39

215 16 4
                                    

Jangan pusing-pusing cari jawaban karena itu tugasnya waktu.

***

Gadis ini menatap punggung Eve yang baru saja menyenggol bahunya dan berjalan mendahuluinya.

Malam ini, sesuai janji Doni mereka akan pergi untuk menemui temannya dulu. Tanpa menatap, tanpa harus mengucapkan percakapan, mereka lihai bermain drama seolah sudah baik-baik saja. Athala yang fokus menatap kaca mobil ketika mobil berjalan, dan Eve yang langsung sibuk dengan ponselnya.

Athala mendengar suara gemuruh bersautan, gadis ini termenung, apa hujan akan datang? Untuk apa hujan datang, jika hujan datang tandanya ia akan bersedih, apalagi Tuhan.

Athala berada di belakang sendiri memasuki sebuah tempat makan yang mewah. Eve menggerutu yang Athala bisa dengar ketika mendapatkan tempat duduk yang berhadapan dengan Athala.

Ia sengaja menonaktifkan ponselnya dari kemarin, Athala hanya tak ingin siapapun mengganggu nya, ia hanya ingin hidup tenang. Tenang kayak air.

Tapi pada kenyataannya setenang-tenangnya air selalu ada saja yang membuat air itu bergerak meskipun dengan benda kecil pun air akan tetap berpengaruh.

"Assalamu'alaikum!" Suara lantang sosok pria seusia Doni disusul istrinya membuyarkan lamunan Athala

"Jadi, kenalin ini Om Roby dan ini istrinya Tante Meisya," terang Doni.

"Perkenalkan ini Shera istri saya dan ini Athala dan Eve anak saya." Eve terseyum kecut mendengarnya.

"Loh bukannya kamu nikah sama Citra?"

Deg.

Shera langsung memalingkan wajah dan mencoba tersenyum.

"Tidak ... ini istri saya," jawab Doni sembari tersenyum bangga.

Shera ikut tersenyum.

Athala menyodorkan tangannya sopan, "Athala."

"Cantik banget kamu," puji Meisya yang membuat Eve menatapnya sinis.

Berbeda dengan Athala yang dengan sopan menyalami mereka, Eve masih fokus dengan ponselnya seolah tidak ada mereka.

"Eve," panggil Doni.

"Oh iya, halo Tante, Om. Kenalin saya Eve," riang Eve.

"Ini juga cantik," ujar Meisya ramah.

Ada beberapa waitress yang telah menyiapkan makan. "Kita akan bahas setelah makan," ujar Roby.

"Anak kamu mana?" tanya Doni disela-sela makan.

Meisya dan Roby duduk di dihadapan Doni dan Shera dan mereka juga bersanding dengan Athala. Ada dua kursi yang masih tersisa dipojok sebelah Eve dan  Athala.

"Maaf Ma, Pa lama." Athala masih melamun dengan memainkan sendok dan garpu di piring makanannya.

"Lah ini anak saya."

Eve mendongak dan seketika menjatuhkan ponsel miliknya.

Athala terkejut dengan suara ponsel yang terjatuh.

Eve seketika berdiri tanpa mengambil dan memikirkan ponselnya yang terjatuh. Sekian detik mata mereka bertemu kemudian Eve mengalihkan pandangan nya kearah lain.

"Kenal?" tanya Doni.

Athala menoleh.

Deg.

Bagai terjatuh dari ketinggian, bagai merasakan tertimpa beribu-ribu meteor. Bagai tertimpa pohon besar rasanya.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang