Chapter 38

207 12 0
                                    

2 Bulan kemudian

Hari ini adalah hari kelulusan Luka dari kuliahnya. Kedua orangtuanya menghadiri acara wisuda anak sematang wayang mereka tersebut. Jocelyne juga menghadiri acara kelulusan Luka, sebenarnya dia tidak terlalu berniat untuk datang mengingat ibunya Luka terus menerus mengirim pesan menanyakan keadaannya di mana. Jadi, Jocelyne memutuskan untuk datang.
Dia melihat Luka dan keluarganya yang tengah berdiri dan sedang berbincang-bincang.

"Congratulation Ka" ucapnya sambil memberikan sebuah bucket bunga kepada Luka.

"Aku pikir kau tidak akan datang"

"Sebenarnya iya, tapi karena ibu mu selalu menghubungi ku jadi aku tidak bisa menghindarinya"

Luka diam saja mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Jocelyne. Entah kenapa gadis itu belakangan ini berubah. Berbeda jauh dengan dirinya yang dulu entah apa yang membuat Jocelyne berubah seperti ini.

"Celyne.... Tante pikir kamu tidak akan datang" ucap ibunya Luka.

"Tentu saja aku akan datang tante" jawab Jocelyne memasang senyuman palsunya.

"Ma, Pa kalian pergi duluan saja. Aku sedang ada perlu dengan Celyne nanti kami akan menyusul"

Sedetik kemudian Luka menarik tangan Jocelyne menjauh dari sana. Membuat gadis itu tak sempat lagi menolak dan bertanya.

Luka membawanya ke belakang gedung tempat dirinya melaksanakan acara wisudanya. Belakang gedung ini memang sepi tidak di datangi oleh banyak orang.

"Kenapa kau mengajak ku ke sini?" tanya Jocelyne penasaran.

Luka yang membelakanginya kini menoleh kearahnya saat ini.

'Apa aku harus menanyakannya?' ucapnya dalam hati.

Jocelyne menatap bingung kearah Luka, pria itu saat ini hanya diam saja memandangnya membuat dia sedikit salah tingkah.

"Ada apa, kenapa kau mengajak ku ke sini?" tanya Jocelyne sekali lagi.

"Apa ada kabar dari Senja?"

Mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Luka membuat Jocelyne diam dan membuang arah pandangnya dari pria itu.

"Hehh... kau mengajak ku ke sini hanya untuk menanyakan keadaan gadis itu. Hello Ka... aku bukan ibunya, dan jelas aku tidak mengetahui itu okey"

"Kau membuang-buang waktu ku" lanjutnya sinis kepada Luka.

Saat Jocelyne ingin membalikkan tubuhnya, tetapi suara milik Luka menghentikan langkahnya untuk menjauh.

"Kau yakin tidak menyembunyikan apa-apa dari ku?"

Seketika Jocelyne diam di tempat, pikirannya melayang mengenai sebuah kejadian yang membuatnya harus seperti ini. Kemudian dia membalikkan tubuhnya menghadap kearah Luka menatap pria itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

Namun, Luka yakin tatapan tersebut adalah tatapan sebuah jawaban tapi entah kenapa dia tidak sepintar itu untuk mengetahui arti tatapan tersebut.

"Sekali saja Ka, ku mohon sekali saja tidak bisakah kau melihat keberadaan ku selama ini untuk mu. Tak bisakah kau menerima keberadaan ku saat ini"

'Aku sudah melihat mu selama ini, aku bahkan sudah menerima keberadaan mu jauh sebelum ini semua terjadi' jawab Luka dalam hati.

Jocelyns menarik napasnya dalam-dalam mengatur semua prasaan yang ada di dalam hatinya. Ini saat nya dia harus angkat bicara pikirnya.

"2 Bulan sudah berlalu kepergian Senja, tapi kau masih saja memikirkan gadis itu. 2 bulan sudah waktu berlalu tanpa kabar gadis itu dan tetap saja kau masih saja mencari dan menanyakan gadis itu. Sungguh! dia gadis yang special dalam hidup mu bahkan aku pun iri dengan keberadaannya. Dengan sekejap gadis itu bisa merubah mu, dengan sekejap gadis itu bisa menarik perhatian mu dan dengan sekejap gadis itu bisa membuat mu terpesona dengannya. Senja memang se istimewa itu bukan?"

"Cel... dengarkan aku...."

"Bahkan aku yang sudah mengenal mu bertahun-tahun, sudah mengerti sikap mu selama bertahun-tahun tak pernah sedikitpun mendapatkan perhatian mu, tak pernah sedikitpun mendapatkan tempat dalam hati mu Ka. Tak bisa kah kau sadar kehadiran ku selama ini. Tak bisakah kau melihat keberadaan ku selama ini. Aku menyukai mu, ahhh... ralat bukan suka melainkan cinta. Cinta yang membuat ku gila hingga aku harus melakukan segalanya hanya untuk mu. Hingga aku harus menahan rasa sakit hanya untuk mu agar kau tidak merasakan sakit tersebut dan sampai aku menolak banyak pria hanya untuk menunggu mu membukakan hati untuk ku..... walaupun sedikit" di akhir kalimat dia memelankan suaranya.

'Aku bahkan tahu semuanya sejak dulu Cel, aku tahu semuanya. Semua kebohongan mu ini yang pernah membuat ku berpikir jika kau tulus. Sampai kapan kau terus berbohong dan membawa perasaan dalam hubungan kita, sampai kapan kau terus membuat ku bingung dengan semua ini. Apa kau pikir aku tidak mencintai mu, bahkan semua ini membuat ku pernah menjadi pria bodoh dulunya karena mu' ucap Luka dalam hati.

Luka benar-benar tidak menjawab perkataan Jocelyne dia hanya diam saja mendengarkan dan berusaha menjawab semunya dalam hati, ini bukan saatnya untuk berdebat tentang masa lalu pikirnya.

"Huhh.... Heheh prasaan memang selucu itu. Entah aku yg memang bucin atau memang aku sebodoh itu karena bucin dengan bodoh hanya berbeda tipis bukan. Kita melakukan apa saja untuk orang yang kita sukai walaupun kita tahu kita tak bisa memilikinya bahkan keberadaan kitapun tidak akan pernah dia tahu"

"Ekhmmm okey lupakan semuanya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang seharusnya aku ungkapkan, dengan begini setidaknya beban ku bisa berkurang. Aku tak butuh balasan apapun dari mu Ka. Tapi, aku hanya ingin memberi tahu mu bukankah cinta butuh perjuangan..., jika menurutmu kau belum berjuang maka berjuanglah"

Setelah mengatakan hal tersebut, Jocelyne pergi meninggalkan pria tersebut yang masih diam mematung disana. Perasaanya sedikit lega saat ini mengingat dia seberani itu mengungkapkan semua perasaanya.

'Aku sudah melakukannya seperti keinginan mu' ucapnya dalam hati.

Apa dia sekejam itu...? Entah lah dia rasa dia tidak sekejam itu hanya karena mengatakan hal tersebut. Mengingat dirinya lah yang menjadi korban dalam kisah ini. Orang lain mungkin akan menilai bahwa Jocelyne merupakan gadis yang bodoh hanya karena cinta dia berjuang sejauh ini. Tapi coba jika kalian di posisinya mungkin kalian akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dia lakukan.

Menolong orang karena memang tugasnya sebagai seorang dokter bahkan dia juga menolong perasaan seseorang yang sudah menyakitinya dari sebuah kata SAKIT.

Apa semuanya sudah benar...? Dia pun tidak tahu, Jocelyne yakin perlahan rasa sakit tersebut juga akan datang sendiri menghampiri Luka jika tiba waktunya.
Dia mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya dan mencari sebuah No untuk di kirimkan sebuah pesan.

Aku sudah melakukan semua yang kau ingin kan.

Dia mengendarai mobilnya menuju ke tempat yang sudah di tentukan oleh keluarga Luka karena memang mereka sedang mengadakan acara makan bersama untuk merayakan hari kelulusan putra mereka.

Jocelyne memang sengaja membawa mobilnya, dia tidak ingin terjebak dengan Luka karena itu akan menyakiti perasaanya jika lama-lama terjebak bersama dengan pria itu. Bahkan selama 2 bulan ini dia sudah berusaha menjauhi Luka karena ada alasan yang entah kapan itu akan terungkap. Dia pun tidak tahu itu, dia hanya mengikuti aliran air yang mengalir membawanya entah kemana nantinya. Apapun itu dia sudah siap menerima semua itu baik dan buruknya dia harus menerimanya karena itulah konsekuensi yang akan dia terima untuk semua perlakuan yang dia lakukan.

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang