Kenangan menolak lupa, bagaimana bahagia pernah merajut dalam indahnya masa.
- Karizka — NEURON II
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Adimas tidak mengerti kenapa kebanyakan orang meminta tolong hal-hal serupa kepadanya. Entah itu kakak-kakaknya, teman-temannya tau bahkan Asyifa. Simple sih, mereka hanya memintanya untuk menjaga anak-anaknya. Apakah ia memiliki tampang baby sitter atau bagaimana?
Mentang-mentang akhir pekan dan ia seorang single yang benar benar single alias tidak memiliki pasangan dalam bentuk sah ataupun sekedar pacar dan sudah pasti menghabiskan akhir pekan dirumah, sekarang ada empat anak anak yang di titip padanya.
Maksud kedatangan Ferdian kemarin ini salah satunya, entah ada kepentingan apa yang membuat mereka menitipkan bocah lima tahun bernama Aurora itu padanya. Bocah itu tidak banyak tingkah sih, tapi aktif sekali berbicara alias cerewet dan juga mudah sekali bergaul -turunan bapaknya sih, sehingga saat di titip pada Dimas dia langsung akrab seolah sering bertemu.
Bocah kedua yang di titip padanya adalah sulung Radhitya, tidak dititipkan sih dia datang sendiri karena ingin diajari banyak hal perihal komputer padanya. Sayangnya dia tidak datang sendiri, dia datang dengan pasukannya yang mana dua bersaudara turunan Rafathan. Si sulung yang bernama Juno itu memang dekat dengan Abyan, sedangkan adiknya entah kenapa ikut juga.
Padahal Dimas berniat tidur seharian sebab penyakitnya yang sedari kemarin masih tidak juga membaik namun ia malas bertandang ke rumah sakit. Tapi rumahnya mendadak ramai dengan bocah bocah yang berceloteh membentuk koloni sendiri sendiri, regu laki laki duduk tepat dibawah sofa dan membicarakan sesuatu yang seru perihal game komputer sedangkan regu ciwi ciwi yang dipimpin Maira adiknya Juno alias bungsu nya bapak Rafathan menyusun lego yang dia bongkar dari kotak mainan milik Fajar.
Dimas hanya leyeh leyeh disofa, mengawasi ke empatnya agar tidak membuat kekacauan. Meski ia percaya kalau Abyan tidak akan mengacau, dia anak yang tenang, Juno juga kelihatannya tidak jauh beda dengannya. Tapi dua peri cilik diujung sana lumayan membuatnya ketar ketir, masalahnya sebelum ia menunjuk box berisi mainan itu tadi keduanya lari kesana kemari bermain yang entah apa juga tidak dia mengerti yang jelas kesana kemari, lari lari dan membuatnya takut kalau mereka akan jatuh hanya karena saling berbenturan.
Ia jadi berpikir apakah karakter mereka tertukar atau bagaimana?
Bel apartemennya berbunyi. Menurunkan kedua kakinya yang bersila disofa ia berniat ingin beranjak dan menghampiri pintu namun,
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON II
RomanceAdimas masih lelaki yang sama, ia tetap seorang lelaki sederhana yang mudah memberikan ketulusan bagi orang orang disekitarnya.. Nyatanya, sepuluh tahun adalah waktu yang lama untuk dijalani, namun bagi Adimas itu hanya seperti kerjapan mata, dia ma...