CHAPTER 30

232 15 1
                                    

1 minggu sudah Luka berada di Belanda guna mengurus kerjasama bisnisnya di sana, menghadiri acara meeting di sana. Hingga saat ini dia kembali lagi ke Paris. Dia sangat merindukan Senja, gadis itu bahkan jarang sekali membalas pesannya bahkan tidak pernah mengangkat telpon darinya.

Membuat Luka merasa resah takut jika sudah terjadi apa-apa kepada Senja. Dia akan memarahai gadis itu karena sudah mengabaikannya di telpon. Bahkan di sela sibuknya dia masih menyempatkan waktu untuk menghubungi gadis itu.

Malam ini dia berencana ingin main ke rumah Senja, dia bahkan sudah menyiapkan hadiah kecil yang dia beli di Belanda untuk Senja. Setelah makan malam, Luka segera pergi menuju ke rumahnya Senja.

Kebetulan sekali Bik Airin baru pulang entah dari mana, dia segera menghampiri Bik Airin.

“Bibik”

“Astaga… Tuan Luka”

“Luka bik… gak pakek tuan”

“Hahah… iya iya, kapan pulang?”

“Tadi pagi bik, oh ya bibik dari mana?”

“dari Market di depan, beli roti untuk Senja, ayok masuk”

Kemudian mereka masuk kedalam. Luka melihat gadis yang dia rindukan sedang duduk di sofa ruang tamu menonton Tv.
Saat Senja menoleh ke belakang, entah kenapa melihat wajah gadis itu saja hatinya menghangat. Dia tidak bisa memarahi gadis itu. Wajahnya mampu meredam emosinya.

“Senja… aku merindukan mu” ucap Luka menghampiri dan memeluk gadis itu.

Dia merasa senang saat Senja membalas pelukannya itu, seketika lelahnya hilang dan di gantikan kebahagiaan yang di berikan oleh Senja.

“Apa kau tidak merindukan ku?”

‘Aku merindukan mu’ jawab Senja dengan senyum khasnya.

“Ayok kita ke halaman belakang, langit malam sangat indah malam ini”

Mereka saat ini tengah duduk di halaman belakang sambil melihat keindahan langit malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka saat ini tengah duduk di halaman belakang sambil melihat keindahan langit malam.

“Kau tahu Senja, aku ingin sekali marah saat kau mengabaikan ku selama aku di Belanda. Tetapi, saat melihat wajah mu aku tidak bisa marah semuanya hilang begitu saja. Sihir apa yang kamu gunakan sebenarnya?”

Namun Senja, gadis itu hanya tertawa mendengar nya. Dia tidak mengabaikan pria ini tetapi saat Luka berada di Belanda, dia tengah sibuk dengan jocelyne.

Mengingatnya saja membuat Senja merasa sedih, ingin sekali Senja menghilang begitu saja tanpa Luka ketahui hal itu.

‘Jika aku memiliki sihir, apa kau tau akan gunakan untuk apa?’ tanya Senja.

“Apa?”

‘Aku akan menggunakan sihir ku untuk menghapus memori mu tentang ku, agar saat aku pergi kau tidak akan merasakan sakit’

Luka diam dengan apa yang Senja katakan, dia tidak tahu apa maksud gadis ini. lalu seketika Senja tertawa.

‘Lihat lah wajah mu yang bingung itu, kau lucu’ ucapnya sambil tertawa.

“Aishh… kau ini, cepat jelaskan apa maksud ucapan mu tadi”

‘Aku hanya bercanda, sudah tidak perlu di bahas’

Lalu Senja menyenderkan kepalanya di bahu Luka, mereka saat ini diam mendengarkan lantunan lagu yang mewakili perasaan Luka betapa cintanya dia dengan Senja. Di tambah lagi angin yang begitu dingin membuat mereka berdua terbawa suasana.

‘Jika memang sihir itu ada, aku akan melakukannya. Aku tidak ingin kau sakit karena ku, maafkan aku’ ucap Senja dalam hati.

Perlahan air matanya menetes dan dengan segera Senja hapus agar Luka tidak mengetahuinya.

Tanpa mereka sadari, di balik pintu ada seorang pria yang tengah memperhatikan mereka. Pria itu adalah Ahn ayahnya Senja. Dia hanya diam saja melihat kedekatan di antara Luka dan Senja. Sekeras apapun dia melarang Senja untuk menjauhi Luka, namun nyatanya pria itulah yang mendekat kearah Senja.

Melihat Senja dan Luka yang ingin masuk kedalam, membuat Ahn segera menjauh dari sana.

The Story About Senja| The End ✔ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang