11. A Part of Mistake

618 69 3
                                    

Stop punishing yourself for being someone with a heart. You cannot protect yourself from suffering. To live is to grieve. You are not protecting yourself by shutting yourself off from the world. You are limiting yourself.

-Leigh Bardugo

...

"Bilang apa sama Om Dimas?" Ucap Asyifa yang tiba didepan apartemen Dimas sore itu usai mereka berjalan-jalan di sebuah taman bermain bersama Fajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bilang apa sama Om Dimas?" Ucap Asyifa yang tiba didepan apartemen Dimas sore itu usai mereka berjalan-jalan di sebuah taman bermain bersama Fajar.

"Makasih Om Dimas, Fajar sayang sama Om Dimas banyaaak sekali.."

Adimas terkekeh geli, kemudian ia berjongkok untuk menyamai tinggi bocah kecil itu.

"Sama-sama sayang.." Ucapnya sebagai balasan sambil mengusak surai si bocah. Fajar terkekeh geli, ia senang mendapat usakan seperti itu dari Adimas.

"Fajar pulang duluan ya, mama mau ngomong sebentar sama om.."

Bocah itu mengangguk lalu menerima key card sebagai akses masuk tanpa password. Fajar sudah tahu caranya, Asyifa sudah mengajarinya.

"Mau ngomong apa?" Tanya Dimas to the point.

Asyifa menatapnya sejenak, "Makasih Dimas, aku nggak tahu hari ini akan jadi kayak gimana tanpa ada kamu.."

"Kamu udah kebanyakan bilang makasih, aku sampe kenyang.."

Asyifa tersenyum tipis, "Ada yang ingin aku bicarakan, perihal ayahnya Fajar.."

Adimas tidak bereaksi dia hanya mengerjap. Ada jeda yang cukup lama yang Asyifa ambil untuk sekedar menarik napas dan mengumpulkan keberanian.

"Aku sama Mas Naufal pisah tiga tahun lalu tapi kita resmi cerai dua tahun lalu, Fajar dulu tinggal sama ayahnya sampai beberapa bulan lalu, itulah kenapa Fajar selalu kesepian tinggal disini, tapi dia selalu ceria setiap membahas kamu, aku serius berterimakasih Dimas. Juga, aku minta maaf.."

Setelahnya Asyifa menunduk. "Fajar dan kamu semakin dekat jadi aku rasa aku harus berkata hal seperti ini. Kamu berhak membenci aku, kamu berhak bersikap tidak baik padaku, kamu nggak perlu pura pura baik cuma buat Fajar. Aku tahu kamu pandai berpura-pura, tapi tolong terima permohonan maafku.."

Adimas membuang napas kasar. "Atas dasar apa kamu meminta maaf?"

Wanita itu kembali mendongak, menatap raut wajah Adimas yang nampak datar.

"Aku wanita jahat yang menyakiti kamu tapi kamu bersikap sangat baik pada anakku, aku cuma-"

"Sudah Asyifa. Aku nggak benci kamu, aku cuma sedikit jujur pada diriku sendiri. Aku cuma sedih melihat kamu, kenapa kamu bercerai? Aku menginginkan kamu bahagia, tapi kenapa? Cuma itu yang aku sesali, jika aku ada rasa benci yang aku benci adalah Asyifa sepuluh tahun silam, wanita yang dengan sok tegar mengatakan jika pilihannya akan benar.."

{✔️Complete} NEURON IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang