13. A Big Hearted Man

606 73 4
                                    

He was charming.
His kindness makes anyone unable to refuse his sincerity.
A man with a million charms of the beauty of his heart that I do not find in anyone else.
Without compelling word.
The beauty of his heart, prove everything that he was a great man.

- Sekar Ajeng_

...

Naufal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naufal

Fajar memekik senang kala melihat mama menjemputnya siang itu, tidak melihat mama sejak pagi mampu membuatnya teramat merindukan wanita itu rupanya.

"Mama!"

Bocah enam tahun itu memeluk erat pinggang mamanya.

"Gimana belajarnya hari ini?" Tanya Asyifa sembari menyugar rambut sang putra yang poninya mulai memanjang dari depan kebelakang.

"Bu guru bikin rumah rumahan ma pake lego, nanti mau juga dirumah.."

Asyifa menuntunnya sembari mendengar anak itu terus mengoceh selama berjalan dari depan kelas sampai ke gerbang. Anak itu begitu semangat menceritakan perihal kegiatannya disekolah dan juga kegiatannya pagi tadi, diantar sekolah dengan Om Dimas menggunakan mobilnya yang keren katanya yang menurut bocah itu jauh lebih keren dari mobil ayah karena kursinya bisa bergerak mundur sendiri. Mungkin maksudnya joknya bisa bergeser otomatis dengan menggunakan tombol.

Saking semangatnya ia tidak menyadari kalau ia dituntun disebuah mobil yang terparkir tak jauh dari gerbang, pikirnya itu mobil jemputan online seperti yang biasa dipesan mama kalau hujan. Tapi rupanya bukan, ia berhenti bergerak. Mematung dan beringsut mendekati tubuh Asyifa dan memeluk pinggang wanita itu dengan erat kala tahu didalam mobil ada sosok yang begitu tidak ingin ditemuinya.

Asyifa tahu gelagat putranya, berusaha membujuk, mendorongnya pelan agar mereka bisa masuk kedalam mobil.

"Gak mau mama.."

"Sayang jangan begitu sama ayah.."

"Gak mau mama! Gak mau sama ayah!"

Fajar kekeh, mendorongnya percuma karena anak itu membelot. Tubuhnya dibuat kaku seolah menancap ketanah sehingga Asyifa tidak bisa menggerakkannya sama sekali.

Memahami keadaan, Naufal yang berdiam diri didalam jok belakang mobilnya berusaha ikut membujuk.

"Sayang maafkan ayah.." Ungkapnya pelan.

Ia menatap sedih punggung si kecil yang membelakanginya dengan posisi memeluk pinggang mamanya. Benar-benar terlihat enggan menatapnya.

"Maaf sayang, ayah kemarin sakit.." Katanya lagi berusaha memberi penjelasan.

"BOHONG!" Sangkal Fajar cepat. Benar-benar menganggap setiap penjelasan yang keluar dari mulut Naufal adalah kebohongan. Ia sudah hidup lama dengan ayah, bertahun tahun lelaki itu lebih sering berbohong daripada menepati janji.

{✔️Complete} NEURON IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang