27. Just a little wish

611 72 19
                                    

You know you're in love when you can't fall asleep because reality is finally better than your dreams

-Dr. Seuss

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Awalnya Dimas tidak mengira kalau yang dimaksud sang ayah dengan kericuhan yang akan dibuat bundanya itu berakibat pada hari harinya yang tidak tenang karena terus diberondongi pertanyaan yang berujung pada hal tujuan sama.

"Dimas kapan Asyifa sama Fajar diajak main ke Solo?"

"Dim, kapan dilamar Asyifanya?"

"Dim, bunda bawa apa ya kalau lamaran?"

"Dimas, bunda boleh main lagi ya kangen Fajar.."

Bundanya ngebet ingin anaknya cepat nikah. Begitu intinya.

Maklum sih, ia tahu bunda menahan diri untuk tidak bertanya dulu, sebelum melihat Fajar tentu saja. Karena setelah melihat Fajar, perempuan yang hampir enam puluh tahun itu jadi rewel. Lebih sering menelponnya hanya bertujuan untuk menyanyainya hal yang sama.

Bunda... bunda.. jangankan nikah, dia saja belum ada persiapan apa apa buat ngomong hati ke hati sama Asyifa.

Ada keraguan dalam dirinya ketika ia hendak menanyai Asyifa perihal perasaan. Ia bukannya kurang percaya diri atau takut ditolak karena perasaan Asyifa sebenarnya tidak sulit ditebak. Ia hanya takut Asyifa belum siap karena perceraiannya dengan Naufal belum lama terjadi, baru juga sah secara hukum setahunan lebih. Ia takutnya Asyifa masih ada semacam trauma pasca perceraian atau semacamnya.

Padahal sebenarnya, mungkin bagi Asyifa hal seperti itu tidak ada, jika dia dilamar oleh orang yang tepat untuk hatinya.

====

Asyifa tidak pernah menyangka kalau Fajar pada akhirnya sebegitunya tergantung dengan sosok Dimas dalam hidupnya. Sore tadi mereka berbincang seperti biasa, sembari Asyifa mengkoreksi tugas murid muridnya dan Fajar dengan tangan menggenggam lego.

Ceritanya tadi disekolah Fajar mendapat teman baru, namanya Hegas. Dia pindahan dari Bandung katanya. Kata Fajar, anak itu baik, riang dan juga mudah bergaul. Mereka punya banyak kesamaan, mereka sama sama sangat suka menyusun lego. Mereka sama sama suka minum susu rasa pisang –yang belakangan jadi kesukaan Fajar gara gara Dimas. Juga biscuit regal dan sereal cokelat yang direndam dalam susu putih. Kartun kesukaannya juga sama, intinya klop sekali dan sangat sangat cocok.

Nah yang aneh lagi mereka punya satu kesamaan unik. Kata Fajar, anak itu ayah dan ibu kandungnya juga bercerai. Sedikit menggertak hati Asyifa tatkala menyadari anak anak sekecil mereka sudah bisa membahas tentang perceraian. Kata Fajar, Hegas juga berpisah dengan ayah dan tinggal dengan ibunya. Tapi setahun kemudian ia dikenalkan dengan papa baru.

{✔️Complete} NEURON IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang