It is better to be hated for what you are than to be loved for what you are not.
-Andre Gide
...
Menyesuaikan diri hidup di Jogja setelah sepuluh tahun meninggalkan kota itu ternyata cukup sulit bagi seorang Adimas. Bukan saja tentang kemarin dan pertemuan tidak disengajanya dengan dua orang yang turut andil menabur benih luka dalam hatinya, tapi juga tentang beberapa hal umum yang sukses membuatnya ingin sekali mengumpat sejak pagi.
Harusnya dia ingat cara terbaik mendapatkan mobilitas lancar di Negara +62 adalah dengan memiliki kendaraan pribadi.
Beruntungnya dia sama sekali tidak terlambat, meski dengan menahan rasa mual karena bau pewangi ruangan di mobil online yang dipesannya. Sebaiknya ia meminta Dian menjemputnya nanti, daripada mendapatkan mobil online yang tidak nyaman lagi.
Tiba didepan sebuah ruangan yang sudah ditunjukkan oleh seorang karyawan, disana berjajar sekitar lima orang yang nampaknya juga mengantri untuk melakukan interview. Dan diantara kelimanya semua laki-laki, kalau dilihat sepintas dari penampilan mereka semuanya nampak berpengalaman. Yah memang lowongan ini bukan sekedar jabatan biasa, entah kenapa Harta Gumilang Sanjaya Inc, memilih mencari karyawan baru untuk sebuah jabatan yang cukup tinggi dibandingkan menaikkan salah satu karyawan lama untuk mengisi. Biasanya alasannya beragam, salah satunya karena beberapa karyawan yang sudah ada tidak memenuhi kriteria yang di inginkan para atasan atau memang mereka sedang kekurangan tenaga berpengalaman.
Sepertinya, alasan pertama menjadi yang paling mungkin, jaman sekarang sekali membuka lowongan calon pelamar akan langsung membludak dengan berbagai spesifikasi yang mumpuni, jadi sepertinya sedikit tidak mungkin perusahaan yang untuk saat ini masih dibawah pimpinan ayahnya ini sampai kekurangan tenaga berpengalaman.
"Mau interview juga? Telat lima menit mas.." Komentar salah seorang dari kelima kandidat yang sudah lebih dulu duduk disana.
Well, Dimas tahu itu. Ini gara gara konspirasi antara ia yang berkali-kali membatalkan pesanan karena driver yang datangnya lelet dan juga padatnya jalanan yang sangat sangat berada diluar kendali pikiran Dimas sebelumnya.
Semenjak kalimat bernada agak menyindir itu keluar dari salah satu yang ada diruangan itu keempat lainnya yang awalnya fokus pada gadget masing-masing menarik pandangan kearahnya. Ada tatapan yang terlihat meremehkan tatkala memandang tampilan Dimas.
"Iya, jalannya macet mas.."
Agak ragu ia mengakiri kalimatnya dengan panggilan 'mas' juga karena yang berujar nampak berumur meski tidak terlalu tua juga. Well mungkin dia lupa kalau dirinya juga cukup berumur disini.
Kekehan sinis didengarnya kemudian dari satu orang yang sama, kemudian yang lain juga nampak berpikiran sama dengan lelaki yang dianggap Dimas lebih tua darinya ini, nampak dari reaksi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON II
عاطفيةAdimas masih lelaki yang sama, ia tetap seorang lelaki sederhana yang mudah memberikan ketulusan bagi orang orang disekitarnya.. Nyatanya, sepuluh tahun adalah waktu yang lama untuk dijalani, namun bagi Adimas itu hanya seperti kerjapan mata, dia ma...