Aku akan terus melakukan hal yang
salah yaitu mencintaimu lagi, lagi dan lagi***
"Athala, ini dari seseorang," ujar siswi menyodorkan surat.
Athala menatap siswi itu berlalu, gadis ini menoleh kebelakang, kanan dan kiri memastikan tidak ada orang disekitarnya.
Dengan perlahan ia membuka surat tersebut.
Ke taman sekarang.
Athala meremas kertas itu di gengangmannya, jujur Athala sedikit takut, surat ini tak jelas dikirim oleh siapa, dan akhir-akhir ini ia mendapati sebuah teror yang ia sendiri tak tahu siapa pengirimnya.
"DORRR!" Sontak Athala terjengit langsung mengusap dadanya berkali-kali.
"Ngapain, sih Thal ngelamun disini? Bahaya tau gak!" seru Nara.
Terlihat wajah muram Athala.
"Kenapa, Thal? Lo ada masalah apa?" tanya Kyla yang peka akan ekspresi Athala.
Gadis ini menggeleng, kemudian kakinya melangkah yang diikuti mereka bertiga.
Athala tersenyum kepada penjaga perpustakaan, ia duduk di kursi biasanya ia tempati disusul Kyla dkk.
Athala menghela nafas cukup panjang.
"Kalau lo ada masalah cerita sama kita, kita bakal dengerin kok, dan pastinya ada selalu buat lo," ucap Kyla pengertian.
"Gak papa, kok," jawab Athala.
"Lo bohong!" ujar Kyla kemudian berdecak.
Nara memegang pergelangan tangan Lala.
"Kalau, lo ngeraguin kepercayaan gue sama Lala gak papa kok, ini pantes kok buat gue, kalau lo mau cerita sama Kyla biar kita—,"
Athala dengan cepat menarik tangan kiri Nara yang sudah beranjak dan hendak melangkah pergi.
Nara menatap tangannya yang dipegang Athala, Lala yang melihat itu kembali duduk.
"Gak papa, Thal! Gak usah dipaksa, gue ngerti kok," ucap Nara kembali dengan menarik tangan Lala berdiri kembali.
"Nara, gue butuh kalian, kalian sahabat gue, sampai kapanpun, kalian sahabat terbaik gue," ujar Athala menatap Nara dan Lala lekat.
Nara dengan ragu duduk kembali disusul Lala.
"Selama ini gue emang pribadi yang keras kepala, dan selalu mau menang sendiri, gue minta maaf, Thal." Nara memegang tangan Athala dengan mata berkaca-kaca.
"Gue udah maafin kok, gue bisa ngertiin kok," ujar Athala dengan tersenyum lebar.
"Udah ya drama melownya, sekarang lo ada masalah apa?" potong Kyla.
Athala mengambil sesuatu benda di tasnya. Tadi pagi, Athala kembali mendapati sebuah teror foto dengan tulisan dibaliknya.
Perlahan dengan sedikit ragu, Athala menaruh selembar foto ukuran 4×8 itu dimeja hadapan mereka.
"So sweet!" Komentar Lala ketika melihat foto Athala dan Alvonda dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Athala [PROSES REVISI]
RomanceTentang semesta yang selalu penuh kejutan. Tentang ego dan hati yang selalu beradu. Tentang sebuah pertemuan kembali yang dialami seorang gadis penyuka hujan bersama masalalu yang diartikannya sebagai arsip! Masih disimpan tapi tidak untuk dibukanya...