53

204 18 14
                                    

Tandai typo ya!

Kebijaksaan yang sebenarnya adalah ketika kau tahu bahwa kau bukan apa-apa.

***

Athala mengambil sebuah kertas didepan pintu kamarnya yang tak sengaja ia injak.

Jantungnya berdetak sangat cepat, siapa yang telah menaruh sebuah foto ini disini, sebuah foto dirinya dan Alvonda dulu.

Deg!

Athala memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing, ketika membalikkan selembar foto tersebut.

Kamu akan mati!

"Non?"

Athala terkesiap, dengan cepat ia menyembunyikan foto itu dibalik tubuhnya.

"Kenapa? Masih sakit?" Athala menggelengkan kepala dengan tersenyum.

Inah menghela nafas pelan, ia tahu Athala, dan ia juga tahu ada sesuatu yang disembunyikan.

"Bibi ada apa kesini?" tanya Athala sedikit gelisah dari gerakannya.

"Non kok keringetan gini sih? Ada apa Non?" tanya Inah lain dari pertanyaan Athala.

"Eh iya tadi, itu ... Athala nguras kamar mandi!" jawabnya asal.

Inah melihat gelagat Athala yang gelisah, Inah tak memaksa, ia yakin suatu hari nanti Athala juga bakalan cerita. Jawaban Athala aja ngasal, padahal Inah yang selalu nguras kamar mandi miliknya.

"Sarapan, Non?" Gadis ini menggeleng pelan.

"Bibi siapin bekal aja, nanti Athala turun dengan segera," jawabnya kemudian memasuki kamarnya dengan berjalan mundur, agar Inah tak mengetahui apa yang ada dibelakang tubuhnya.

Rasanya ia tak mampu untuk melihat foto itu kembali, apalagi tulisan dibaliknya.

"ATHALA!" Suara lantang Nara dan Kyla menggema.

Dengan cepat ia menyelipkan foto itu didalam lemari diantara baju-baju yang tertata rapi sebelum mereka memasuki kamarnya.

Kali ini memakai mobil Nara, ia kedapatan duduk di depan sebelah Nara yang mengemudikan mobilnya.

Athala hanya terdiam, menghiraukan teman-temannya yang bergurau, itu juga yang dilakukan Eve, gadis berambut pirang ini juga sering terdiam akhir-akhir ini.

"Kita udah lama gak ke cafe langganan kita kan?" ujar Nara.

"Athala sering," sahut Lala yang pernah mendapati Athala beberapa kali sendirian di cafe langganan mereka.

"Oh ya?"

"Thal?" lanjut Nara menatap Athala yang melamun.

"Athala?" panggil Kyla juga.

"Ha? Apa?" jawab Athala setelah disenggol Nara.

"Aduh! Masih aja lo suka ngelamun, gila!" ujar Kyla.

"Lagi mikirin apa sih, Thal? Berat banget kayaknya, cerita sama kita?" timpal Nara pula.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang