Sesepi apapun hati, kata cinta selalu memberontak merdu menuai sang penguasa kasih untuk terpanggil dalam sadar dan ketidak sadaran
-NEURON II
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semua berawal dari pertemuannya dengan Ferdian yang tidak disengaja didalam lift, lalu tak berselang lama saat ia baru akan berganti dengan pakaian rumah, bel apartemen Asyifa dibunyikan berulang tanpa jeda, dan menemukan pelakunya adalah lelaki yang tanpa sengaja ia temui didalam lift beberapa saat lalu."Hai aduh maaf ya, boleh minta tolong?"
Asyifa mengernyitkan kening, kentara sekali pada wajah dihadapannya lelaki itu sedang dirundung panik.
"Ya gimana?"
"Kamu ada baskom gak? Boleh pinjem?"
"Baskom? Buat apa?"
"Sumpah ya dirumah cowok gak ada gitu gituan aku bingung mau kompres pake wadah apa.."
Asyifa semakin bingun karena dalam paniknya Ferdian malah berbicara berbelit-belit.
"Ya aku ada baskom, buat apa Dian?"
"Eh itu jadi, Dimas tadi pas gue tinggal masih gak papa tapi sekarang demam tinggi banget masa.."
Seketika itu pikiran Asyifa jadi ikut panik,
"Ehh? Sebentar.."
Dia kembali masuk ke apartemen, mencari baskom ukuran sedang dilaci penyimpanan, dua lembar handuk kecil dan menarik Fajar begitu saja tanpa penjelasan, anak itu untungnya tidak protes.
"Sayang, nonton TV ya, mama mau liat om Dimas.."
Meski mengerjap tidak mengerti Fajar yang duduk disofa ruang tengah Dimas itu mengangguk saja, masih lanjut memakan biskuit ditangan lalu mencari chanel kesukaannya dengan remote control. Fajar sudah hafal dimana letak chanel kesukaannya di televisi berlangganan milik Dimas.
Asyifa segera mengisi baskomnya dengan air hangat sebelum membawanya masuk kedalam kamar yang dihuni Dimas, Ferdian sudah disana dan sedang menerima telepon yang entah siapa melalui ponsel Adimas. Asyifa berdiri kaku diambang pintu, menatap seseorang yang meringkuk diatas tempat tidur. Ragu, ia mendekat, Dian menggeser tubuh saat melihatnya mendekat. Sebelum mengompres ia lebih dulu mengecek seberapa panas suhu tubuhnya. Ia sedikit terkejut kala demamnya cukup tinggi.
"Yan tinggi banget ini, gak dibawa ke dokter aja?"
"Tinggi banget mbak, mau dibawa kedokter dianya setengah sadar.."
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON II
RomanceAdimas masih lelaki yang sama, ia tetap seorang lelaki sederhana yang mudah memberikan ketulusan bagi orang orang disekitarnya.. Nyatanya, sepuluh tahun adalah waktu yang lama untuk dijalani, namun bagi Adimas itu hanya seperti kerjapan mata, dia ma...