30

264 24 0
                                    

Terkadang kecewa datangnya dari orang terdekat yang kita sayang

***

"Gue yakin, lo banyak yang deketin! Lo gak mau karena lo masih cinta kan sama dia!" seru Eve kepada Athala.

Saat kedatangan Ravel dan lainnya Eve memilih mengejar Athala.

"Lo gak bisa ngelak lagi, Thal! Lo nangis buat dia! Dia pacar gue! Gue sayang sama dia! Dia milik gue yang gak akan jadi milik lo kembali." ucap Eve sedikit parau.

"Kenapa lo selalu rebut kebahagiaan gue, dari Mama lo yang rebut orang yang dicintai Mama gue! Dari lo sendiri yang rebut orang yang gue cintai!"

Athala menatap Eve lekat.

"Lo masih cinta kan sama dia!"

"JAWAB ATHALA!" ucap lantang Eve di loby rumah sakit.

"Lo kebiasaan cuma diem gak pernah bisa—"

"IYA, GUE MASIH CINTA SAMA DIA! GUE MASIH SAYANG SAMA DIA!" seru Athala berdiri menatap Eve yang mematung seketika.

Ia mengusap air matanya dan meninggalkan Eve yang masih termenung.

Athala sedang berjalan di trotoar. Ia menuju sebuah jembatan besar yang pernah ia kunjungi dengan Alvonda beberapa waktu lalu.

Semilir angin membuat rambut lurusnya berterbangan. Dia masih setia berada dilamunan indahnya.

Athala memeluk dirinya sendiri, ia menatap hamparan laut luas, kemudian mendongak.

Menatap sebuah bulan, bulang yang sedang berbentuk sempurna. Athala takut akan kegelapan, tapi jika melihat gemerlap bintang dan bulan ia yakin bulan sempurna akan menerangi malam itu sendiri.

Athala merasakan sebuah mobil berhenti, ia hanya bergeming enggan untuk melihat siapa orangnya.

Terdengar langkah kaki mendekat kearahnya, Athala menoleh.

Menatap seseorang dari atas sampai bawah. Yang berpenampilan khas orang luar negeri pada umumnya.

"Apa." ucap lirih Athala kemudian berbalik menatap laut kembali.

"New York adalah sebuah tempat dimana aku dan—"

"Saya gak mau denger," sela Athala cepat.

Jeane lebih mendekat kearah Athala. "Aku tahu, kamu cari jawaban soal New York kan?"

Athala menatap Jeane. "Jangan sok tahu," ketus Athala.

"Saya tahu Athala! Kamu masih cinta sama dia, kamu gak ingin dia pergi kan!" ucap Jeane menggebu.

"Buang ego kamu! Ikutin kata hati kamu! Baca surat itu!" lanjut Jeane.

Athala menghadap Jeane.

"Kamu! Jangan terlalu ngikutin kata hati! Karena hati adalah awal dan akhir dari segalanya!" seru Athala sambil menunjuk Jeane.

"SAYA NYESEL CINTAI DIA DENGAN TULUS! KARENA YANG SAYA PUNYA CUMA KETULUSAN!" ucap lantang Athala.

"Saya lebih baik menyesal pernah melakukan itu daripada menyesal tidak pernah melakukan itu sama sekali!" lanjutnya.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang