65

178 15 11
                                    

Saya tidak ingin jatuh terlalu dalam padamu, karena tak ingin menahan rasa sakit sendirian nantinya, lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?

****

Athala menatap Alvando yang berada di depannya, entah rasa apa yang kini ia rasakan. Anehnya, Senyumannya itu tidak pernah luntur jika dengan pria itu.

Apa rasa cinta itu ada karena terbiasa bersama? Apa ia nyaman?

Iya Athala merasakan nyaman.

Mungkin ia telah menaruh hati bukan lagi kepada Alvonda tapi Alvando.

"Athala!" Teriak lantang Lala yang tak jauh darinya.

Mereka berdua yang dari tadi sedang bertatapan ditaman yang mana dulu pernah dikunjungi, menatap seorang gadis berlari kearah mereka, tak lain adalah Lala.

"Gue udah bilang berkali-kali kan?!" gertak Lala lantang.

"Lala, kok lo marah, ada—"

"Jangan pernah deketin dia lagi!" sela Lala cepat kembali.

Athala menatap Alvando kemudian kembali menatap Lala.

"Tenang dulu, lo—"

"LALA!" suara lantang dari Nara yang tiba-tiba muncul bersama Kyla juga Eve.

"Kenapa sih, lo!" seru Nara menarik pundak Lala kasar untuk bertatapan dengannya.

"Lo bilang kenapa?!" sahut Lala tak kalah lantang.

Athala mengusap wajahnya kasar.

"Kyla gue tanya sama lo, lo itu sahabat Athala, lo tega Athala digituin?!" seru Lala menggoyangkan bahu Kyla.

"Jawab Kyla!" lanjutnya.

"GUE GAK BISA!" sahut Kyla tak kalah lantang.

Athala menatap mereka satu-persatu dari mereka. Malam ini sesuai janji ia telah siap akan pergi dengan Alvando.

"Kenapa lo mau pergi sama dia?!" ujar Lala menatap Athala.

"Kenapa?" tanya Athala lirih. Karena ia benar-benar tidak mengerti.

"Gue akan gagalin rencana lo!" seru Lala beralih kepada Alvando.

"Rencana apa?" tanya Alvando juga tak mengerti.

"Gue tau, lo cinta sama Athala kan?!"

Athala menoleh menatap Alvando.

"Gue bilang berkali-kali, lo jangan lagi deketin dia! Lo bakalan—"

"Nyesel, apanya yang membuat gue nyesel, lo bicara?" sela Athala jengah.

"Athala dengerin gue, kalau lo bahagia lanjutkan semua itu," ujar Nara.

"Lo diem!" seru Lala menunjuk Nara.

Lala yang selama ini jarang marah, ia jarang beradu mulut, tapi kali ini tak akan pernah bisa untuk diam untuk hal ini.

"Athala, harus dengerin gue, lo boleh lakuin apapun-"

"KARENA ALVANDO ITU TUNANGAN EVE!" Lala kembali menyela ucapan Nara dengan nafas yang memburu.

DEG!

Lala tak mau menyimpan hal ini lebih lama lagi.

"Ha?" beo Athala menatap Lala nanar.

"Dia tunangan Eve!" ujar Lala lantang dengan berkaca-kaca.

Kyla memejamkan kedua matanya, ia tak tega menatap Athala.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang