One day in a lifetime - Please.. Wake Up
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Aku dimarahin papa karena udah bolos lima hari, aku harus pulang sekarang.."
Aurora terdiam setelah mengatakannya, hanya suara mesin elektrokardiograf yang memekik mengisi ruang. Tidak ada yang menjawab racauannya.
Fajar masih terus bertahan, sebab dokter berkata beberapa fungsi dalam otaknya yang terkena dampak dari benturan -yang sebelumnya tidak mau bekerja normal kemarin sudah mulai ada perkembangan bagus. Selang yang sebelumnya terpasang dibagian rongga kepala dan berfungsi mengeluarkan cairan berlebihan akibat benturan juga telah dilepas.
Meski begitu kabar buruknya, Fajar masih koma.
Masih belum ada respon dari pupil dan korneanya. Masih sangat perlu untuk berada didalam intensive care unit, hari itu minggu saat Aurora datang dan ia sudah di Semarang enam hari, selama itu Fajar koma. Dan ia mulai diminta kembali ke sekolah karena sang wali kelas mulai menghubungi orangtuanya.
"Pengen pindah sekolah disini tapi ya gila sih gimana caranya kalau lagi pertengahan semester. Masih mau ujian pula. Sebab aku bukan anak sultan.." Ucapnya, agak menyindir sosok yang terbaring dihadapannya.
Beberapa bulan lalu, padahal semester ganjil belum berakhir tapi Fajar pindah sekolah seenak pantat dan melakukannya tanpa pamit. Sudah begitu dihubungi susah lagi, ia baru menjawa telepon Aurora setelah hampir dua minggu di Semarang.
Jahat!
Sudah begitu sekarang malah seenaknya tidur tidak mau bangun bangun kayak pangeran tidur. Mau mewek aja Aurora tuh rasanya.
Sakit.
Patah hati dia.
"Jar.. Aurora kangen.. pengen dipeluk sama mentari paginya.." Ucapnya.
Rautnya kembali sendu, matanya berkaca kaca.
Gadis itu melepas gelangnya yang sebetulnya hadiah ulang tahun dari Fajar tahun lalu, ia memakaikan gelang tali warna merah berbandul matahari itu pada Fajar. Dulu kata Fajar, aurora terbentuk sebagai akibat dari interaksi medan magnet bumi dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari, jadi kalau tidak ada matahari aurora tidak ada. Itu filosofinya ketika Aurora bertanya mengapa bandul yang diberikan padanya adalah matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON II
RomanceAdimas masih lelaki yang sama, ia tetap seorang lelaki sederhana yang mudah memberikan ketulusan bagi orang orang disekitarnya.. Nyatanya, sepuluh tahun adalah waktu yang lama untuk dijalani, namun bagi Adimas itu hanya seperti kerjapan mata, dia ma...