One day in a lifetime - Stranger
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jika menjadi kakak membuatnya semakin jauh dari mama, Fajar ingin kembali pada sepuluh tahun lalu dimana sang adik belum pernah terlahir. Selamanya ia hanya ingin menjadi kesayangan Dimas dan Asyifa seorang diri.
Dulu ia senang saat tahu dirumah ia akan memiliki teman bermain. Tapi semenjak ia tumbuh menjadi remaja, ia justru semakin membenci presensi bocah sepuluh tahun yang tingkahnya mengesalkan dan selalu membuat Fajar menjadi kambing hitam atas segala kelakuan nakalnya.
Kenzie Savero Adhiguna, adik tirinya mendadak menjadi masalah paling besar dalam hidupnya. Sampai kadang Fajar berpikir ingin pergi saja kerumah Ayah Naufal, jika tidak ingat disana ia juga memiliki saudara tiri dari istri ayahnya yang sayangnya ia tidak akrab sama sekali dengan keluarga baru sang ayah.
Ia sadar, ia sudah beranjak remaja. Sudah bukan lagi bocah enam tahun yang segalanya harus diurus, dijaga dan diperhatikan. Dia sudah bisa mengurus diri sendiri, ia tidak masalah kalau mama atau papa lebih perhatian kepada adiknya yang super duper hiperaktif dan sangat nakal. Anak itu susah dikendalikan dan liar, suka hilang kalau tidak diperhatikan benar benar. Tapi haruskah semua yang terjadi pada bocah itu salahnya?
"Kakak kan kakaknya, harusnya kakak bisa jaga adek.."
Begitu kalimat mama setiap kali Kenzie terluka karena ulahnya sendiri, atau saat Kenzie tiba tiba menghilang dari rumah tanpa pamit. Ya dia memang kakaknya tapi kalau urusannya jaga menjaga tidakkah seluruh orang dirumah harus saling bahu membahu? Dia juga remaja 17 tahun yang memiliki kesibukan sendiri disekolah, diluar rumah, tidak melulu waktunya ia habiskan untuk menjaga setan kecil turunan papanya.
Ia jadi sempat berpikir jangan jangan masa kecilnya Dimas itu senakal Kenzie, makanya titisannya dua kali lipat lebih liar.
Hal hal seperti itu jadi membuatnya semakin merasa dibeda beda kan dirumah. Ia jadi sadar kalau ia mungkin terlalu berbeda dirumah. Ia mungkin satu satunya yang kemudian tidak bisa membaur dengan keluarganya sendiri.
Fajar semakin merasa asing berada dirumah.
~0~
Hari ini hari libur, mungkin karena memang sedang cuaca buruk. Siang panas dengan udara kering tapi meniupkan angin dingin lalu sorenya berubah mendung dan turun hujan. Kemarin, seharian Fajar beraktifitas disekolah, hari sabtu adalah hari ekstrakulikuler. Fajar sebenarnya sama sekali tidak minat dengan kegiatan kegiatan seperti itu, tapi karena diwajibkan ia hanya mengikuti dengan asal. Ia hanya ikut saja dengan sohibnya dikelas mengikuti ekskul pramuka. Sialnya dia lupa berarti harus mempertaruhkan fisiknya.
Jadi kemarin adalah latihan fisik –seperti biasanya. Sayangnya mungkin badannya sedang manja jadi usai digempur dengan panas dan hujan kemarin hari minggu yang harusnya ia bisa bersantai-santai atau CFD dengan Aurora –anaknya Om Ferdian, ia malah tidak kuat bangun dari kasur. Meriang, demam, pusing dan lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON II
RomanceAdimas masih lelaki yang sama, ia tetap seorang lelaki sederhana yang mudah memberikan ketulusan bagi orang orang disekitarnya.. Nyatanya, sepuluh tahun adalah waktu yang lama untuk dijalani, namun bagi Adimas itu hanya seperti kerjapan mata, dia ma...