CHAPTER 32

191 12 0
                                    

~ FLASHBACK ~

"Hello…. Ayah pulang…. Spada…” ucap seorang pria dengan pakaian kantor yang masih lengkap.

Dia mulai berjalan masuk menerusuri rumah besar nan indah ini yang di tinggali oleh seorang pria, beserta istri dan anaknya di tambah juga seorang wanita yang selalu membantu untuk mengurus rumah ini dan juga anak mereka yang memiliki kelainan.

“Senja… Bunda… kalian di mana?”

Dia masih saja menerusuri rumah ini mulai dari dapur, kamarnya, kamar mandi dan juga kamar anaknya. Namun, dia tidak menemui keberadaan anak dan istrinya tersebut. Bahkan Bik Airin yang selalu membersihkan rumah pun tidak terlihat di dalam rumah ini membuat Ahn merasa khawatir.

‘Kemana mereka semua’ ucapnya dalam hati.

Dia mulai menghubungi istrinya namun hasilnya nihil ponselnya tidak aktif. Hal itu membuat Ahn merasa frustasi pikirannya sudah melayang kemana-kemana. Seluruh sudut rumah sudah dia cek, hanya ada satu tempat yang belum di periksa yaitu halaman belakang rumah. Lalu Ahn menuju ke halaman belakang rumah berharap jika bisa menemukan keberadaan anak dan istrinya.

Setelah sampai di halaman belakang rumah hasilnya sama saja dia masih belum menemukan anak dan istrinya. Sedari tadi Ahn sudah meneriaki nama Senja dan juga istrinya.

Tanpa dia sadari ada dua orang yang tengah berjalan mengendap-ngendap di belakangnya. Mereka berjalan sangat pelan menuju kearah pria yang tengah frustasi tersebut.

“DUAR!!!”

Bukan pria itu yang terkejut melainkan, dua wanita yang berada di hadapannya itu yang terkejut.

“Hahaha…. Kalian ingin mengagetkan Ayah ya” ucap Ahn.

‘Ayah curang, seharusnyakan ayah yang terkejut bukan kami’ ucap anak yang bernama Senja tersebut.

‘Bunda ini tidak asik, rencana kita gagal’

“Sudah, sudah jangan marah. Ayok kita masuk ayah membawakan alat lukis baru untuk mu”

Ada yang aneh memang sedari tadi wanita yang di panggil bunda oleh Senja tersebut hanya diam saja dan merespon dengan senyuman tidak biasanya. Namun baik Senja dan Ahn tidak terlalu memperdulikannya.

“Ya udah… ayok kita masuk, Bunda juga sudah lelah” ucap wanita bernama Monika Violanda tersebut.

Mereka bertiga akhirnya masuk kedalam dengan Ahn yang menggendong anaknya tersebut. Sedangkan Monika menatap sendu kepada suami dan anaknya, dari raut wajahnya dia seperti menahan sesuatu namun dia bisa mengontrol ekpresinya.

Mereka saat ini tengah duduk di ruang tamu,  Airin yang baru pulang dari luar tersenyum melihat kehangatan keluarga Ahn tersebut.

‘Ini sangat bagus Ayah’ ucap Senja bersemangat saat dia sudah membuka kado yang di bawa oleh Ayahnya.

‘Bunda lihat lah ini bagus bukan, aku akan melukis menggunakan ini’

“Apa kau menyukainya?”  Tanya sang Ayah

‘Emmm, aku sangat menyukainya. Terimakasih Ayah’

“Iya… semua untuk putri Ayah yang cantik ini”

“Bunda ke dapur dulu ya mau ambil minuman sama cookies”

Monika kebelakang menuju dapurnya untuk menyiapkan minuman dan juga membawa cookies yang ada di dalam toples untuk putrinya. Dia memang selalu membuat cookies karena memang Senja sangat menyukainya.

Namun entah kenapa rasa sakit yang dia rasakan semakin sakit, seketika dia memegangi dadanya itu dengan sangat kuat. Napasnya pun terasa sangat sesak, membuat dia tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya.

PRANKK…

Suara pecahan kaca yang terjatuh mengagetkan Senja, Ahn dan Airin. Mereka semua segera menuju kearah dapur. Dan betapa terkejutnya mereka dengan apa yang mereka lihat.

“Monika… apa yang terjadi” ucap Ahn menghampiri.

Monika ingin mengatakan sesuatu namun tidak bisa karena napasnya yang semakin sesak membuat dia semakin susah bernapas. Dengan gegas Ahn membawa istrinya menuju ke rumah sakit. Senja yang menyaksikan hal tersebut sudah menangis sedari tadi dalam pelukan Airin, wanita tersebut berusaha menenangkan Senja.

‘Bunda… Bik ada apa dengan Bunda?’

“Hust…. Bunda akan baik-baik saja non”

Dengan gegas juga Senja meminta agar menyusul Bunda dan Ayahnya. Hal tersebut di setujui oleh Airin, mereka memesan taksi guna menyusul Ayahnya Senja yang sudah melaju terlebih dahulu ke rumah sakit.

‘Tuhan lindungi Bunda’ ucapnya dalam hati.

Dia menangis sedari tadi dalam pelukan Airin, dia tidak ingin terjadi apa-apa kepada Bundanya. Entah kenapa firasatnya saat ini tidak enak, membuatnya merasa gelisah. Ini pertama baginya melihat Bundanya seperti itu. Selama ini yang dia tahu Bundanya sehat-sehat saja tidak pernah mengeluh sakit apapun. Membuat Senja merasa bingung kenapa bisa Bundanya seperti itu.

Tibalah mereka saat ini di rumah sakit, Senja mulai berjalan tergesa-gesa menuju ke tempat Ayahnya. Di sana dia melihat Ayahnya yang tengah berdiri dengan keadaan kacau.

‘Ayah… bagaimana keadaan Bunda?’ tanya Senja.

Namun pria itu hanya diam saja, pikirannya sedang kacau saat ini. Dia hanya diam saja mengabaikan orang-orang di sekitarnya. Airin berusaha menenangkan Senja yang sedari tadi menangis dan menanyakan keadaan Bundanya. Airin bingung harus menjawab apa karena diapun tidak tahu keadaan Nyonya Kim saat ini.

‘Tuhan selamatkan Monika ku mohon, kasihanilah Senja anaknya. Dia akan merasa kehilangan’ ucap Airin dalam hati.

‘Tuhan…. Jangan ambil Bunda ku, jika kau mengambilnya maka bawalah aku juga’ ucap Senja dalam hati.

 Jangan ambil Bunda ku, jika kau mengambilnya maka bawalah aku juga’ ucap Senja dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Don't forget to vote and comment)

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang