7. Meets the new fact (2)

588 74 2
                                    

Everyone lives with a love that has come to an end
It’s not that I still have feelings for you
I know we can’t work out
But why does it feel like I’m having indigestion?
As if my insides will explode, cries come up my throat, making me throw up

-BTS — Let me now

...

Cantika, gadis sembilan belas tahun itu tak mampu menyembunyikan perasaan lega dalam relung hatinya semenjak Fajar, anak enam tahun yang sejak sore berkunjung ke apartemen Dimas itu memutuskan untuk tetap tinggal dan bermain lebih lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cantika, gadis sembilan belas tahun itu tak mampu menyembunyikan perasaan lega dalam relung hatinya semenjak Fajar, anak enam tahun yang sejak sore berkunjung ke apartemen Dimas itu memutuskan untuk tetap tinggal dan bermain lebih lama.

Mungkin, bagi sebagian orang mereka tidak akan mengerti bagaimana perubahan seorang Adimas. Tapi bagi Cantika yang meski sepuluh tahun silam ia hanyalah anak anak tapi dia tahu benar ada sesuatu yang hancur dari dalam diri seorang Adimas. Pamannya kala itu hanya seperti seonggok barang rapuh yang kesulitan untuk bangkit dari keterpurukan. Bukan hanya persoalan cinta, bukan hanya persoalan mental, ia tahu benar bahkan melihat sendiri sebanyak apa pil yang harus ditelan lelaki itu untuk mempertahankan diri dari seluruh rasa sakit dalam tubuhnya.

Dia hancur, kehilangan jati diri, nyaris merasa insecure ketika dokter sempat memvonis sesuatu yang cukup untuk meruntuhkan masa depannya. Beruntung, masih ada yang namanya keajaiban, pertolongan Tuhan, semua itu nyata. Ketika seluruh dokter ortopedi dan spesialis saraf dalam negeri menyerah, Giandra Dhanurendra memberikan uluran tangan. Pengobatan hampir satu tahun penuh di negeri Paman Sam akhirnya membuahkan hasil yang melebihi prediksi para ahli kesehatan, mematahkan vonis awalnya yang mengatakan ada kemungkinan Dimas harus menghabiskan sisa usia hanya berada di kursi roda.

Rencana Tuhan memang manusia tidak akan pernah tahu bukan? Segala hal yang terasa tidak akan pernah terjadi pun, akan terjadi atas kuasa-Nya.

Sejak saat Dimas meninggalkan Negara kelahirannya, lelaki itu belum pernah kembali. Ada berbagai macam alasan, yang sebenarnya terlihat dibuat-buat. Entahlah, Cantika tidak mengerti. Namun seiring dia tumbuh semakin dewasa, ia lambat laun mengerti tentang itu. Kisah dibalik kenapa pamannya saat itu terbaring diranjang pesakitan tanpa bisa apa apa. Sejak saat itu pula, Cantika kehilangan sosok pamannya yang dulu selalu nampak periang, selalu membawakan hadiah manis, mengajaknya keliling timezone sampai puas, membeli apapun yang dia mau, karena setelah itu Adimas berubah. Hanya saja perubahan itu tak nampak pada sebagian besar orang yang baru mengenalnya.

Tapi keluarganya, Cantika sendiri, dan sahabat dekatnya semua tahu. Adimas hanya memasang topeng bahagia.

Hari ini adalah hari kesekian setelah Cantika bertemu pandang dengan Adimas lagi setelah sekian tahun hanya saling sapa melalui sambungan seluler, sejak hari pertama melihat pamannya beberapa hari lalu ada saat saat dimana lelaki itu terbuka kedoknya, terlihat bahagia tanpa pura pura, pertama saat ia bertemu Akila dan kedua adalah hari ini, ketika lelaki itu selonjoran disofa memangku Fajar dan keduanya bermain permainan anak-anak dengan IPad milik Dimas sebagai objek. Cantika menyibukkan diri dengan Macbook, pura pura mengerjakan tugas padahal dia diam diam merekam dengan kedua matanya bagaimana bahagianya dua manusia disudut sana, seperti asik sendiri lupa jika disana ada Cantika.

{✔️Complete} NEURON IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang