunya katakan, saat Luka masuk terlihat lah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat anggun dan juga cantik di usianya yang sudah tua. Siapa lagi kalo bukan Nyonya Bhaskara ibunda dari Luka Trinovela Bhaskara bersama dengan seorang gadis yang masih menggunakan jas dokter.
“Momy” sapa Luka dengan memberikan kecupan hangat di pipi milik ibunya itu.
“Huh… ini sudah tanggal berapa dan kalian belum menentukan tanggal pertunangan kalian. Ada apa sebenarnya?” tanya Ibunya Luka.
Sedangkan Luka dan Jocelyne mereka hanya diam saja, tidak tahu ingin menjawab apa. Luka sedari tadi melihat kearah Jocelyne, biasanya gadis ini sangat cerewet tapi kenapa dia jadi pendiam seperti ini pikirnya.
“Celyne… jelaskan kepada Tante apa sebenarnya yang menghambat kalian menentukan tanggal pertunangan”
‘Harus kah aku mengatakan jika anak nya menyukai wanita lain’ ucapnya dalam hati.
“Heii… kenapa kalian diam saja” ucap Ibunya Luka yang geram.
"Mom---”
“2 bulan lagi, kami akan melakukan pertunangan 2 bulan lagi” ucap Jocelyne segera memotong perkataan Luka.
Mendengar hal itu membuat Luka dan ibunya terkejut.
“2 bulan lagi, kenapa apa yang kalian tunggu?”
“Bukankah Luka akan selesai dalam waktu 2 bulan lagi, jadi lebih baik kita menunggu dia menyelesaikan kuliahnya dulu Tante. Aku takut jika pikiran Luka akan terganggu dan menghambat dia untuk tamat” jelas Jocelyne.
“Huh… baiklah 2 bulan lagi, setelah itu tante tidak akan menerima alasan apapun” ucap ibunya Luka setelah itu dia meninggalkan kedua orang itu didalam ruangan tersebut.
Sempat terjadi keheningan sebentar di antara mereka, hingg pada akhirnya Jocelyne beranjak dari duduknya.
“Aku pamit dulu masih banyak pekerjaan di rumah sakit” ucapnya.
Dia mengambil tasnya dari atas meja dan segera melangkah, tetapi belum jauh kakinya melangkah dia merasakan ada tangan yang memegangi tangannya membuat Jocelyne harus menghentikan langkahnya dan menoleh.
“Kenapa tidak kau katakan yang sebenarnya?” tanya Luka.
Jocelyne menatap pria yang tengah memegang erat tangannya itu.
“Apa kau sangat mencintai gadis itu?” tanya Jocelyne balik kepada Luka, bukannya menjawab pertanyaan pria itu.
'Entahlah, melihat mu seperti ini membuat semuanya goyah’ jawab Luka dalam hati.
Luka melepaskan genggaman tangannya dan menatap Jocelyne, di lihatnya mata gadis itu lekat-lekat ada luka yang berusaha Jocleyne tutup di sana.
“Iya, aku mencintainya” ucap Luka.
‘Benarkah... kenapa kau selalu membuat ku bingung?’ sambungnya dalam hati.
Mendengar hal itu membuat perasaan Jocelyne begitu sesak, dia menolehkan wajahnya kearah lain memutuskan kontak mata dengan Luka. Dia tidak ingin pria itu tahu apa yang tengah dia sembunyikan.
“Itulah kenapa aku mengatakan 2 bulan lagi, aku tidak ingin membuat Mama mu kecewa Ka dan kau jadi bahan amukan oleh keluarga mu. Cintai saja terus Senja, aku tidak masalah asalkan kau bisa jelaskan kepada gadis itu agar dia tidak kecewa nantinya”
“Bagaimana bisa seperti ini Cel, ini sangat menyakitkan”
“Sakit… aku tidak akan sakit Ka, aku tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap mu kita hanya sebatas sahabat bukan. Atau kita harus membuat suatu kesepakatan? Seperti nikah kontrak mungkin, yang isinya kita akan menikah dalam jangka waktu yang sudah di tentukan agar kau bisa memiliki Senja seutuhnya”
‘Iya.... kau tidak sakit melain kan aku yang sakit karena sikap mu. Dan baru saja kau mengatakan tidak memiliki rasa apapun kepada ku tetapi kenapa... kenapa tatapan mu mengatakan yang sebaliknya. Bahkan dengan mudah kau mempermainkan sebuah pernikahan’
“Huh… aku tidak punya banyak waktu, pikirkan saja jalan terbaiknya” sambung Jocelyne kembali.
Kemudian Jocelyne melanjutkan langkahnya meninggalkan Luka sendirian di sana. Pria itu hanya diam saja memikirkan apa yang Jocelyne katakan barusan, nikah kontrak pikirnya itu hal yang konyol yang tidak ingin Luka lakukan. Dia akan menikahi 1 wanita dalam hidupnya.
Sedangkan Jocelyne di sepanjang jalan Villa menuju ke parkiran pipinya sudah di basahi oleh air mata. Apa yang dia katakan tadi, dia memang bodoh masih saja mempertahankan pria itu bahkan menawarkannya sebuah pernikahan kontrak yang akhirnya akan menyakiti dia juga.
Namun di sisi lain, ada maksud di balik ucapannya yang akan melakukan pertunangan dengan Luka dalam waktu 2 bulan lagi bukan karena Luka ingin selesai dari kuliahnya melainkan ada alasan tertentu dan hanya dia yang mengetahui hal itu.
“Senja, aku harus bertemu dengan gadis itu berdua saja, iya”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story About Senja| The End ✔ |
Romance~ Aku sang Senja dan dia lah sang Luka ~ Hal yang paling berat dalam mencintai adalah mengikhlaskan. . . . Penasaran??? Kepoin cerita nya langsung!