Saat ini Jocelyne tengah berada di kediamannya Luka. Ibunya Luka yang mengundangnya untuk makan malam bersama.
Suasana benar-benar canggung di antara Luka dan Jocelyne saat ini membuat kedua orangtua Luka bingung.
"Apa kalian saat ini sedang bertengkar, kenapa diam saja dari tadi" ucap Ibunya Luka memecahkan keheningan di meja makan.
"Tidak tante" jawab Jocelyne dengan senyuman ramahnya.
"Lalu kenapa, kenapa kalian saling diam tidak biasanya" sambung Ayahnya Luka.
"Aku sedang tidak mood" sahut Luka.
Tentu saja Jocelyne tahu alasannya kenapa, jelas karena masalah kemarin.
Dia tahu jika pria itu masih marah saat ini dan membencinya. Apa boleh buat dia sudah memutuskan sesuatu untuk menebus semua kesalahannya dan dia sudah memikirkan ini matang-matang dan sudah membahasnya dengan kedua orang tuanya.
"Oh ya.... 1 minggu lagi kan acara pertunangan kalian apa semuanya sudah siap?" tanya Ibunya Luka.
"Tante... ada yang ingin ku bahas masalah pertunangan ini"
Luka yang sedari tadi diam menikmati makam malamnya menatap kearah Jocelyne yang akan membahas masalah pertunangan mereka.
"Iya ada apa Cel katakan saja"
Jocelyne sempat diam sejenak, ‘Kau bisa Jocelyne, iya kau bisa. Ini yang terbaik’ ucapnya dalam hati.
Dia mulai menarik napasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan lalu menatap orangtuanya Luka.
"Maaf sebelumnya Tante, Om. Masalah ini juga sudah saya bahas dengan kedua orangtua saya dan mereka menerimanya"
Jocelyne mulai menarik napasnya dalam-dalam dan melanjutkan ucapannya.
"Saya pikir pertunangan ini sebaiknya di batalkan saja" ucapnya mantap dan tanpa ragu.
"APA!!!!" pekik kedua orangtua Luka.
Tidak hanya orangtua Luka tetapi juga Luka terkejut dengan ucapan yang di katakan oleh Jocelyne. Bahkan pelayan yang ada di rumah Luka pun terkejut di belakang sana mendengarnya.
"Kenapa? Apa sebenarnya yang terjadi sama kalian. Luka jelaskan ini semua"
Luka menatap Jocelyne dengan raut wajah dinginnya saat ini.
“Tidak ada masalah apapun di antara aku dan Luka, hanya saja aku yang menginginkan pertunangan ini berakhir. Kami pada awalnya hanya bersahabat jadi sulit untuk merubah perasaan sahabat menjadi sebuah cinta jadi aku harap Tante dan juga Om bisa memakluminya. Kalo begitu aku permisi dulu”
Setelah mengatakan hal itu Jocelyne pergi menjauh dari sana.
‘Kau sudah melakukannya dengan baik Cel, ini sudah pas’ ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story About Senja| The End ✔ |
Romance~ Aku sang Senja dan dia lah sang Luka ~ Hal yang paling berat dalam mencintai adalah mengikhlaskan. . . . Penasaran??? Kepoin cerita nya langsung!