Chapter 1

968 39 2
                                    

Selamat tinggal kenangan, selamat tinggal Bunda, selamat tinggal Rumah
Dan
Selamat datang kehidupan baru yang akan ku jalani sekarang, semoga kelak aku akan bahagia di sini bersama Ayah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kota Paris

Pukul 17.00 at Bandara Internasional.

Saat ini Senja dan Bik Airin telah sampai di Bandara internasional kota Paris, mereka saat ini tengah menunggu jemputan dari Ayahnya Senja. Bandara sangat ramai saat ini, Ayahnya bilang jika mereka di suruh menunggu karena sebentar lagi Ayahnya akan menjemput.

"Senja apa kamu senang saat ini?" tanya Bik Airin menggunakan bahasa isyarat.

'Emm... aku senang karena akan bertemu Ayah' jawab Senja menggunakan bahasa isyarat.

Di sini Senja menggunakan alat bantu pendengaran karena memang seorang Tuna Wicara tidak hanya bisu mereka juga mengalami gangguan pendengaran itulah mengapa Senja tidak bisa jauh dari alat bantu pendengaran dan juga Bik Airin. Di cerita ini juga banyak menggunakan bahasa isarat.

Mendengar jawaban Senja yang terlihat bahagia namun juga dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Bik Airin tau jika Senja sangat berat meninggalkan rumahnya karena memang banyak memiliki kenangan dan juga makam ibunya berada di sana, namun apa boleh buat di satu sisi Senja juga merindukan Ayahnya yang sudah sangat lama tidak bertemu dan dia juga tidak boleh egois karena memang rumah itu di jual hanya untuk melunasi hutang-hutang Ayahnya.

Tidak lama kemudian datang lah seorang pria tua yang menghampiri Senja dan Bik Airin, di lihat dari sorot matanya Senja yang bersinar seakan bahagia dapat di tebak jika pria itu adalah Ayahnya Senja. Senja segera berdiri bersama dengan Bik Airin, kemudian Senja memeluk Ayahnya itu yang sudah lama tidak dia lihat.

Senja memeluk Ayahnya itu sangat kuat melepaskan rasa rindunya selama 4 tahun ini, air matanya pun seketika menetes keluar. Tidak ada yang berubah dari Ayahnya hanya saja dia terlihat kurus sekarang di bandingkan dulu. Namun sayang, pelukan hangat Senja tidak di balas oleh Ayahnya. Ayahnya hanya diam saja tanpa membalas pelukan itu, bahkan dia melepaskan Senja agar tidak berlama-lama memeluknya.

Senja hanya diam saja dan masih memasang ekspresi senyum bahagia walaupun sebenarnya dia kecewa dan sedih karena Ayahnya tidak berubah dan masih sama saja saat Bundanya pergi.

Mereka saat ini berjalan kearah mobil yang di bawa oleh Ayahnya, entah lah mobil siapa atau mungkin Ayahnya itu sudah membangun usaha baru lagi di sini pikir Senja.

"Masukkan semua barang kalian di bagasi" perintah Ayahnya Senja.

"Baik Tuan" jawab Bik Airin.

Senja juga ikut membantu memasukkan karena kasihan jika Bik Airin saja yang memasukkan barang-barang yang berat itu.

"Kalian duduk di tengah" ucap Ayahnya Senja.

Mereka saat ini sudah masuk di dalam mobil dan segera pergi menuju ke rumah Ayahnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang