There are no wrong turnings. Only paths we had not known we were meant to walk.
-Guy Gavriel Kay
...
Abyan memiliki satu tugas dari guru Bimbingan Konseling. Ia ada kegiatan diluar sekolah yang akan diadakan lusa, tapi surat ijin yang harus ditanda tangani oleh wali yang diberikan sejak minggu lalu miliknya terselip dan ia harus mencari-carinya. Setelah hampir putus asa sampai berniat akan meminta ulang, ia hari ini menemukannya disalah satu buku literatur, terselip didalamnya dengan posisi tertekuk sehingga kertas ukuran A4 itu tidak terlihat dari luar, pantas ia tidak juga menemukannya. Apalagi buku itu termasuk yang jarang dibuka, karena memang itu hanya buku yang ia beli dengan asal di toko buku saat awal masuk SMP empat bulan lalu.Kantor ayahnya pindah, jaraknya jadi lebih jauh dari rumah, karenanya ia tidak bisa bersepeda untuk tiba disana seperti dulu, maka hari ini sepulang sekolah ia meminta pada bunda untuk diantar dulu ke kantor ayahnya. Lagipula, ia sudah janjian dengan ayahnya, lelaki itu sedang tidak sibuk.
Adara tiba diparkiran dan langsung parkir ditempat biasa, wanita berkepala tiga itu menengok putranya yang sedang melepas seatbelt.
"Jadi mau beli Iced Chocolate dulu?"
Sang anak menganggukinya, "Bunda duluan aja.."
Adara tersenyum, mengusak sekilas surai putranya yang kini sudah tumbuh menjadi anak lelaki dua belas tahun.
"Ih bunda, jangan! Rusak tahu, nanti jelek.." Sungut bocah lelaki itu.
Adara hanya terkekeh, dasar Radhitya junior!
"Bunda itu mau nitip kalau kamu ke cafetaria!"
Adara mengeluarkan salah satu debit card miliknya dan menyerahkannya pada sang anak.
"Padahal punyaku isinya banyak loh.."
"Lho kan bunda nitip, jadi ini buat bayar punya bunda dong!"
Lalu bibir kecil itu mengerucut imut. Membuat Adara kemudian tertawa gemas.
"Iya iya itu buat beli, kamu mau beli yang lain juga boleh! Tapi inget jangan beli yang dilarang ayah, nanti ayah ngambek.."
Anak dua belasan itu mengangguk ceria
"Bunda beli apa? Matcha latte pasti ah udah tahu.. dadah bunda.."
Yeuu dasar! Untung sayang..
Abyan sudah keluar dari mobil lebih dulu dan dengan langkah ringan berderap kearah cafetaria yang sudah tidak ramai itu. Ya memang jam istirahat kantor sudah lewat makanya sepi.
Anak itu langsung antri didepan kasir. Tak lama ia sampai didepan meja kasir dan langsung disapa oleh pekerjanya saking sudah hafal sekali dengan anak salah satu pimpinan perusahaan yang satu ini. Katanya, iced chocolate disini paling enak makanya suka bolak-balik kesini, bahkan sendirian tanpa ditemani ayah atau bundanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON II
RomanceAdimas masih lelaki yang sama, ia tetap seorang lelaki sederhana yang mudah memberikan ketulusan bagi orang orang disekitarnya.. Nyatanya, sepuluh tahun adalah waktu yang lama untuk dijalani, namun bagi Adimas itu hanya seperti kerjapan mata, dia ma...