El saat ini tengah berjalan ke kantin yang ada di rumah sakit ini, sepanjang jalan dia selalu memberi senyuman kepada perawat wanita yang selintas dengannya.
Saat dia masuk kedalam kantin, matanya menangkap sosok yang dia kenal membuatnya ingin menghampiri orang itu setelah mengambil makanan
“Hei” tegur El sambil menepuk pelan pundak Jocelyne.
“Oh... hai El” jawab Jocelyne
“Kau sendirian?” tanya El dan di balas anggukan oleh Jocelyne
“Baiklah karena kau sendirian aku akan menemani mu”
Dia meletakkan makanan yang dia bawa ke atas meja dan menarik kursi untuk duduk di hadapan Jocelyne yang saat ini tengah menikmati santap siangnya.
“Bagaimana pekerjaan mu?” tanya El
“Ya.... seperti itulah, apa kau tidak lihat mata ku ini”
“Hahaha, sepertinya kau butuh refreshing Dokter cantik” ucapnya menirui suara Adeline anak kecil yang pernah mereka bawa ke taman
“Ya... kau benar kakak tampan” jawab Jocelyne.
Kemudian mereka melanjutkan makan siang mereka. El meletakkan ponselnya di atas meja dekat dengan Jocelyne ponsel itu bergetar dan melihatkan wallpaper yang di gunakan oleh adik tingkatnya itu.
“Wah... apa dia kekasih mu?” tanya Jocelyne
Mendengar itu membuat El mengalihkan pandangannya ke wallpaper ponselnya. Di sana ada foto seorang wanita yang rambutnya di kepang satu menghadap belakang, melihat itu membuat El kembali terbayang sosok yang ada di ponselnya tersebut.
“Menurut mu?” tanya El kembali
“Jelas dia kekasih mu tidak ada seorang pria yang memasang foto perempuan di ponselnya jika bukan itu orang yang dia cintai atau berharga di hidupnya”
“Kau benar, tetapi sayang hubungan kami sedang tidak baik”
Jocelyne hanya diam saja, ada raut sedih di wajah El. Dia tidak ingin mengorek terlalu jauh masalahnya kecuali memang adik tingkatnya ini sendiri yang ingin menceritakannya kepada Jocelyne.
“Jika kalian sedang ada masalah selesaikan jangan saling diam karena itu tidak akan memecahkan masalah. Walaupun menurut mu dia yang salah setidaknya kau harus membuka ucapan terlebih dahulu dan lupakan semua rasa ego mu karena hubungan yang tulus tidak mementingkan egonya melainkan mempertahankan hubungan agar tetap baik-baik saja” ucap Jocelyne sambil tersenyum.
Mendengar nasihat yang di berikan oleh kakak tingkatnya ini membuat El diam. Dia kembali merenungkan apa yang di katakan Jocelyne sambil menatap gadis yang ada di wallpaper ponselnya. Semenjak dia memutuskan untuk kuliah di Sydney saat itu juga hubungan mereka renggang. Mungkin ada benarnya apa yang di katakan Jocelyne mereka saat ini hanya mementingkan ego mereka masing-masing padahal setiap saat El selalu merindukan gadis itu.
‘Apa kau masih marah kepada ku, aku merindukan mu Lan’ ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story About Senja| The End ✔ |
Romance~ Aku sang Senja dan dia lah sang Luka ~ Hal yang paling berat dalam mencintai adalah mengikhlaskan. . . . Penasaran??? Kepoin cerita nya langsung!